Sembilan

132 23 2
                                    

Seribu persen diluar dugaan, begitu sampai di sekolah Niko dan Mela disambut tatapan para siswa. Beberapa kagum melihat murid pelanggar aturan berangkat sekolah bersama murid paling disiplin, sebagian yang lain memandang dengan aneh.

Sesampainya di parkiran, Mela buru-buru turun dan meninggalkan Niko yang masih menyangga motor nya dengan standar.

"Eh, Mela!" Niko segera menghampiri nya.

"Gua duluan kak."

"Harusnya kan kita-" tangan nya berniat menahan Mela tapi tak sampai. Mela mempercepat jalan nya jauh di depan sana.

Merasa puluhan mata menatap nya, Niko bergegas menuju kelas menghindari pandangan yang membuat nya kurang nyaman itu.

"Lo gak mau cerita apa-apa nih?" tanya Mifta dengan senyum meledek setelah melihat sahabat nya berangkat dengan pacar baru nya.

"Aduh ... Malu banget tau gak sih."

"Wajar si pada kaget, lo pagi ini berangkat bareng kak Niko yang gak pernah deket bahkan suka sama orang lain." ujar Nadya.

"Gua juga gak bakal percaya kalo tadi gak liat langsung."

"Eh, btw kapan jadian?"

"Kemarin."

Mifta membulatkan mata lebih besar. "Yang ketemuan kemaren itu?" tanya nya dijawab anggukan Mela.

"Gimana? Alesan nya apa pas nembak lu?"

"Mm ... Itu...." ketika Mela mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kelas, semua perempuan sudah memasang telinga menyimak apa yang akan dikatakan nya.

Seluruh siswi di kelas nya terlalu takut nimbrung pada obrolan Mela, padahal mereka ingin tahu jurus apa yang dipakai Mela sampai berhasil mendapatkan Niko.

"Ekhm." para siswi pura-pura mengalihkan perhatian setelah sadar Mela menegur dengan dehaman nya.

"Udah gc cerita." pinta Mifta tak sabar.

"Ayo gimana gimana?"

"Kemaren it-"

"Selamat pagi anak-anak!" seorang wanita muda berkacamata memotong pembicaraan mereka.

"Aduh gue lupa dia jam pertama."

"Mampus lupa ngerjain PR."

"Bu, cepet banget bu masuk nya!"

Dan seruan lain yang di lontarkan anak kelas 11 IPS 3. Naura selalu datang 10 sampai 15 menit sebelum jam pelajaran nya dimulai. Katanya biar murid lebih disiplin.

"Cabut ga?" tanya Mifta

"Segala nanya ni anak, ayo lah." jawab Nadya

Mela mengacungkan jari telunjuk nya sebelum bangkit dari duduk, "Bu!"

Wanita yang dipanggil membetulkan kacamata nya memperjelas pandangan.

"Tidak, Melanie. Hari ini gak ada yang boleh izin ke toilet terutama kamu, kamu dan kamu." tunjuk nya ke arah Mela, Mifta dan Nadya seolah sudah hapal apa yang akan dikatakan.

"Tapi kebelet bu...." Mela pura-pura memegang perut nya kesakitan.

"Duduk. Sekarang." tatapan Naura kembali pada buku tebal berjudul "Geografi"

"Tapi, bu-"

"Yak, anak-anak kita lanjutkan bab sebelumnya."

Mendapat pengabaian, Mela kembali duduk dengan muka cemberut nya.

Cinta Putih Abu Abu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang