06. Bersaing

120 39 62
                                    

"Tak semua gadis di dunia ini bahagia ketika dirinya disukai banyak lelaki, karena bisa saja itu menjadi sebuah beban didalam hatinya." —Permata Asoya Widayanti.

-----

Suasana kantin sekarang begitu ramai. Asoya mendengus kesal, jika bukan karena Adhirza dan teman-temannya, tidak akan dirinya keluar kelas sekarang. Lebih baik ngedrakor dari pada kepanasan di dalam kantin.

"Jadi seriusan Syakila nyelamatin emaknya Gara?" tanya Zelta dengan suara yang cukup keras, mungkin beberapa orang dikantin yang duduk didekat mereka mendengar suara gadis itu.

"Iyalah, kemaren Syakila sendirikan yang bilang di grup kalo dia nyalametin emak Gara." sahut Sindy sambil ingin memasukan potongan bakwan kedalam mulutnya.

Asoya menahan tangan Sindy "Itu mengandung udang." ucap Asoya membuat gadis itu mendengus lalu meletakkan kembali bakwan tersebut.

"Gue kira kemaren tuh anak bercanda doang anjir, ternyata beneran." ujar Zelta.

"Gue juga begitu awalnya, tapi pas Garel ngabarin kaya begitu juga. Baru gue percaya." balas Asoya sambil meminum jus jeruknya.

Sindy mengambil jus jeruk milik Asoya lalu meminumnya "Bagi ye, ntar beli." ucap Sindy sambil menyengir.

"Udah diminum baru bilang bagi." sindir Nia.

Sindy menujukan wajah bodo amat lalu menoleh ke arah Adhirza yang tampak kesal "Dhirza lo kenapa?" tanya Sindy, gadis itu tengah menusuk-nusuk bakso seperti sedang menusuk orang.

"Iya, lo kenapa?" kali ini Dwi yang bertanya.

"Gue kesel! Kalian tau gak sih gue kesel!" ucap Adhirza sambil mengarahkan garpu kearah wajah mereka.

Sindy menelan ludah "I-iya kita tau kok lo kesel, ta-tapi taro dulu garpunya. Serem njir." ujar Sindy.

"Iya taro dulu garpu lo, ntar ada setan lewat bahaya." sambung Zelta.

Adhirza mendengus lalu meletakan garpunya kesal "Cerita kalo ada masalah gak usah kesel sendiri." ujar Nia cuek, gadis itu memainkan ponselnya.

"Lo pada tau kan, tetangga depan rumah gue?" tanya Adhirza.

Asoya, Sindy, Zelta dan Dwi kompak mengangguk "Gue kesel-"

"To the point, keburu bel." potong Nia.

Lagi-lagi Adhirza mendengus "Masa kata tetangga gue, gue itu pacaran mulu. Pagi siang sore malem selalu pacaran, gak inget waktu." ucap Adhirza masih dengan nada kesal.

"Dan parahnya lagi, dia nyabarin gosip ke emak-emak komplek yang lainnya. Sampek tadi pagi Ibu pulang belanja marahin gue karena gosip sialan itu."

"Serius jadi gimana tuh? Ibu marah dong sama lo?" tanya Zelta mewakili.

"Iya-iyalah marah, katanya uang jajan gue bakalan dipotong, terus gak boleh pergi main dulu sama lutfi. Sialan banget kan? Padahal gue pacaran sama lutfi itu setiap malem selasa sama malem minggu doang, weekend juga jarang dia dateng." ujar Adhirza.

"Mungkin dia selalu liat lo pergi pulang sekolah bareng lutfi." balas Sindy.

"Iya Dhir, mungkin gitu." sahut Asoya ikutan.

GARELSOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang