1| Anak Baru

438 66 78
                                    

Sebelum baca jangan lupa tambahkan cerita ini ke reading list ataupun library kalian, oke?! Selamat Membaca💙

-

Deru suara motor menggeram membelah jalanan di kawasan Jakarta. Rombongan motor besar melintas dikendarai oleh para anak remaja. Dari belakang, terdapat emblem berwarna putih yang menempel di jaket kulit hitam, dengan tulisan yang sama, Astara.

Astara adalah nama sebuah perkumpulan yang kebanyakan orang menyebutnya geng motor yang berada di SMA Sirena & SMA Delmar. Eksistensinya sebagai geng motor ternama begitu luas. Awalnya, anggota geng ini hanya terdiri dari murid SMA Sirena. Namun seiring berjalannya waktu, anggotanya bertambah dari SMA Delmar. Dan ada juga yang sudah kuliah, anggota senior.

Puluhan motor beriringan memasuki gerbang SMA Sirena dengan beberapa saling berboncengan. Sebelum memasuki sekolah ini, siapapun akan disuguhkan oleh pemandangan yang tidak biasa. Dimana terdapat tulisan "Welcome to Sirena High School" dengan bendera kebanggaan sekolah yang berada di samping kiri, dan juga bendera kebanggaan Astara yang berada di samping kanan. Lambang singa yang terpampang nyata sambil mengeluarkan taringnya dengan tulisan Astara yang diberi simbol cahaya pada huruf depannya, membuat kesan sangar terlihat jelas dari geng itu.

"Kok lo gak bawa motor, Dan?" Tanya seseorang melepas helmnya.

"Semalam gue kecyduk nongkrong di club." Jawab cowok yang disebut Dan itu, lebih tepatnya Akhdan.

"Lo sih ada-ada aja. Keturunan Arab tapi kelakuannya bejat kek bandar narkoba." Sahut satu cowok disampingnya, Bruce.

"Yaelah Bule, emang kalo gue keturunan Arab harus baik-baik gitu. Terus apa dong kalo keturunan Kim Jong-un, mereka harus bar-bar?" Cerocos Akhdan pada Bruce, orang yang dipanggil bule itu.

Bruce ini keturunan Belanda, Ibunya orang Belanda, dan Ayahnya pun juga orang Belanda. Anehnya ia sendiri yang lahir di Indonesia. Alasan lain kenapa teman-temannya suka memanggil Bule, itu karena namanya yang sangat susah untuk di eja.

"Ngapa jadi ke Kim Jong-un tolol!"

"Kim Jong-un tuh bar-bar aslinya, mainnya kalo gak rudal, ya langsung nuklir. temen mainnya juga Donald Trump." Ucap Bruce asal.

"Bego di pelihara," cibir satu cowok lainnya.

"Bang Aje kalo ngomong langsung jleb," jawab Akhdan.

Azerael, cowok yang tadinya mencibir hanya menatap malas ke arah para temannya, "Nama gue Aze!"

"Iye, iye Bang Es," sahut Bruce.

"Aze!" Balas Aze penuh penekanan.

"Sama aja kali Bang, sama-sama awalan E," kali ini cowok dengan rambut sedikit ponian yang menjawab, Reynand.

Aze menatap tajam satu persatu temannya, membuat Kai -cowok yang sedari tadi hanya menyaksikan perkataan tidak jelas itu akhirnya angkat suara, "Lo kayak gak tau aja temen-temen lo ini, Aze! Mereka semua kan bego."

Akhdan mengangguk setuju, "Apalagi tuh yang namanya Bule, begonya gak ada akhlak!"

"Lo juga sama Maemunah!" Cibir Bruce.

"Mending gue, masih waras dikit. Daripada lo-"

Belum sampai Akhdan membalas perkataan Bruce, seorang cowok lebih dulu memotong perkataannya, "Lo berdua kenapa bisa masuk Astara, sih?!"

"Ya karena kita itu temen lo, Bos!" Seru Akhdan dan Bruce bersamaan.

Kenrich -cowok yang di panggil Bos itu yang tak lain adalah ketua dari perkumpulan ini. Tapi bukan berarti dia ketua, semua anggotanya harus takut. Tidak, justru sering kali cowok ini menjadi bahan ejekan teman-temannya yang lain.

ASTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang