Kini aku menemukan hati yang telah lama pergi.
Happy reading 💜💜
"Dari mana aja lo?" Tanya Bintang yang duduk di atas motornya. Saat ini mereka sedang berada di area balapan.
"Ada urusan" jawabnya singkat. Ia turun dari motornya. Ia melihat area ini cukup ramai.
"Urusan apa yang lebih penting dari nyawa sahabat lo sendiri ang?" Tanya Guntur. Yap orang yang tadi membantu Bulan adalah Angkasa.
Angkasa hanya mengangkat bahunya acuh. Guntur hanya menghela nafas berat. Ia paham kehidupan Angkasa yang sedikit tertutup.
"WOW!! Dah dateng aja lo Bum, siap-siap kalah" ejek Alam. Bumi yang mendengar itu hanya tersenyum remeh. Bukankah selama ini dia selalu menang?
"Cih selama ini juga gua yang menang. Harusnya gua yang ngomong gitu!" Alam yang kehilangan kata-kata langsung pergi ke teman-temannya. Bumi tersenyum sinis melihat Alam yang kehabisan kata-kata.
"Gua cabut duluan" Angkasa memilih pergi, ia bosan berada disini. Teman-temannya hanya menghela nafas berat. Mereka tak tau harus apa agar Angkasa bisa ceria.
Kapan lo ikhlasin mentari ang? Tanya Bumi dalam hatinya. Angkasa dan Bumi sudah berteman dengan sejak kecil. Makanya sifat mereka 11 12 dan mereka bertemu Bintang,Guntur, Gempa, Bara sejak SMP.
"Dah lah kagak paham sama dia" ucap Guntur disusul anggukan semuanya. Akhirnya mereka memilih fokus terhadap pertandingan ini karena hal ini berkaitan dengan harga diri mereka.
Bendera dijatuhkan, Bumi dan Alam saling susul menyusul. Alam berada dibelakang Bumi berusaha keras menyusul Bumi dan pada akhirnya...
"YESS BABANG BUMI MENANG YEEEE" Teriak Bara tanpa malu membuat Guntur, Gempa, Bintang menghela nafas kapan sahabatnya ini sehat.
"Diem painem bikin malu lo" ucap Guntur sambil menoyor kepala Bara.
Bumi menghampiri sahabatnya dan bertos ria. Bumi kembali menatap Alam yang menahan amarahnya. Bumi menghampiri Alam dengan senyumnya kemenangan.
"See gua yang menang dan harusnya lo lepasin Bunga buat.." ucapan Bumi terpotong karena satu tonjokan mengenai pipinya. Sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.
"Gua ga bakal lepasin Bunga buat lo anjing! Gua gak mau kalau Bunga berakhir kayak Mentari bangsat!" Semua terdiam. Teman-teman Bumi terdiam dan berpikir siapa itu Mentari?
"Banyak bacot lo, kalau gak tau apa-apa diem!" Ucap Bumi menahan marahnya. Bumi tidak terima ada yang membahas Mentari dihadapannya, untung Angkasa tidak ada disini.
"Hahaha gua gak tau apa-apa? Gua lebih dari tau. Tunggu kehancuran lo tuan Bumi yang teranjing!" Setelah itu Alam dkk meninggalkan Bumi yang sedang meredam amarahnya.
"Kuy ah ke cafe, laper gua" semua mengangguk menyetujui usulan Bintang. Akhirnya mereka meninggalkan area balapan. Bumi masih termenung dengan ucapan Alam.
Gua gak ada niatan buat Mentari gitu, sorry ri.
Jauh dari tempat balapan kita pergi beralih ke rumah Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI
Teen FictionBumi membenci bulan Bumi tidak suka bulan Bumi tidak berharap adanya bulan Meski begitu Bulan tetap ada untuk Bumi Bulan memberi cahaya pada Bumi yang terselimuti kegelapan Bulan tetap memberikan senyuman pada semua meski hanya gelap yang menemaniny...