📖🖊 ♧ 29. Orang yang Sama ♧

477 51 66
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

_______________________
_____________________________

"Semesta bergerak sesuai pola. Tidak ada yang namanya kebetulan, semua adalah takdir."











*****

Ayla pulang ke apartemen. Berhenti memikirkan siapa lelaki itu, sekarang yang ada dipikiran Ayla hanyalah tentang dompetnya. Kartu ATM, kartu pelajar dan kartu-kartu penting lain ada di sana. Kalau sampai tidak ketemu, dia tidak bisa membayangkan kemungkinan terburuknya.

Kaki Ayla berjalan lemas menuju jalan setapak ke gerbang apartemennya. Dia masih sedih memikirkan dompetnya yang hilang entah di mana. Bola mata Ayla menangkap sesosok orang tinggi berseragam sekolah, Kamal berdiri di depan apartemen. Pipi kanannya sedikit merah.

"Loh? Kak Kamal nungguin aku?" Tanya Ayla saat jarak mereka sudah sekitar satu meter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh? Kak Kamal nungguin aku?" Tanya Ayla saat jarak mereka sudah sekitar satu meter.

"Iya, ini aku nemuin dompetmu gak jauh dari gerbang sekolah." Kamal menyerahkan barang penting yang dari tadi membuat Ayla sedih.

"Alhamdulillah! Ketemu juga ... aku sempet panik dan sedih waktu tau ini hilang." Ayla sangat senang dompetnya ditemukan orang baik. Takdir fortunate kembali memberi pola yang belum juga disadari oleh Ayla, bahkan sampai sekarang. Dompet itu salah satunya.

"Ati-ati, kayaknya jatuh tadi."

"Iya, Kak. Makasih banget! Eh, pipi Kak Kamal kenapa?" Atensi Ayla fokus pada pipi Kamal. Melihat Ayla menatapnya sedekat itu, Kamal jadi harus menutup wajah. Menyembunyikan semburat rona merah yang bisa saja sudah muncul di wajahnya.

"Gara-gara dicubit Geong min Nuna. Dia protes karena aku tidak mengajaknya ikut makan-makan semalam. Aku janji meneraktirnya pergi ke kafe saat akhir pekan, makanya dia mau melepaskan pipiku. Kau ikut tidak? Kita akan pergi ke kafe Seoul di daerah Gurogu yang kemarin?"

"Boleh, Kak." Ayla mengangguk setuju. Dia sangat senang bisa ke sana lagi dan bertemu sahabatnya Naira.

"Kayaknya dia bakal ajak Namjoon Hyung. Kamu harus ikut yah! Oke bye, Manis. Sampe ketemu!" Kamal melambaikan tangan dan pergi.

"Bye, Kak!" Ayla balas melambaikan tangan dan masuk ke dalam apartemennya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang