Tujuh

203 30 4
                                    

Sisil menuruni tangga, sudah siap berangkat sekolah.

"Mela mana?"

"Di kamar, katanya gak mau sekolah."

Mika beranjak dari ruang makan tanpa menghabiskan sarapan nya. Ia menaiki tangga hingga sampai di depan pintu kamar sang adik.

"De...." Mika mengetuk pintu.

"Abang kalo kesini cuma mau bujuk Mela, gak akan berhasil." jawab nya dari dalam.

Krieett..

Begitu pintu dibuka, Mela menggulung tubuh nya dengan selimut di pinggir kasur. Ia memeluk boneka sambil bermain handphone.

"Kenapa?"

"Gapapa." Mela berbalik membelakangi Mika sambil terus menatap layar ponsel nya.

"Gak mau sekolah cuma gara-gara main HP ?"

Adik perempuan nya malah merengek, "Abang kalo gak tau, gak usah sok tau." lalu mengangkat bantal untuk menutupi wajah.

"Gak mau ketemu Niko?" ledek Mika.

Mendengar itu, Mela memunculkan dua pasang mata monolid nya dari balik bantal. "Takut bang...."

"Takut?"

Mela bergumam dibalik bantal. Kata kata nya tak jelas, hanya terdengar seperti dengungan tawon.

"Kalo lo kenapa-napa gua gak mungkin diem, Mel. Gak usah takut. Ayo sekolah."

"Gamaauuu," Mela merengek.

Setelah menyingkap selimut, Mika menarik adik nya agar segera bangkit dari tidur. "Ayo."

"Cepetan. Hari ini gua anter ke sekolah."

Mengingat kejadian kemarin sore, Mela bergidik ngeri. Apa yang harus dilakukan nanti jika Nofal tahu Mela mengintip nya. Tapi disisi lain ia akan sangat merugi jika tidak melihat Niko sehari saja. Oh Tuhan, bagaimana ini?



"Tandain orang nya, kalo lo di apa-apain gua kejar dia sampe ke ujung dunia."

Mulut nya maju beberapa senti, kalimat Mika barusan sama sekali tidak menenangkan hatinya.

"Udah ya, gua berangkat nih." Mika menyalakan mesin motornya, dibalas dengan anggukan pelan adik nya.

"MELAA!!" suara melengking terdengar tak jauh dari tempat nya berdiri, Mifta melambaikan tangan.

"Tumben telat ?"

Yang ditanya tak menjawab, masih dengan wajah cemberut nya ia merangkul Mifta untuk kemudian menuju ke kelas.

"Kenapa nih pagi-pagi udah manyun kayak bebek." ucap Nadya setelah Mela meletakkan tas di sebelah nya.

"Tau nih, tumben agak telat, biasanya getol banget dateng pagi biar bisa liat waketos."

"Tadi nya gua mau kasih tau, tapi gak jadi. Lo pada berisik banget, bikin makin badmood."

Mendengar itu, Mifta dan Nadya langsung memperagakan gerakan seperti mengunci mulut. Kemudian mereka mengacungkan jempol seraya tersenyum.

"Tau Kak Syaqilla kan?" tanya Mela sedikit berbisik yang dijawab anggukan Nadya.

"Tau, tau. Kenapa?"

"Jadi, kemaren...." Diceritakan semua detail kejadian yang dialami nya pulang sekolah kemarin.

Di akhir cerita, kedua pendengar itu tercengang. Mereka menangkup mulut menahan untuk tidak teriak, saking terkejut nya.

Cinta Putih Abu Abu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang