2. Tumbuh Rasa Cinta

14 5 0
                                    

Hari ini hari yang membahagiakan untuk Sabita karena hari ini ia diajak nonton bioskop dengan Aldo. Ia sangat bahagia karena terakhir ia menonton bioskop 2 tahun yang lalu bersama dengan kekasihnya Rio. Namun setelah ia kehilangan Rio, ia memilih untuk berdiam diri dirumah, dan menghabiskan waktunya untuk mengurus anak-anak di panti asuhan milik tantenya. Sejak pertama kali bertemu dengan Aldo suasana hatinya berubah, ia sekarang selalu ceria. Sejak bertemu dengan Aldo, Sabita merasa hidupnya lengkap, ia juga tampak lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya.

"Permisi, Sabita" Teriak Aldo dari gerbang luar rumah. Sabita keluar dengan wajah berseri-seri "Aldo kamu udah sampai cepet banget". Aldo sedikit menggombal "Iya dong kan biar cepet ketemu sama kamu". Sabita tersipu malu "Kamu bisa aja sih Do". Aldo tersenyum "Ya udah yuk Bi, kita berangkat sekarang". Ajak Sabita sembari mengambil helm dari tangan Aldo "Ya, ya udah ayo Do, nanti kita telat lagi".

Di perjalanan Sabita bertanya-tanya seputar kehidupan Aldo. "Do aku boleh tanya-tanya tentang kamu nggak?". Aldo mempersilahkan Sabita untuk bertanya "Boleh, emang kamu mau tanya apa Bi?". Sabita bertanya dengan rasa ragu "Kamu anak keberapa, dari berapa bersaudara Do". Jawab Aldo sembari fokus mengemudi motornya "Aku anak ke 2 dari dua bersaudara, aku punya kakak cewek, sekarang dia jadi dosen di Bandung". Sabita tersenyum kagum "Ooo gitu ya, kakak kamu hebat ya Do".

Aldo balik bertanya pada Sabita "Terus aku ganti tanya sama kamu ya, bolehkan?". Sabita mempersilahkan Aldo untuk bertanya "Boleh banget Do". Aldo bertanya dengan mata yang tetap fokus pada jalan "Kamu anak keberapa dari berapa bersaudara?". Sabita menjawab sembari memperhatikan jalan "Aku anak pertama Do, soalnya aku punya kembaran, tapi tua kembaranku 1 hari". Jawab Aldo dengan heran "Kok bisa gitu ya, kok brojolnya nggak sekalian". Sabita tertawa kecil sembari memberi penjelasan yang rinci "Ya itu yang masih aku pertanyakan, aku juga heran, mamaku sih bilangnya setelah kembaranku lahir, terus mamaku itu perutnya masih buncit, dan dokter bilangnya mamaku itu punya anak kembar, nah pas aku mau dilahirin keluarnya susah banget, terus selang satu hari mamaku nglahirin aku".

Aldo berusaha memberi nasehat kepada Sabita "Ooo gitu, penuh pengorbanan banget ya mama kamu buat nglahirin kamu, makanya kamu jangan durhaka sama mama kamu, karena mama kamu udah susah payah nglahirin kamu, ngeluarin kamu di dunia ini". Sabita tersenyum "Iya Do pasti, aku akan denger selalu nasehat kamu, aku juga sayang banget sama mamaku". Aldo tersenyum lega "Bagus deh kalau gitu, kamu memang harus hormat sama mama kamu."

Tak lama setelah berbincang-bincang mereka sampai di bioskop, merekapun lalu masuk ke bioskop.

Mereka memilih film yang berjendre komedi. "Akhirnya sampai juga". Ucap Sabita. "Kamu mau nonton film apa Bi". Tanya Aldo. "Apa ya, gimana kalau film komedi aja". Saran Sabita. Aldo menerima saran Sabita. "Ya udah yuk, kita nonton film komedi, biar kamu terhibur". Mereka masuk ke bioskop dan menikmati film komedi.

Dua jam kemudian mereka keluar dari bioskop. "Bagus banget ya Do, tadi filmnya". Ungkap Sabita. "Iya kamu sampai nggak berhenti ketawanya", sahut Aldo. "Abis filmnya lucu banget, aku terhibur banget Do", celetuk Sabita. "Ya udah sekarang kamu pengen pergi kemana lagi?". Tanya Aldo. "Ke mall yuk". Ajak Sabita. Aldo hormat menghadap Sabita. "Ok siap BOS". Sabita tertawa. "Kamu bisa aja sih Do, emang aku BOS kamu apa"

Diperjalanan menuju mall Aldo bertanya-tanya kepada Sabita mengenai saudara kembar Sabita yang merupakan kekasihnya sendiri. Aldo melakukan itu karena mengingat pesan dari Sabrina agar berpura-pura tidak mengenalnya sampai waktunya tepat untuk memberitahukan kepada Sabita bahwa sebenarnya Aldo dan Sabrina adalah sepasang kekasih.

POV: Sebuah taman
"Sayang, kalo kamu ketemu sama Sabita kamu pura-pura aja nggak kenal aku ya, kamu pura-pura tanya-tanya tentang aku, atau tentang keluargaku ya", pinta Sabrina. Wajah Aldo seketika kebingungan. "Kenapa sayang? kenapa aku harus pura-pura nggak kenal kamu?", tanyanya heran. "Ya nggak papa, biar Sabita nyaman aja pas ketemu sama kamu, aku pengen nyenengin Sabita, nanti kalau waktunya udah tepat aku bakal ngomong ke dia kalo kamu pacarku". Aldo makin bingung dengan Sabrina. "Tapi kan malah makin beresiko sayang, kalau dia nyaman sama aku terus tiba-tiba kamu bilang kalau kita pacaran, kan malah dia jadi sakit hati". Sabrina berusaha menjelaskan. "Ya aku tau sayang, tapi aku pengen Sabita menikmati waktu berdua dulu sama kamu, soalnya udah lama aku nggak lihat Sabita sebahagia ini pas deket sama kamu. Udah lama dia ditinggal meninggal sama pacarnya. Aku kasihan ngeliat dia". Dengan berat hati Aldo mengiyakan permintaan Sabrina. "Ya udah kalau itu mau kamu, aku turutin.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang