TWL : 9

140 31 193
                                    

Jangan lupa vote dan comment sebelum baca, karna vote dan comment dari kalian adalah semangat bagi aku ckckck.

Lagi pula aku yakin kalian tahu bagaimana cara menghargai karya orang lain:")

"Ya ampun capek juga, huh!"

Neima membaringkan tubuhnya tepar di sofa ruang tamu apartemennya. Ia baru saja selesai membersihkan apartemennya yang super berantakan.

Melihat ke arah jam yang bertengger manis di dinding apartemennya, jam 16:15, ternyata ia masih mempunyai waktu lima belas menit lagi untuk istirahat sebelum bersiap-siap menemani Dara ke mall.

Neima segera memposisikan dirinya senyaman mungkin di sofa untuk mendapatkan kualitas terbaik dari waktu istirahatnya yang singkat dan padat.

Ting tong!

Bel apartemen neima berbunyi, menandakan ada orang yang ingin bertamu. Siapapun itu tolong kembalilah nanti atau besok. Neima hanya ingin istirahat sebentar.

Ting tong!

Bel kembali dibunyikan. Namun Neima masih tetap bergeming dalam pejaman matanya.

Suasana kembali hening, tak lama kemudian bel apartemennya kembali dibunyikan namun secara berkali-kali. Sepertinya orang itu sangat ingin menemui dirinya.

Ting tong!
Ting tong!

"Please, jangan sekarang" batin Neima seraya bangkit dari tidurnya. Berjalan dengan sempoyongan ke arah pintu apartemen.

"Iya sebentar!" teriak Neima agar orang diluar sana berhenti membunyikan bel.

Sebelum membuka pintu, Neima terlebih dahulu melihat keluar melalui lubang kecil pada pintunya.

Neima mengerutkan dahinya, dan membuka pintunya.

Ceklek!

"Maaf, anda mencari siapa?" tanya Neima mendapati punggung seorang wanita cantik berdiri didepannya.

Seketika wanita itu berbalik dan menatap heran ke arahnya.

"Kamu siapa?" sinis wanita itu menatap heran ke arah Neima. Tatapan yang seolah menilai penampilan Neima dari atas sampai bawah. Siapa yang tidak risih dipandangi seperti itu?

Ia sekarang hanya menggunakan pakaian rumah lengkap dengan alat-alat kebersihan yang ia gunakan tadi, itupun sudah kotor karena ia belum sempat membersihkan diri.

"Loh? Harusnya saya yang nanya sama mbak. Mbak ini siapa?"

"Mana Rivaldi?" tanya wanita itu menatap sengit ke arah Neima.

"Rivaldi?" lirih Neima bingung sendiri dengan nama itu. Ia seperti nya mengenal satu orang yang bernama itu disekitar sini.

"KAMU NGAPAIN DI APARTEMEN CALON SUAMI SAYA?! KAMU JANGAN KEGATELAN YA!" geram wanita tersebut sambil melayangkan telunjuk nya menunjuk tepat di wajah Neima.

"Mbak sa--"

"KAMU MAU REBUT RIVALDI DARI SAYA?! IYA?!" tambah wanita itu semakin mendekatkan telunjuk nya ke wajah Neima.

"Mbak kayakny--"

"ALAH, MANA RIVALDI?!"

Wanita itu tanpa permisi menerobos masuk ke dalam apartemen Neima. Tapi saat memasukinya ia malah bingung melihat isi apartemen Neima.

Things Without LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang