enam : saran

3.1K 525 62
                                    





"Rose, kandungan lo masih muda."

Rose mendongak cepat menatap Bambam yang tiba-tiba membuka suaranya dengan nada yang cukup serius.

Bambam tampak sedikit bingung dengan apa yang akan dia katakan pada Rose. Tapi dia terus bersikap seperti biasanya.

Salah satu tangannya dia gunakan untuk menyangga dagunya dan menatap Rose dengan lekat.

"Usia kandungan lo baru 2 bulan kan?"

Rose mengangguk jujur mendengar lanjutan dari pertanyaan Bambam.

Dan Rose bisa merasakan pembicaraan Bambam semakin lama semakin serius untuk di dengar. Bahkan ekspresi wajah laki-laki itu sangat jauh dari kata 'bercanda'

"Mau gue antar ngga?"

"Kemana?" Sahut Rose cepat, setelah sedari tadi bungkam. Ya, Memang sedari tadi Rose hanya mengangguk mengiyakan tanpa membuka suaranya sedikitpun.

Rose dapat melihat Bambam menghela nafasnya berat, menatap ke arah lain dan berakhir mengusap wajahnya frustasi.

Ada apa dengan laki-laki itu?

"Aborsi."

Rose membeku mendengar kata yang diucapkan Bambam itu.

Dan sedetik kemudian Rose dibuat terkejut oleh kedatangan seseorang yang tanpa permisi mengangkat kerah baju Bambam dengan kasar.

"MENDING LO PULANG DEH, NGGA PERLU KE RUMAH ROSE LAGI! BRENGSEK LO."

Mark, entah sejak kapan laki-laki itu ada bersama dengan Rose dan Bambam di dapur. Mungkinkah dia menguping semuanya?

"Lo nga-ngapain sih Mark?" Bambam terdengar terbata-bata menanggapi Mark yang tiba-tiba membentaknya itu.

Jujur saja, saat ini Bambam takut untuk menatap Mark.

"GUE DENGER SEMUANYA, LO BENER-BENER BRENGSEK!" Mark kembali membentak Bambam.

Dari tatapan tajam seorang Mark Tuan, dapat dilihat dengan jelas laki-laki itu bersiap-siap memukul apapun yang ada di hadapannya.

Bambam terkekeh pelan, kemudian dia memberanikan diri menatap sinis Mark yang tepat berada dihadapannya kini.

"Aborsi itu ya?" Singkat Bambam seraya menepis kasar tangan Mark yang ada di kerah bajunya.

"Kalo dipikir-pikir Rose masih 2 bulan, dan dia belum dapat undangan pemberitahuan Drop Out dari kampus. Jadi ayo hapus rumor yang lagi rame di kampus, buat semua orang malu karena ternyata Rose ngga hamil." Sambung Bambam.



Rose mendengar dan menyimak apa yang dijelaskan Bambam itu. Entah kenapa sesuatu mendorong dirinya untuk menangis hebat sekarang.

Dan sekarang Rose menunduk lemah, memperhatikan perutnya yang membesar karena adanya nyawa disana.

Saran yang membuat Rose berpikir dua kali lagi. Dan apa Bambam memberi saran yang cukup gila itu karena kasihan? Mungkin

Dunia memang kejam, dan sekarang Rose tertarik dengan pembicaraan Bambam tadi. Tapi tetap saja kebingungan selalu melanda dirinya.

"BRENGSEK!"

Rose terkejut, dia mendongak dan melihat Bambam yang sudah tersungkur ke lantai dengan darah yang perlahan-lahan mulai keluar dari pinggiran bibirnya.

Mark memukul Bambam hingga terjatuh.

Terlalu lemah dan penakut, Rose tidak bisa menghentikan tontonan yang ada dihadapannya kini.

Bitter Sweet ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang