UNICORN

31 4 0
                                    

"Gue gak suka unicorn. Unicorn emang lucu tapi gue lebih suka lo, yang bukan cuman lucu tapi juga imut."

- Bumi Prakasa

•••

Bumi sedikit mendengarkan percakapan antara Alettha dan ibu nya memang tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi?

Triingg-Triingg-Tringg...

Suara telpon rumah Alettha berbunyi membuat ibu nya harus meninggalkan nya sendiri. Ini adalah waktu yang tepat untuk Bumi masuk.

"Bunda angkat telpon dulu ya?" Ucap ibu Alettha kepada nya membuat Alettha mengangguk dan tersenyum, sebuah ciuman juga di berikan oleh nya kepada Alettha lalu keluar dan menutup pintu nya kembali.

Tok..Tokk...Tokkk...

Bumi mengetuk pintu yang ada di depan nya, Alettha sangat terkejut entah apa yang ia pikirkan namun perempuan itu mengambil sapu yang ada di kamar nya dan berjalan perlahan menuju balkon.

Tok..Tokk...Tokkk...

Pintu itu kembali bersuara, membuat Alettha meneguk ludah nya dalam-dalam. Perempuan itu terlihat sedikit ketakutan. Maling kok kesini siang sih? Kalo ke tangkep gimana? Gak pro nih maling. Batin Alettha.

Pintu itu tertutupi oleh gordeng sebenar nya bisa saja Alettha mengintip terlebih dahulu untuk melihat siapa yang ada di balkon nya itu tapi Alettha terlanjur takut dan tak bisa berpikir. Tangan Alettha sudah memegang gagang pintu balkon nya yang kemudian Alettha tarik ke bawah dan mendorong pintu tersebut.

"Dorrrr!" Ucap Bumi mengageti.

"AAAAAAHHHHH!" Alettha berteriak sangat keras mungkin suara nya sudah terdengar sampai ke rumah tetangga.

Tangan Alettha teracung ke atas bersama sapu yang ia pegang lalu ia darat kan di punggung besar milik Bumi. Bumi yang merasa kesakitan pun berjongkok tangan satu nya menyembunyikan sesuatu yang kini ia dekap sedangkan yang satu nya lagi menghalangi kepala serta wajah nya takut bonyok.

"Eh..ehh..ehh... Tha ampun Tha. Ini gue Bumi," Ucap Bumi meringis kesakitan.

"Ekh ha?" Alettha terkejut kalau saja ia tau dia adalah Bumi dia pasti tak akan memukul nya.

"Loh kok Kak Bumi ada di balkon Alettha sih? Ini kan tinggi, kok bisa sih? Kok bisa?" Ucap Alettha lagi kini entah apa yang Alettha rasa kan semua nya ada bahkan teraduk hingga kemudian tercampur.

"Nanti aja nanya nya punggung gue sakit, ajak duduk dulu kek bentar," Ucap Bumi yang kedua tangan nya memegangi punggung nya yang terasa sakit.

"Ya udah ayo masuk," Ucap Alettha mengajak Bumi memasuki kamar nya. "Duduk," Perintah Alettha.

"Duduk di mana?" Tanya Bumi terkadang lelaki itu juga otak nya eror.

"Di mana aja terserah kakak," Ucap Alettha perempuan itu kemudian menyimpan sapu yang ia pegang kembali ke tempat nya semula.

"Alettha.. kenapa kamu teriak nak.." Ucap ibu Alettha menaiki tangga menuju kamar Alettha.

"Aduh! Kak gimana dong? Bunda mau ke sini kalo bunda tau ada kakak di kamer Alettha nanti Alettha kena marah," Ucap Alettha deru napas nya bertambah menjadi lebih cepat. Ketakutan lebih tepat nya.

"Jadi maksud lo gue harus sembunyi?" Tanya Bumi santai sambil memegangi punggung nya.

"Mau yahhh plissss," Ucap Alettha menyatukan kedua telapak tangan nya juga wajah nya yang sengaja ia rubah menjadi sangat imut agar Bumi mau menuruti apa yang ia perintahkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUMI ALETTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang