Delapan Belas

103 18 1
                                    

"Eh, hari ini jadwal lab nya 12 IPA 1 gak si?" tanya Mela yang jelas sekali tak mendengarkan penjelasan guru.

"Gak tau." jawab Nadya.

"Yah ...."

"Coba tanya Mifta."

"Kalo lu nanya sama dia pas jam MTK, gak bakal dijawab." ucap Mela.

"Ekhem." dehaman itu berhasil membuat Mela dan Nadya menoleh ke meja di belakang nya yang merupakan tempat duduk Mifta.

"Apa?" tanya Nadya.

"Ngomongin gua kan."

"Kok tau?"

"Ya jelas-jelas lu ngobrol di depan mata gua."

"Hehe, sengaja." sambar Mela cengengesan.

"Emang mau ngapain si?" tanya Mifta.

Perlahan tangan Mela menarik tempat makan berwarna hijau keluar dari persembunyian nya di kolong meja. "Taraaa!!" ucap nya dengan senyum berseri.

"Apa tuh?" tanya Nadya.

"Bekel." jawab Mela yang dibalas anggukan dua sahabatnya.

"Ayo ke toilet." ajak Nadya menahan tawa.

"Ayo." dengan senang hati Mela menerima ajakan tersebut, ia segera melakukan tos dengan Nadya yang seolah bisa membaca pikiran nya.

"Bu!" Nadya mengacungkan jari untuk meminta izin ke toilet.

"Iya iya, cepet." pucuk dicinta ulam pun tiba, guru killer tersebut dengan mudah nya memberi izin Mela dan Nadya keluar kelas.

"Kita langsung ke atas aja." ajak Mela begitu sampai di luar kelas.

Kotak hijau penyimpan makanan untuk Niko kini berada dalam dekapan Mela. Siap diantarkan ke kelas paling ujung di koridor kelas 12.

"Jauh banget Mel."

"Iya biar lu ngerasain perjuangan."

Mereka berjalan dengan santai melewati ruang-ruang kelas, berusaha setenang mungkin agar tidak menarik perhatian penghuni lorong lantai 3.

Semuanya berjalan lancar, bahkan mereka berhasil meletakkan kotak bekal di meja Niko. Dan sesuai dugaan, kelas Niko ternyata memang sedang belajar di laboratorium IPA.

Mela memang tak pernah tahu dimana pacar nya duduk, tapi ia tahu tas nya. Dan meja itu pasti ditempati Niko.

"Udah?" tanya Nadya dibalas anggukan Mela.

"Emang kenapa si dikasih bekel? Kaya anak TK aja." ledek Nadya setelah keluar dari kelas Niko.

"Yee bilang aja iri."

"Idih kagak lah. Serius nanya, kenapa?"

"Kalo gak salah ya, dia hari ini di lab sampe jam terakhir. Jadi gak sempet istirahat ke kantin."

"Kalo ternyata dia bawa bekel sendiri, gimana?" tanya Nadya lagi.

"Iiihhh banyak tanya deh."

Nadya menutup mulut nya dengan telapak tangan berusaha menahan tawa. "Gitu aja marah."

"Kita balik ke kelas nih?" tanya Nadya setelah mereka menuruni tangga. Ditatapnya koridor kelas 11, lalu beralih pada jejeran anak tangga di bawah nya yang menuju ke kantin.

"Ke bawah dong!" seru Mela menarik tangan Nadya menuruni tangga.

Sementara itu pada anak tangga di lantai satu, tampak seorang wanita tambun hendak menyambangi mereka setelah mendengar suara mereka. Melihat itu, Mela yang berjalan di depan Nadya merubah laju jalan nya sesegera mungkin.

Cinta Putih Abu Abu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang