6. Bertemu dengan Raka

5 3 0
                                    

Keesokan harinya, di pagi yang cerah itu Sabita terlihat bergegas untuk pergi. Ia ingin pergi ke lapangan basket untuk bermain basket disana, dan sekedar untuk menghapus rasa sedihnya. Ia pergi kesana dengan mengendarai motor scoopynya, pagi itu wajah Sabita terlihat bersinar seperti tidak ada masalah, padahal hati kecilnya berkata bahwa ia sangat kecewa, dan sakit hati. Setelah sekitar 15 menit melakukan perjalanan akhirnya Sabita sampai di lapangan basket.

Sabita melempar bola basket ke ring sambil berkata sendiri "Rio, aku kesini lagi aku pengen nenangin diri aku disini. Tempat ini adalah tempat dimana kita pernah mengukir sejarah, pernah tertawa bersama, pernah bahagia bersama, dan ditempat ini juga kita pernah membuat janji untuk hidup bersama untuk selamanya. Rio andai aja kamu ada disini, alangkah bahagianya diriku, tapi semua itu mustahil, aku udah nggak bisa lagi ketemu sama kamu".

Setelah melempar-lempar bola ke ring, Sabita duduk disudut lapangan, dan menangis, ia merasa sedih karena kehilangan Rio pria yang paling ia sayang setelah ayahnya. Namun disisi lain ia juga merasa kecewa, dan sedih karena Aldo pria yang bisa menggantikan posisi Rio dihatinya itu, ternyata berpaaran dengan saudari kembarnya, namun apa daya Sabita hanya bisa pasrah, ia merasa kalau ia belum berjodoh dengan Aldo. Sabita juga berusaha untuk ikhlas bila memang ia tak berjodoh dengan Aldo.

Tiba-tiba telfon Sabita berdering dari dalam tas " Hallo, maaf ini nomer siapa ya?". Tanya Sabita pada seseorang di telfon. " Ini nomer Sabita kan?. Ini aku Raka kakaknya Rio". Jawab Raka, sambil bertanya pada Sabita. "Iya aku Sabita, ini kak Raka?, ya ampun udah lama banget kita nggak komunikasi kak, kakak kemana aja selama ini?". Sahut Sabita dengan ekspresi penuh kegembiraan. " Iya ini aku Raka, kamu gimana kabarnya Bi?". Ungkap Raka sembari bertanya kabar pada Sabita. "Kabarku baik kok kak, kakak gimana kabarnya?. Celetuk Sabita membalas pertanyaan Raka. "Kabarku juga baik kok, btw kita bisa ketemuan sekarang nggak?, aku pengen ketemu nih sama kamu, udah lama kan kita nggak ketemu, terus nggak ngobrol bareng". Iya kak aku bisa kok, kamu datang aja langsung di lapangan basket yang dulu aku sama Rio selalu main basket". Sabita menyanggupi ajakan Raka untuk bertemu. " OK aku otw kesana ya". Kata Raka sambil menutup telfon.

30 menit kemudian Raka sampai di lapangan basket sambil membawa es krim cokelat kesukaan Sabita. Raka adalah kakak Rio, sifatnya pun tak jauh berbeda dari Rio, ia sosok pria yang baik hati, romantis, dan berani. Raka juga sudah menganggap Sabita sebagai adiknya sendiri, maka tak heran bila Sabita sering curhat dengan Raka tentang berbagai masalah yang sedang ia hadapi.

" Hai Bi, kamu tambah cantik aja, udah lama kita nggak ketemu, ini aku bawain kamu es krim cokelat kesukaan kamu". Sapa Raka sembari memberikan es krim cokelat kesukaan Sabita. "Makasih kak, kamu masih inget aja es krim kesukaan aku". Ucap Sabita sambil tersenyum lebar pada Raka. "Ya jelas aku masih inget banget lah, masak makanan kesukaan adikku sendiri aku nggak tau sih". Celetuk Raka sambil menegelus-elus rambut Sabita. "Makasih ya kak selama ini kamu udah selalu buat aku bahagia, setelah Rio pergi ninggalin aku, aku ngerasa kesepian, dan Cuma kamu yang selalu bisa buat aku tersenyum, kayak Rio yang dulu selalu buat aku tersenyum. Ungkap Sabita sambil menangis, dan memeluk Raka. "Iya Bi sama-sama aku seneng kok kalau bisa lihat kamu senyum lagi kayak dulu". Sahut Raka sambil tersenyum, dan memegang kedua pundak Sabita.

Hari menjelang sore namun Sabita dan Raka masih menikmati sunset di sore hari yang indah. Sore itu adalah sore yang indah bagi mereka berdua, karena sore itu adalah pertemuan mereka untuk yang pertama kali setelah 4 tahun mereka tak bertemu. Setelah hari mulai gelap Raka bergegas mengantarkan Sabita pulang ke rumah.

"Bi hari udah mulai gelap, aku anter kamu pulang ya" Ucap Raka sambil menatap wajah Sabita. "Iya udah kak, ayo". Jawab Sabita sambil tersenyum pada Raka

Tak terasa akhirnya mereka sampai rumah Sabita. "Makasih banyak buat waktunya hari ini ya kak". Ucap Sabrina sambil membuka helmnya. " Iya sama-sama, ya udah kamu buruan masuk ya, aku pulang dulu soalnya udah malem, bye". Jawab Raka, sambil berpamitan pulang. "Iya kak hati-hati di jalan". Pinta Sabrina.

Selamat membaca😉

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang