tiga belas

17 5 0
                                    

"Semua aja pergi ninggalin gue."
-
-
-
-
-
S e l a m a t m e m b a c a


Suho POV

Irene sialan bisa-bisanya dulu gue cinta sama dia. Kalau terjadi sesuatu sama istri gue, gue gx akan biarin dia liat dunia ini. Gue teriakin nama jennie namun nggak ada sahutan. Gue benar-benar khawatir sama dia.

Jen lu di mana? Gue udah capek banget tapi jennie belum ketemu.

"Tolong." Gue denger suara minta tolong. apa itu jennie?

"Suho Bang Sehun dan Chanyeol takut hiks." Iya itu suara Jennie.

Gue deketin sumber suara itu. Seorang cewek lagi duduk di bawah pohon dengan menyembunyikan wajahnya diantara lengannya.

"Jen?" Gue sentuh lengannya. Jennie liat gue dan langsung peluk gue. Dia nangis.

"Suho gue takut hiks."

"Gue di sini."

Jennie POV

Gue digendong Suho karna kaki gue luka. Bersyukur gue karena Suho berhasil nemunin gue. Awalnya gue pikir gue bakalan mati di hutan hiks kali ini gue benar-benar bersyukur sekarang.

Kita berdua nyampe di tempat perkemahan.  gue bisa lihat raut wajah dari semua orang tapi enggak dengan para Lampir you know lah.

Plak

Gue ditampar sama Irene woy!

"HEH CEWEK PEREBUT COWOK ORANG! KENAPA LU HARUS BALIK LAGI SIH? KENAPA LU GX MATI AJA DI SANA! GARA-GARA LU SUHO NINGGALIN GUE BANGSAT!"

Irene narik rambut gue dan dorong gue kuat, Untung ada suho nangkap gue biar gak jatuh.

"LU APA-APAAN HAH?" Bentak Suho.

"Kok kamu belain dia sih yang?" Tanya Irene.

"ASAL KALIAN SEMUA TAHU KALO JENNIE ADALAH ISTRI GUE JADI BUAT YANG NYAKITIN DIA BAKALAN BERURUSAN SAMA GUE NGERTI?" Kata Suho.

Semua kelihatan nggak percaya sama ucapan Suho.

"TUNGGU PEMBALASAN GUE!"

"Kenapa lu kasih tau?"

"Karna gue gx mau lu luka."

"Tapi gx gini caranya."

Gue mendekat ke Rose tapi Rose langsung lari begitupun Lisa dan jiso. Sekarang gue bener-bener ngerasa jadi sahabat yang jahat. Sebuah tangan kekar merangkul pundak gue.

"Gue minta maaf Jen." Ucap Suho merasa bersalah.

"Iya nggak papa kok gue tahu lu lakuin ini demi kebaikan gue." Gue nggak bisa salahin suhu sepenuhnya.

Sekarang adalah hari terakhir gue di puncak. malam ini acaranya api unggun acara yang dinanti-nanti oleh semua peserta termasuk gue. Setiap kelas wajib tampil dan gue Lisa Rose dan jiso menjadi perwakilan kelas. Kita bakalan dance boombayah. Gue liat sahabat gue yang lagi bercandaan gue samperin aja ah.

"Kita jadi tampilnya?" Tanya gue tapi nggak ada yang jawab.

"Hai gue tanya loh."

"Gue nggak mau tampil." Ucap Rose. Apa dia masih marah?

"Gue juga nggak mau."

"Lah terus siapa yang mewakili kelas kita?" Tanya gue bingung.

"Lu aja sendirian." Ketus Rose.

"Gue mana bisa Rose."

"Alah nikah sama Suho aja bisa masa tampil sendirian nggak bisa." Ketus Jiso.

Mereka masih marah soal gue nikah sama Suho.

"Gue tahu gue salah tapi gue mohon kalian jangan bawa-bawa masalah ini sekarang kita harus tampil demi kelas."

"Gue mau tampil kalo nggak ada lu." Kata Rose.

"Oke gue nggak akan ikut tampil jadi kalian bisa tampil." Ucap gue. Padahal gue pengen banget tampil bareng mereka tapi ya sudahlah.

"Oke."

"Semangat ya." Ucap gue nyemangatin mereka. Rose dan jisoo meninggalkan gue, tinggal Lisa dan gue.

"Jane gua mau minta penjelasan sama lu." Kata Lisa.

"Lu mau denger?" Tanya gue antusias.

Lisa mengganguk.

"jadi gue sama Suho nikah karena wasiat dari almarhumah papa sama Mama gue, gue nggak bisa nolak karena itu permintaan terakhir nyokap bokap. Gue nikah sama Suho nggak ada yang tahu kecuali abang gue. Gue nikah sama Suho sebelum gue tahu Rose suka Suho Lis, kalau gue tahu Rose suka sama Suho gue nggak akan nikah sama dia. Maafin gue kalau gue udah jadi sahabat yang jahat buat kalian." Ucap gue.

"Kapan lu nikah sama Suho?"

"Gue nikah sama Suho sehari sebelum Rose curhat tentang cowok yang dia suka."

"Sabar aja ya maaf gue udah diemin lu tadi."

"Santai aja Lis Gue ngerti kok.Gue cuman bisa berharap Rose mau maafin gue." Ucap gue lirih.

"Apa lu cinta sama Suho?"

"Gue cinta sama dia sangat cinta tapi gue rela kok hilang sih perasaan gue demi Rose." Lisa meluk gue dan gue nangis.

"Sabar ya jen gue dukung lu kok." Kata Lisa.

"Makasih Lis eh mendingan siap-siap buat tampil deh." Ucap gue hapus sisa air mata gue.

"Lu harus ikut ayo."

"Gx usah Lis gue nonton aja udah seneng kok."

"Yaudah gue duluan ya."

Sekarang gue duduk di depan api unggun. Gue nggak sabar liat sahabat gue tampil. yang pertama tampil adalah kelas IPA 1 setelah itu saatnya IPA 2 tampil, gue liat sahabat gue mulai berbaris. Andai aja gua ada di situ pasti seru.

"Gx ikut?" Gue nengok ke kiri.

"Ngga." Jawab gue seadanya.

"Bukannya kemarin udah latihan?" Tanya Suho.

"Gx jadi." Gue kembali fokus ke depan.

"Kenapa?"

"Rose nggak mau tampil kalau ada gue jadi gue ngalah hehe." Gue tertawa garing.

"Kok gitu?"

Gue menghadap ke Suho "Karna Rose suka sama lu."

"Gue ngerti sekarang jadi selama ini lu berusaha deketin gue sama dia padahal lu tahu hati gue cuma buat lu? Nggak nyangka gue Jen." Suho pergi ninggalin gue.

Semua aja pergi ninggalin gue hiks. Rasanya semua yang gue lakuin salah Mulu. gue ngelakuin ini demi sahabat gue tapi sahabat gue malah ninggalin gue juga terus Suho ikutan pergi. Gue butuh bang Sehun sama Bang Chanyeol tapi gue nggak mau bikin mereka susah. Abang  gue harus gimana? Hiks.

Leader EXO  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang