Bagian 6 : Kawiwara

132 2 1
                                    



selasar angin meniup tipis menerpa wajahku

hembusku menemaniku menelisik sudut gerbang

tak henti pun terlewat satu suara mesin yang berlalu lalang dalam pandanganku

sayang, 

dari ratusan motor dibawah sana, milikmu adalah yang selalu aku tahu dengan baik


Tak usai aku menyorot ujung gerbang selatan hingaa ujung gerbang utara

pukul setengah tujuh, dan aku lupa

kamu tidak akan datang sepagi itu.


sudah usang, sudah berlalu

hanya puisi yang aku tulis di akhir masa SMAku

tapi masihkah bisa aku sematkan tanya dalam penantianku,

bolehkah aku miliki hatimu?

sekali lagi.

ANANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang