Warning! Mengandung unsur typo. Dimohon kebijakan dalam memilih bacaan.
Bercanda sayang, kuy baca ajalah
•
•
•
===================
Pagi ini Neima bangun lebih awal. Tentunya untuk menjalankan rutinitas hariannya. Apalagi jika bukan ke sekolah, salah satu tempat yang masuk ke dalam list favorite Neima.
Dimulai dengan merapikan kamar tidurnya dan melanjutkannya dengan ritual mandi hingga setengah jam. Mengenakan seragam dan tak lupa untuk mempercantik dirinya.
Berjalan menuju dapur mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan perutnya. Ia tak ingin kejadian kemaren kembali terulang, ia tidak mau hal itu terjadi.
Memasukkan buku-buku ke dalam tasnya dan berjalan ke luar apartemen. Tujuannya kini menuju unit Dara. Ia yakin anak satu itu masih sibuk mempercantik dirinya.
*****
"DARA! MAIN YUK!" teriak Neima di antara sela-sela pintu apartemen Dara yang terkunci rapat.
Bisa kalian bayangkan reaksi orang-orang yang melintasinya. Apalagi ini masih pagi, banyak orang yang sedang berlalu lalang untuk sekedar berangkat sekolah ataupun bekerja.
Neima menggerutu sebal karena Dara tak kunjung membuka kan pintu. Ia berpikir cara apa yang harus ia lakukan agar Dara dengan segera membuka pintu.
Neima menjelajah pandangannya ke seluruh penjuru lobby dan berhenti pada tombol bel yang terletak tepat disamping pintu unit Dara.
Neima menepuk jidatnya, sambil terkekeh. Ia tidak habis pikir dengan tingkah nya tadi.
"Oh iya ada bel," gumam Neima
Neima memencet bel berulang kali sampai terdengar bunyi langkah kaki menuju pintu dari dalam.
Ceklek!
"Ngebel nya santai dong neng," ucap Dara sambil menutup kembali pintu apartemennya.
"Dari tadi itu gue udah teriak tau!" sebal Neima mengerucutkan bibirnya.
"Gue sih tadi denger dikit, cuman gue heran aja gitu. Kenapa lo teriak sedangkan ada bel? Trus lo juga udah tau kode apart gue. Kayaknya lo emang ditakdirin buat hidup susah ya ma," kagum Dara "salut gue!" ujar dara memberikan tepuk tangan heboh.
"Iyain aja biar kelar,"
Neima dan Dara melangkah menuju basement, sepertinya mereka akan tepat waktu untuk datang ke sekolah.
*****
"Eh! Tugas gue mana?! Lo janji ya kemaren buat ngerjain!" tagih Adrian saat Neima baru saja memasuki kelas.
Neima ingat tugas Adrian dan dirinya dari bu Ismi yang harus dikumpul sekarang tadi malam saat ia selesai mandi, sehabis menemani Dara shoping tentunya. Untung saja ia mengerjakannya. Jika tidak ia bisa dikata katai 7 hari 24 jam oleh Adrian.
Neima memutar bola matanya jengah dan mendudukan dirinya dibangku miliknya.
"Iya sabar napa," gerutu Neima mengeluarkan buku Adrian dari dalam tasnya. "Nih ketua osis yang terhormat. Di ambil ya. Terima kasih,"
Adrian menerima buku tersebut dari tangan Neima dan mengecek isinya.
Adrian tersenyum melihat jawaban yang tertulis dibukunya. Tulisannya tidak beda jauh dari Neima. Jadi ia juga tidak perlu menghawatirkan hal itu jika ketahuan oleh bu ismi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things Without Limits
Teen Fiction[FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA] Apa yang melintas pertama kali dibenakmu jika mendengar kata "hal tanpa batas"? Jawaban yang berbeda-beda pastinya. Cinta yang datang tiba-tiba pada masing-masing individu namun nyatanya ditakdirkan bersaudara? Ata...