Hay epribadehh
✔︎jangan lupa vote★︎, komen, share ya!
jangan jadi silent:((☹︎
.
.
Happy Reading♡︎Setelah itu, viera dan kevan langsung menuju ke parkiran dengan tangan yang masih menyatu. Mereka langsing masuk ke mobil kevan dan menuju ke tempat yang ingin kevan tunjukkan kepada viera. Di dalam mobil.
"Vie," panggil Kevan.
"Hem." dehem Viera.
"Vie," panggil Kevan lagi.
"Paan anjir!" kesal Viera.
"Gapapa sih cuman ngetes aja." cengir Kevan.
"Bangsat ya lo." gemas Viera sambil mencubit perut kevan.
"Eh... ini kok ada kotak kotaknya sih?" tanya Viera sok polos sambil menekan nekan perut kevan.
"Ga usah sok polos deh." sarkas Kevan.
"Hehe... peace." cengir Viera.
"Kita mau kemana sih?" bingung Viera.
"Ntar lo tau!" ucap Kevan misterius.
"Awas ya lo kalo macem macem, gue sunat lo pakai golok." ancam Viera.
"Iye iye gue gak mau ngapa ngapain lo yang tepos kek triplek gitu bangga, emang lo berani potong anu gue?" goda Kevan sambil menaik turunkan alisnya.
"Anjir gue kaga tepos, lo kalo liat badan gue tuh BODY GOALS!" ucap Viera sambil menekankan dua kata diakhir kalimat.
"Ah, masa?" goda Kevan lagi.
"Auk lah gelap!" sengit Viera sambil sibuk dengan hpnya.
Saat kevan sedang sibuk menyetir, sedangkan viera sibuk dengan hpnya. Tiba tiba viera menangis sambil sesenggukkan. Dan saat itu pula kevan panik.
"Ehh... vie lo ngapa dah nangis?" panik Kevan.
"Jangan nangis lagi dong, ntar gue bisa di golok sama abang lo." ucap Kevan lagi karena tidak mendapatkan balasan dari Viera.
"Udah ya jangan nangis, sorry kalo gue jailin lo." ucap Kevan sambil menepikan mobilnya.
"Gue gapapa kok, gue nangis gara gara baca cerita di wattpad pas endingnya sedih banget, makanya gue nangis." cengir Viera sambil mengusap air matanya. Jawaban dari viera membuat kevan menganga lebar.
"Taik lo vie, gue kira ngapa!" ngambek Kevan.
"Hehe... maap ya." ucap Viera sambil mencubit pipi kiri kevan.
"Sakit bego." ucap Kevan sambil melepaskan tangan viera.
"Yuk, udah sampai." ajak Kevan dan viera langsung turun dari mobil.
"Kita jalan dulu ya ke tempatnya, soalnya kalo pakai mobil ga bisa?" ucap Kevan.
"Iya gapapa kok, ayok keburu malem!" ajak Viera sambil menarik narik tangan kevan untuk berlari.
"Ehh jangan lari entar ja---" belum selesai kevan mengucapkan, ia mendengar suara jatuh.
Bruk...
"toh." lanjut Kevan.
"Tuh kan dibilangin ngeyel mulu." sarkas Kevan.
"Ssh sakit." ucap Viera.
"Mana yang sakit? sini gue obatin." ucap Kevan.
"Ini." jawab Viera.
"Bentar bersihin pakai air dulu, terus kasih hansaplas.
"Makasih kevan." ucap Viera tulus.
"Sama sama, lo bisa jalan ga?" tanya Kevan.
"Mungkin enggak." jawab Viera.
"Sini, gue gendong." ucap Kevan sambil jongkok dan menepuki punggungnya agar viera naik. Kevan belum siap, eh si viera malah loncat ke punggung kevan. Jika, kevan tidak menjaga keseimbangan maka mereka berdua nyungsep ke depan.
"Pelan pelan ogeb, sakit punggung gue!" kesal Kevan.
"Sorry, ayok jalan." ucap Viera sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher kevan agar tidak terjungkal.
Mereka mirip koala yang sedang menggendong. 5 menit kemudian, mereka sampai ke tempat yang ingin kevan tunjukkan kepada viera. Dan saat itu viera terpesona oleh pemandangannya. Mengapa tidak terpesona? sebab ada rumah pohon sekaligus dengan pemandangan danau yang jernih.
"Huaa bagus buangeet." girang Viera.
"Ayo, naik ke rumah pohon." ajak Kevan dan langsung di angguki oleh viera.
Mereka naik ke rumah pohon dengan melewati pagar pendek yang sederhana. Di depan pagar tersebut terdapat tulisan dan viera membacanya.
"Kepan's ♣." baca Viera.
"Iya, ini rumah pohon gue, ntar gue ceritain kalo udah di atas!" ucap Kevan dan langsung di angguki oleh viera.
Mereka berdua naik ke rumah pohon, yang isinya sangat sederhana namun aesthetic. Mereka menuju ke balkon untuk menikmati sunset dan pemandangan sekitar rumah pohon. Viera langsung turun dari gendongan kevan dan duduk di kursi kayu yang di sediakan di balkon tersebut.
"Dulu gue punya sahabat cewek, dia itu lucu, gampang ngambek, cerewet, cantik, tapi dia adalah cewek yang sangat kuat dengan situasi keadaan. Gue sama dia udah sahabatan dari kecil, tapi pas umur 5 tahun kita terpisah karena ikut orang tua dia ke luar negri. Sebelum gue sama dia terpisah kita membangun rumah pohon ini, sehingga ini adalah kenangan gue sama dia." cerita Kevan sambil sesenggukan.
"Semenjak itu gu-gue sama dia ga pernah ketemu, ga pernah kabar kabaran lewat surat," lanjut Kevan.
"Hey, dengerin mungkin dia memang tidak ada waktu untuk ngabarin lo, tetapi dia selalu bersama lo berada di dalam hati lo. Lo tuh cowok, ga usah nangis, doain biar dia baik baik aja dan sehat." ucap Viera sambil mengelus elus pundak kevan.
"Makasih atas pengertian lo." jawab Kevan.
"Sama sama." balas Viera.
"Kalo boleh tau nama sahabat lo siapa?" tanya Viera.
"Namanya kalo gue panggil piera atau eeley." jawab Kevan. Dan saat kevan menjawab viera kaget karena itu adalah nama panggilan dari sahabat kecilnya.
"E-epan i-ini beneran lo?" gagap Viera. Dan kevan mendengarkan ucapan viera ia kaget karena itu adalah nama panggilan dari sahabat kecilnya.
"B-berarti elo sahabat kecil guee." pekik mereka berdua.
"Kita buktikan kalo lo emang sahabat gue." ucap Kevan.
"Barang yang selalu gue pakai pas sahabatan?" tanya Kevan.
"Kalung dengan gantungan puzzle dan sahabatnya memakai bongkahan puzzle lainnya." ucap Viera sambil menunjukkan kalung bongkahan puzzlenya.
"Coba kita satukan." ucap Kevan dan langsung menyatukan puzzle tersebut. Dannn menyatu.
"Okeh yang pertama finish. Sekarang kita coba tepukan persahabatan kita." ujar Viera dan langsung diangguki oleh kevan. Mereka mencoba tepukan dengan lancar tanpa kesalahan.
"Berarti elo epan gue." tangis Viera.
"Dan lo piera gue yang menghilang." ucap Kevan sambil mendekap tubuh viera ke dada bidangnya.
"Nangis aja sepuas lo," ucap Kevan menenangkan viera.
5 menit mereka berpelukan, lalu viera melepaskan pelukannya dan kevan mengusap air mata viera.
"Hey, ga usah nangis lagi! gue udah ada di samping lo, pie." ucap Kevan.
"Ja-jangan ting-tinggalin g-gue l-lagi." ucap Viera sambil sesenggukan.
"Gue selalu di samping lo dan ada di dalam hati lo, walaupun terpisah jarak pie." ucap Kevan menenangkan viera.
"Dan gue selalu ada di samping lo dan ada di dalam hati lo, walaupun terpisah jarak pan." ucap Viera sambil memeluk kevan.
"Lihat, sunset nya bagus banget dari sini!" heboh Viera.
"Vie," panggil Kevan.
"Hem." gumam Viera.
"Dari dulu kita kan udah sahabatan, semenjak sahabatan gue sadar kalo ada rasa sama lo, tapi rasa kali ini berbeda, sepertinya gue udah suka, sayang, maupun cinta. Lo mau gak jadi pacar gue?" deg degan Kevan.
"Okay, gue juga dari dulu udah kayak lo, tapi kalo misal kita pacaran, terus putus, kan sama aja renggangnya persahabatan kita kev, gue takut kehilangan lo, dan ga mau merusak persahabatan. Bukannya gue ga mau jadi pacar lo ya, tapi gimana ya? bingung gue jelasinnya! mesti lo udah paham sebelum gue jelasin." ucap Viera jujur.
"Gue paham kok, lo ga mau kita pacaran dan ga mau kita punya pacar sendiri sendiri kan? terus ga mau persahabatan kita hancur gara gara kita putus kalo misal pacaran? gitu kan maksud lo?" ucap Kevan.
"Tepat sekali." ujar Viera.
"Hmmm, jadi kita hanya bukan hanya deng, mm memiliki perasaan khusus seperti dulu kan?" tanya Kevan.
"Iya lah, gila apa kalo punya perasaan lain!" canda Viera.
"Oke, sama aja lo milik gue di masa depan dan milik anak anak dari kita." enteng Kevan dan membuat viera blushing.
"Aciee blushing." goda Kevan sambil mencubit pipi viera.
"Abis lo ngomong kek gitu dugong," kesal Viera.
"Hehehehe, baper ye mbak?" ejek Kevan lagi.
"Mending lo dingin aja deh, dari pada kayak gini." saran Viera.
"Oke gue akan dingin ke semua orang kecuali keluarga gue, sahabat lo, sahabat gue, dan sahabat gue tersayang yang ada di sebelah gue!" tegas Kevan.
"Kev lo mau ga janji sama gue?" tanya Viera.
"Demi sahabat gue, gue rela ngelakuin apa pun!" janji Kevan.
"Berarti kalo gue minta lo mati, lo mau gitu?" tertawa Viera.
"Kaga gitu juga ogeb, kalo gue mati lo juga ga bisa ikhlas, kan lo hidup tanpa gue aja masih stres!" kesal Kevan.
"Hehehe tau aja nih sahabat gue." cengir Viera.
"Udah lo mau ngomong apa?" tanya Kevan.
"Gue mau lo janji, tapi bukan sekedar janji melalui mulut, tapi juga dengan hati, dan buktikan janji lo didepan gue! lo harus janji jangan tinggalin gue dalam keadaan apa pun, dan jangan sekali kali nyakitin gue, fisik gue, maupun hati gue. Kalo misal gue difitnah, disakiti, dikhianati, dibohongin, atau apalah lo harus siap jadi senderan gue begitu juga dengan lo! Dan satu lagi jangan pernah kecewakan gue, sakiti gue, dan ninggalin gue!" tegas Viera.
"Gue Kevan Deon Kiyoshi berjanji dari mulut, hati, dan membuktikan untuk sahabat gue! gue ga akan kecewakan lo, sakiti lo, ninggalin lo, atau apalah! dan gue siap jadi senderan lo ketika dunia membenci lo! gue berjanji dan membuktikan demi sahabat kecil gue Viera Keeley Ananda!" tegas Kevan sambil berjanji dengan hatinya.
"Makasih kevan!" ucap Viera tulus.
"Sama sama!" ucap Kevan sambil mengecup pipi kanannya viera begitupun sebaliknya.
"Yuk pulang, udah malam." ajak Viera.
"Ayok, kapan kapan gue ajak kesini lagi." ucap Kevan.
"Gendong gue lagi ya, ya ya." ucap Viera sambil menunjukkan puppy eyes nya.
"Ayo naik." ucap Kevan.
Mereka berdua berjalan keluar dari rumah pohon dan menuju ke tempat dimana mobil kevan terparkir. Selama di perjalanan menuju mobil mereka saling mengejek, canda tawa.
"Kev, ayo masuk." ucap Viera sambil turun dari gendongannya dan menuju ke dalam mobil.
"Iya." ucap Kevan memutari mobil dan menuju ke kursi menyetir.
"Ac nya kecilkan ya van? dingin gue." ucap Viera.
"Iya, kalo lo dingin belakang ada selimut pakai aja." ucap Kevan sambil menjalankan mobilnya menuju ke rumah viera.
Selama perjalanan, viera sudah terlelap di alam mimpinya. 20 menit kemudian, mobil kevan sampai didepan rumah viera dan kevan berusaha untuk membangunkan viera namun, usahanya gagal karena sahabatnya yang satu ini kebo setengah mati.
Yah, kevan menggendongnya ala bridal style sambil menuju ke pintu masuk rumah Viera. Kevan memencet bel rumah viera, tak lama kemudian munculah orang dari penghuni rumah ini.
"Cari siap--- ehh viera tidur ya? bawa ke kamarnya aja kev. Kamarnya yang warna hitam ada namanya viera di pintunya. Ayo masuk." ucap Bunga a.k.a bundanya valeen, viero, viera sambil mempersilahkan dirinya masuk.
"Assalamualaikum bun, iya vieranya tidur tadi di mobil kecapean habis jalan jalan." ucap Kevan sopan.
"Waalaikumsalam ayo bawa dia masuk." ajak Bunda.
"Iya bun, aku permisi dulu." izin Kevan dan diangguki oleh bunda.
Saat kevan masuk, ia langsung dihadiahi tatapan tajam dari duo abangnya.
"Tanyanya nanti aja." ucap Bunda garang.
Saat kevan berjalan ditangga menuju lantai dua, ia mencari kamar viera. Dan ketemu, kamarnya di tengah tengah kamar duo abangnya. Di pintunya terdapat tulisan dan kevan membacanya.
Vie's private room! berani masuk belikan gue novel 50 dulu!✨
Kevan yang membacanya pun hanya geleng geleng. Lalu kevan, masuk dan meletakkan viera di kasur sambil menaikkan selimutnya.
"Good night princess." ucap Kevan sambil mengecup puncak kepala viera.
Setelah itu, kevan menutup pintu kamar viera dan berpamitan kepada keluarga viera.
"Bun, yah, len, ro gue pamit dulu ya, udah malem udah dicariin sama mami. Assalamualaikum." ucap Kevan sambil menyalami 4 orang tersebut.
"Waalaikumsalam, hati hati." ucap mereka bersamaan.
Setelah berpamitan, kevan langsung menjalankan mobil dan menuju ke rumahnya.Hay gais! segini dulu ye....
.
.
jangan lupa vote⭐, komen, share, kalo ada typo maaf ya:)
.
.
Follow
@novalyarh(acc wp)
@novalyarh(ig)
.
.
Bay bay gaiss.❤
Next kapan?
.
.
See you👋
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIE (ON GOING)
Teen Fiction[Sebagian Cerita akan di private] Follow acc wattpad✔︎ Vote✔︎ Komen✔︎ Share✔︎ Typo? maaf/komen✔︎ Follow ig: @nvy.ands, @vy.and✔︎ [Revisi? belum tau👀] "𝐷𝑢𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑖𝑛𝑎, 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛. 𝑆𝑖𝑡𝑢 𝑔𝑎 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 �...