SUARA bariton yang masuk ke telinga berhasil membuat Taeyong berhenti bergerak, ia memunculkan kepala dari balik jendela kamar, menatap sang Ayah yang mengerutkan kening, melemparkan tatapan bingung padanya. Pukul dua siang dan Taeyong menelusup ke kamar melalui jendela, ia berusaha menjauhi orang-orang di kastil yang mungkin akan mempertanyakan aroma serigala yang menguar di sekitarnya.
Tapi bertemu dengan sang Ayah yang baru saja membuka pintu kamar adalah hal terburuk yang harus Taeyong terima. Ia berdehem pelan lalu melompat masuk ke kamar, menatap Ayahnya dengan tatapan polos.
"Aromamu," Ayah Taeyong mengerutkan hidung dan mengalihkan pandangan ke arah lain. "Itu sangat busuk Lee Taeyong, lebih kuat dari apapun! Apa yang kau lakukan di luar sana dan baru kembali sekarang?!"
Taeyong mengulum bibir. "Aku memiliki masalah dengan serigala, jadi kami tidak bisa melewatkan pertarungan."
Sebelah alis Ayah Taeyong terangkat, ia kembali menatap Taeyong, dari atas hingga bawah. "Apa kau bergulat dengan serigala itu hingga seluruh aroma nya melekat di tubuhmu? Oh sungguh, aku tidak tahan berada di dekatmu!" ia berseru dan berjalan mundur, berniat untuk keluar dari kamar sang anak, "bersihkan dirimu, hilangkan aroma itu dan temui aku di ruang utama!"
"Tentu Dad!"
Setelah pintu kamar tertutup, bahu Taeyong terkulai lemas, tanda bahwa ia lega saat sang Ayah tidak bertanya lebih lanjut tentang aroma serigala yang melekat di tubuh. Sungguh, Taeyong sudah membersihkan diri, namun Jaehyun memeluknya dengan erat saat berpisah tadi, jadi ia masih memiliki aroma lelaki tampan itu.
Taeyong tidak mungkin bisa menggunakan alasan ini terus menerus 'bertarung dengan serigala,' ia harus memikirkan cara atau alasan lain bila nanti memiliki janji temu bersama Jaehyun lagi.
Itu pasti akan sangat melelahkan. Taeyong merebahkan tubuh di atas kasur, iris merahnya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, pikirannya melayang, membayangkan semua adegan yang terjadi di pondok milik Jaehyun.
Mereka hanya menghabiskan waktu untuk memuaskan hasrat satu sama lain. Namun Taeyong tidak bisa menolak, ia menyukai sentuhan Jaehyun, menyukai tatapan yang di berikan Jaehyun padanyaㅡseolah lelaki bermarga Jung itu sangat mendamba dan memujanya.
"Mulai saat ini, aku tidak bisa membohongi hatiku sendiri lagi." Taeyong berbisik. Perlahan kedua kelopak matanya mulai terpejam.
Meskipun di awal Taeyong mati-matian menolak serta berniat membunuh Jaehyun agar ikatan mereka terlepas, tapi seiring berjalannya waktu, dan setiap detik yang ia habiskan bersama Jaehyun berhasil membuat Taeyong tersadar bahwa ia tidak bisa menolak manusia serigala itu.
"Taeyong!" Doyoung datang membuka pintu dan seketika membalikkan tubuh saat menghirup aroma busuk yang memenuhi kamar Taeyong, "oh Tuhan, aroma busuk apa ini?! Sialan, hidungku!"
Taeyong mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan menempatkan tatapan malas pada Doyoung. "Tidak bisakah kau mengetuk?"
"Persetan, aku sudah mencarimu sejak kemarin, kemana saja kau?!"
Kenapa semua orang mencarinya? Padahal Taeyong baru pergi selama dua hari, bagaimana jika nanti ia ingin bertemu Jaehyun lagi? Tidak bisakah mereka menghabiskan waktu lebih lama? Oh, sepertinya akan sulit; mengetahui Jaehyun adalah Alpha yang sangat di butuhkan di pack.
"Berburu." gumam Taeyong pelan, ia mengalihkan pandangan ke arah jendela, "ada apa? Kenapa mencariku?"
Doyoung mendengus dan berjalan mendekati Taeyong secara perlahan, mengabaikan aroma busuk di sekitar Taeyong. "Hanya ingin menemuimu, bukankah kita memiliki janji untuk mencari kalungmu yang hilang di hutan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power Of Love《Jaeyong》✔
Fanfiction[Fantasy] [Romance] Berdiri di dalam kubu berbeda yang seharusnya bermusuhan. Tapi bagaimana jika takdir mengikat keduanya? Werewolf dan Vampire? •BXB || YAOI || HOMO || GAY •Jaehyun x Taeyong •Don't read if u don't like bitches.