SPEECHLES

23 4 0
                                    

"Pak maafin saya pak," Ucap Alettha ketika Pak Zeze menarik nya ke arah lapangan.

"Maaf-maaf, kamu kira lebaran maaf-maafan," Ucap Pak Zeze yang terlihat marah dan masih menarik Alettha agar ikut dengan nya.

"Emang nya lebaran doang yang boleh maaf-maafan, sekarang juga boleh kali Pak," Ucap Alettha yang sudah pasrah untuk di hukum.

"Diam kamu, gak usah banyak omong. Ikut saya," Ucap Pak Zeze geram.

"Iyain aja dah biar fast,"  Umpat Alettha yang untung nya Pak Zeze tak mendengar.

°°°

Hari ini cuaca sedang panas-panas nya, di tambah lagi hari beranjak menuju siang. Bumi lelaki dengan baju di keluarkan itu sedang bolos seperti biasa nya. Langkah Bumi terhenti ketika melihat seorang murid perempuan yang sedang di hukum oleh seorang guru.

"Alettha? Dia di hukum?" Tanya Bumi kepada diri nya sendiri sambil mengintip Alettha yang sedang di marahi.

"Ya iya lah, lo gak liat apa dia lagi di marahin gitu?" Ucap Ajay tiba-tiba dari arah belakang, membuat Bumi membalikkan badan dan terkejut mendapatkan beberapa teman nya yang tengah ikut mengintip.

"Lah kalian kok ada di sini?" Tanya Bumi kepada teman-teman nya.

"Ya bolos lah, lu ngapa diem di sini?" Tanya Topan kepada Bumi.

"Wahh lu diem-diem naksir Alettha yaa? Sampe ngintip-ngintip segala?" Ucap Ajay mengoda Bumi yang di balas toyoran dari nya.

"Bacott lu," Ucap Bumi lalu pergi meninggalkan teman-teman nya yang masih mengintip Alettha.

"Ekh! Woi! Lu mau kemana bos?" Tanya Galuh sedikit berteriak.

"Hatimuu," Ucap Bumi lalu tertawa yang menular ke teman-teman nya.

"Najis homo," Ucap Galuh memegang tubuh nya dengan kedua tangan dan menggerakkan tubuh nya geli.

°°°

"Kamu tuh baru masuk ke sekolahan ini. Harus nya kamu lebih rapih dalam mengerjakan tugas. Bapak kan sudah bilang di grup whatsapp, jangan sampai ada properti sama barang-barang yang rusak atau kotor kamu baca tidak?!" Ucap Pak Zeze memarahi Alettha yang sedang di jemur di depan tiang bendera.

"Baca pak," Ucap Alettha menundukan kepala nya kepanasan.

"Terus kenapa bisa pada robek kaya gitu?" Tanya Pak Zeze kepada Alettha.

"Kemarin saya jatoh pak. Gak sengaja ada yang nabrak jadi pada jatoh deh," Ucap Alettha wajah nya mulai memerah akibat kepanasan.

"Alasan," Ucap Pak Zeze tidak percaya.

"Yang dia bilang itu bener pak, saya gak sengaja nabrak dia," Ucap Bumi yang tiba-tiba datang dan menghampiri Alettha.

"Kak Bumi?" Ucap Alettha membuat Pak Zeze berbalik arah untuk melihat seseorang di belakang nya.

"Dia gak salah, saya yang salah gak liat-liat waktu jalan," Ucap nya lagi terlihat cool. Benar-benar membuat para wanita tertarik, contoh nya seperti Alettha saat ini yang tengah bengong melihat kehadiran nya.

"Kamu lagi, kamu lagi. Gak ada bosen-bosen nya buat ulah di sekolahan ini. Karna kamu yang salah, maka kamu gantikan posisi Alettha," Perintah Pak Zeze memberi hukuman kepada Bumi, membuat Alettha melotot.

"Siap pak!" Ucap Bumi dengan semangat 45 nya.

"Ekh, gak pa-pa Pak, biar saya aja yang di berdiriin. Kak Bumi mending kakak ke kelas aja," Ucap Alettha takut-takut.

"Alettha kamu ke kelas sekarang juga, biar dia berdiri di sini," Ucap Pak Zeze kembali memerintah.

"Tapi pak--" Ucapan perempuan tersebut terpotong oleh Bumi.

"Udah gak pa-pa, emang benerkan gue yang salah. Mending sekarang lo ke kelas aja," Ucap Bumi kepada Alettha.

"Alettha cepat ke kelas, atau kamu juga mau saya berdiriin di sini?" Ucap Pak Zeze kepada Alettha, yang di balas gelengan kepala dari nya.

Alettha kemudian berjalan menuju kelas nya bersama Pak Zeze. Alettha melihat kebelakang yang ternyata Bumi juga sedang menatap nya. Bumi tersenyum ketika mereka bertemu pandang, Alettha tak membalas nya perempuan itu hanya memasang wajah tak enak kepada Bumi. Alettha memang gitu gak enakan.

Bumi melihat punggung mungil milik Alettha yang perlahan tak terlihat. Sudah beberapa menit lelaki itu berdiri disana, Bumi kini hanya menunduk melihat ke arah bawah. Panas nya benar-benar terik membuat seluruh tubuh Bumi berkeringat karna nya.

Sebotol minuman dan kain untuk mengelap keringat itu di sodorkan oleh tangan seorang perempuan kepada Bumi. Dia Alettha perempuan yang kini sedang tersenyum lembut pada lelaki di hadapan nya.

"Kok lo bisa ada di sini? Lo gak di hukum sama di berdiriin di sini kan?" Tanya Bumi kepada Alettha.

"Enggak kok," Jawab Alettha singkat.

"Trus lo kok bisa ada di sini?" Tanya Bumi lagi.

"Bisa dongg Aletthaa," Ucap Alettha membanggakan diri nya sendiri lalu tertawa cukup manis.

"Caranya?" Tanya Bumi untuk yang ke sekian kali nya.

"Tadi pas sampe kelas Alettha izin buat ke wc, terus Alettha ke kantin beli minum, abis itu kesini deh nyamperin kakak," Ucap Alettha menjelaskan membuat Bumi benar-benar tersenyum karna nya.

Bumi mengelus rambut lembut milik Alettha, membuat perempuan itu melotot dan terkejut setengah mati. Setelah itu Bumi beralih mengacak lembut puncak rambut Alettha dan mengambil barang yang berada di tangan nya.

"Makasih calon pacar," Ucap Bumi tak bisa di tahan-tahan.

Wajah Alettha memerah seketika lebih tepat nya speechles. Nafas nya berderu dengan sangat kencang, perempuan itu berdiri kikuk karna nya.

Ahhh anjirrr, kok gue deg-degan gini sihh? Ucap Alettha dalam hati.

"E... Alettha ke kelas ya kak takut di cariin Pak Zeze," Ucap Alettha yang tak tau harus apa dengan nada gugup.

Alettha membalikan badan nya berusaha menjauh dari lelaki tersebut namun saat di langkah ketiga tangan Bumi menarik nya, membuat Alettha berbalik secara paksa. Mata Alettha kembali melotot jarak nya cukup dekat dengan Bumi, terlebih kedua tangan Bumi berada di pundak Alettha membuat perempuan itu melemas saat itu juga.

"Nanti istirahat, traktir gue di kantin," Ucap Bumi di depan wajah Alettha.

°°°


Yang senyum-senyum sendiri baca part ini mana nih? Hwhw.

Itu yang udah baca tapi gak comment sama vote! Harus ya! Gak boleh enggak, tinggalin jejak lah kuyy. Mwehehe:))

Thanks for your reading guys!!

      Senin

11 - Mei - 2020

BUMI ALETTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang