Bising. Charis menyumpal telinga nya dengan headset. Ia tidak tahan dengan suasana ramai di kelas ini.
Ia mendengus. Apa tidak ada satu pun dari mereka yang berinisiatif untuk menutup mulut sebentar saja? Telinganya pengang mendengar celotehan tidak bermutu mereka.
Ia bangkit dan buru-buru keluar dari ruangan yang berisik itu. Satu-satunya hal yang ia benci saat jam kosong adalah suasana bising dari kelasnya. Mereka bahkan tidak bisa senyap barang sebentar saja. Charis sendiri heran, sebenarnya terbuat dari apa mulut mereka itu. Sampai sampai mampu berbicara omong kosong selama berjam-jam. Boleh jujur? Ia muak.
Melihat Charis yang beranjak pergi Key,Lya,dan Raty langsung menyusul gadis batu itu. Gadis itu sering pergi sendirian. Kemudian kembali dengan keadaan menyedihkan. Ntah basah kuyup ataupun luka-luka. Gadis ini adalah objek bully paling empuk, karena tidak akan mengadu,melawan, ataupun berteriak.
Charis duduk di tempat favoritnya. Taman belakang sekolah. Letaknya di belakang perpustakaan lama. Tidak ada yg mau kesini karena takut dengan mitos perpustakaan lama.
Tapi Charis menemukan kenyamanan disini. Sunyi dan senyap. Suasana favoritnya.
"Lo hobby banget sih,Ris mojok disini. Mana sendiri lagi. Gak takut kesambet lo?" Key yang barus sampai langsung duduk di kursi sebelah Charis.
Charis dan teman-temannya memang menyediakan kursi dan meja disini. Tempat ini cukup nyaman karena teduh. Dan lagi,jauh dari jangkauan guru. Jadi bisa dibilang, tempat ini adalah semacam markas untuk mereka.
"Ris gue nyalain lagu ya. Lo kan tau gue gak bisa hidup kalo gak rame!" ucap Key yang memang benci segala hal yang berhubungan dengan sepi.
Charis berdehem "Nyalain aja".
Lya dan Raty asik dengan aktivitas nya masing-masing. Key mendengus jengkel. Kumpul-kumpul macam apa ini?!
"Eh,Ya! Si Donat masih sering bully lo?" tanya Key. Lya mengangkat pandangan nya dari buku dipangkuan. Ia mengangguk.
"Masih. Dia masih sering minta gue ngerjain pr nya" Lya tersenyum seolah itu bukan masalah. Wajah Key memerah, darahnya bergejolak siap menumpahkan amarah.
"Butuh di kasih pelajaran nih cewek!" Key menoleh ke arah Raty yang dari tadi sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Ty,punya informasi baru apa lo soal si donat busuk sialan itu?"
Raty tersenyum miring, Lya bergidik menatap Raty ngeri "Banyak! Sampah kayak dia banyak banget celah nya. Apalagi donat busuk kita ini bego"
"Send ke gue!" Raty mengangguk menuruti permintaan Key.
"Mau lo apain?" tanya Raty. Key tersenyum sadis. Lya beringsut mendekati Charis. Satu-satunya teman yang paling normal diantara mereka.
"Gue pajang gede-gede di mading!" Raty dan Key tertawa manis. Lya bergidik ngeri. Masih tidak habis pikir dengan teman-teman nya yang nampak seperti penjahat berdarah dingin.
"Ris,lo gak mau ngehentiin mereka?" tanya Lya pada Charis yang dari tadi hanya menatap datar ke arah Key dan Raty sambil duduk dengan malas diatas bangku kayu panjang.
"Mager" sahut Charis. Lya menghela nafas. Percuma saja ia bertanya pada Charis. Gadis ini tidak akan melakukan apapun. Ia tidak terlalu suka ikut campur.
"Key" panggil Charis. Key menoleh dan menatap ke arah Charis dengan pandangan bertanya "Jangan ngebahayain posisi lo sendiri"
Key mengangguk mantap. Ia yakin tidak akan ketahuan. Lagipula mereka bisa apa jika tahu Key pelakunya? Jangan lupakan fakta bahwa kedua orang tua Key adalah salah satu donatur terbesar untuk sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLADIOLA
Teen FictionHopping is something closely related to humans. If people don't have expectation anymore, means they stop believing. World where people stop believing, means human let the darkness eat every piece of them in pleasure. ...