TWL : 6

163 53 107
                                    

Hai balik lagi, budayakan vote dan juga comment sebelum baca ya:")

Happy readings


-----------

Neima mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba menyesuaikan intensitas cahaya yang berhasil menyelusup masuk ke indra penglihatannya.

Shhh

Neima meringis saat merasakan kepalanya kembali berdenyut nyeri.

Kembali mencoba membuka mata dan akhirnya berhasil, ia tidak ingat banyak tentang hal yang baru saja terjadi. Tapi ia tahu apa yang membuatnya bisa berada di tempat ini.

"Udah bangun?"

Sontak suara itu membuat neima mengalihkan tatapannya ke asal suara. Dapat dilihat laki-laki yang sedang berselonjoran tidur di sofa sambil menutupi wajahnya menggunakan lengannya, walaupun hal itu tak berhasil menutup seluruh wajahnya.

"Lo ngapain disini?" tanya neima masih dengan denyut perih dikepalanya. Entah kapan ini berlalu, neima sudah tidak kuat.

Tampak Adrian bangkit dari tidurnya menuju kursi disamping bangkar neima.

"Nyusahin" gumam adrian yang masih dapat didengar neima.

"Apa?!" protes neima memandang tidak suka ke arah adrian mencoba melawan rasa sakitnya.

"Iya. Lo itu nyusahin, apaan coba pakai pingsan segala. Walaupun lo caper tetep ga ada yang perhatiin lo kan?" ketus Adrian.

Ia berkata begitu karena masih merasa kesal harus berjaga untuk menunggui neima yang akan sadar. Sebenarnya ia tidak mau, tapi apa daya lisa mengadukan hal itu ke kepala sekolah sehingga ia disuruh untuk mengobati neima hingga pulih.

Neima merasa hatinya sangat sakit mendengar kata-kata adrian. Entah kenapa hari ini ia sangat mengambil perasaan dalam setiap perkataan yang keluar dari mulut adrian.

"Eh eh lo ngapain nangis?" tanya adrian yang bingung sendiri melihat reaksi neima.

Biasanya jika dikatai seperti itu ia akan meneriaki adrian ataupun membalasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasanya jika dikatai seperti itu ia akan meneriaki adrian ataupun membalasnya. Tapi kenapa malah menangis?

Neima yang tadinya masih berusaha membendung air matanya runtuh sudah. Air matanya terus mengalir tanpa dapat ia kendalikan.

"Ya! Lo jangan nangis nei, gue kan ga apa-apain lo" ujar adrian yang akhirnya cemas melihat neima menangis. Ini pengalaman pertamanya melihat seorang perempuan menangis dihadapannya, apalagi ini sudah jelas karena dirinya sendiri.

"Lo jahat" lirih neima disela-sela tangisnya.

"Gue ga jahat, orang ganteng ga ada yang jahat" balas adrian sambil masih berusaha menenangkan neima.

Things Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang