📖🖊 ♧ 13. My New Friend ♧

505 80 61
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

____________________
__________________________

"Aku sebelumnya memang belum pernah mengenalmu, tapi bolehkah kita berdua berteman?"






*****

"Gua masuk, La!"

Terlihat Rai membuka pintu ruang rumah sakit yang dari semalam diinapi Ayla. Bajunya tampak lebih casual hari ini, kaos putih dengan beberapa gambar animasi bunga berwarna biru terang di depan, celana pendek, sendal dan dia membawa tas punggung. Tak lupa jam tangan berwarna putih lain berbentuk berbeda dari jam tangan sport hitam yang dipakainya kemarin. Rambutnya juga lebih acak-acakan.

"Masuk aja, Rai." Ayla memasukkan barang-barang ke tas dan membukus baju kotor kemarin yang sudah dipakai dalam kantong plastik.

"Hari ini gua anter daftar ulang ke sekolah, sama nyari tempat tinggal buat lo." Rai langsung naik dan duduk bersila di tempat tidur rumah sakit sambil menopang dagunya, memperhatikan Ayla yang mengemas barang-barang.

"Okay, siyap! Makasih ya, Rai." Ayla tersenyum kepadanya dan mengangkat tas punggung.

"Kan makasih lagi, gak perlu kali. Udah gua bilang, temen itu gak perlu sungkan-sungkan sama banyak ngucapin makasih. Sini gua bantuin angkat koper lo, taruh mobil gua!" Rai menarik paksa koper Ayla.

"Hah? Bawa mobil?" Ayla agak sedikit penasaran mendengar ucapannya barusan.

"Yo'i, mobil bokap sih. Gua yang nyetir cuy!" Dia memasang wajah cool-nya dengan senyum terkeren yang Rai punya.

"Tunggu! Tunggu! Anak di bawah umur mana boleh nyetir mobil, kayaknya Indonesia sama Istanbul aturannya gak beda jauh deh." Ayla pun protes karena tidak yakin dengan perbuatan Rai itu.

"Yaaelah, santuy! Gua ada SIM kok, tapi bukan SIM gua sih, hehehhe." Rai menggaruk-garuk rambutnya.

"SIM sopir bokap gua. Mamang Herman udah gua suruh mampir dulu, nego alus. Jadi SIM-nya gua bawa. Boleh, boleh aja, Aylaaa. Gua udah bisa nyetir tau, elu cukup percaya aja sama gua." Dia mengacungkan jempol penuh kepercayaan diri.

"Ilegal tau. Sumpah, Rai!" Ayla menepuk jidat.

"Yuk aahh, banyak cincong!" Dia menarik tangan Ayla. Mereka berdua menyelesaikan administrasi dan formalitas rumah sakit.

***

"Berangkat cuy! Pasang sabuk pengaman." Dia memakai masker, kacamata hitam, dan topi adidas hitam kemarin.

Ide buruk!

Ini ide buruk!

Gila banget nih orang!

Awas aja kalo ketilang polisi!

(guman Ayla terus dalam hati)

Pikiran buruk itu pun terjadi, seratus meter di depan sana ada seorang Pak Polisi sedang berjaga dan mengawasi lalu lintas. "Rai! Gilak! GILAA! Putar balik! Putar baliiiik!" Ayla panik setengah mati karena ini hari keduanya di Jakarta dan tidak mau buat masalah. Ayla dan Rai masih di bawah umur dan mereka berdua sudah naik mobil. Parahnya, tidak ada satu pun dari mereka yang punya KTP. Pak polisi itu pun menghentikan laju mobil. Ayla ketakutan setengah mati, ini jelas pelanggaran. Rai sangat santai dan memberi kode agar tetap tenang, jangan panik, dan diam saja. Rai membuka kaca pintu mobil.

"Selamat pagi, Pak. Bisa tunjukan surat-surat dan SIM-nya?" Pak polisi itu meminta dengan sangat sopan. Rai menyerahkan kartu SIM, surat-surat, dan KTP dari dalam sebuah dompet yang nampak sudah lusuh nan berumur.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang