Dalam setiap dentum yang disangga rusuk-rusukku
Namamu tak ada habis-habisnya aku cariDi celah-celah rongga dadaku
Di aliran syaraf otakku
Namamu tak akan habis-habisnya aku kejar
Berlari-lari dalam selubung-selubung dagingku
Keluar masuk tanpa cela
Namamu tak pernah habis-habisnya menghujami nalurikuAku yang tak pernah siap menengadah tanganku
Mau tak mau harus melambaikannya padamu
Lagi-lagi,
Namamu adalah satu yang tak ada matinya aku tuntutkan pada Kuasaku
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA
PoetryDiantara batas-batas negeri, perasaan ini tak pernah punya batas. Aku hanya secarik mantra yang tak banyak orang percaya, hanya seonggok rasa yang tak punya rasa percaya. Melalui sajak ini, aku siratkan perasaan yang malu-malu untuk diutarakan. @vii...