bab 15

17.5K 1.2K 38
                                    

Taekook
&
Yoonmin
















Jungkook bimbang, antara masuk atau lebih baik pergi. Sudah hampir setengah jam ia berdiri di depan pintu kerja taehyung.

Kalau kata jimin sih dia langsung masuk saja, taehyung tak akan keberatan dengan kedatangannya.

"Unghh... masuk atau pergi?" jungkook bertanya pada diri sendiri, otak nya kembali diputar agar bisa mendapat jawaban yang tepat.

"Masuk saja baby" jungkook mendongak kaget, melihat taehyung yang sudah bersandar di ambang pintu.

"A..pa kookie menganggu daddy..?" taehyung terkekeh melihat jungkook tengah menunduk sambil memainkan jarinya terkesan dia lah yang salah.

Tangannya terulur untuk menggendong si manis masuk menuju ruang kerjanya tak lupa mengunci pintu agar tidak ada parasit yang masuk, salah satunya yang bermarga park!

"Baby sering keluar masuk pun dad tak masalah" taehyung memilih duduk di sofa sedangkan jungkook berada dalam pangkuannya.

Taehyung memeluk erat si manis, "Besok baby bisa datang ke kantor kalau sedang bosan" kini jungkook memandang taehyung dengan tatapan berbinar lantas mengangguk tanpa ada keraguan. "Kookie akan sering kesana!"

"Dengan syarat, harus ada bodyguard yang mendampingimu" jungkook mengangguk antusias, ia tak mempermasalahkan hal itu karena ia sudah terlampau senang bisa mengunjungi taehyung setiap hari.

"Apa chim hyung bisa ikut dad?"

"Kalau masalah jimin, semua bergantung yoongi hyung baby.."

"Berarti kookie akan bertanya ke yoongi hyung besok" jungkook tersenyum kecil.

taehyung semakin mengikis jarak di antara nya "Baby, boleh daddy bertanya sesuatu denganmu?" Jungkook mengangguk, tangan nya meremat kaos polos sang dominan.

Walau sebenarnya jungkook sudah merona saking malunya dengan posisi intim mereka, untung hanya ada cahaya remang dari lampu kerja milik taehyung jadi wajah merona nya tak akan terlihat.

"Kalau pertanyaan dad berhubungan dengan masa lalu mu, masih tak apa?"

Nafas jungkook tercekat, ia ragu dengan hal itu karena bagaimana pun ia selalu berusaha menghapus memori masa kelam nya.

"Baby?"

Taehyung tahu kalau respon jungkook akan begini, namun ia sudah di ambang rasa penasarannya. Yoongi sudah berusaha mencari informasi yang berkaitan jungkook namun nihil ia tak mendapat hasil apa pun.

Hanya sekedar info dimana dulu jungkook tinggal di panti asuhan tak jauh dari sini. Sayang tak ada keterangan nama panti asuhan tersebut.

Keduanya terlarut dalam pikiran masing-masing hingga jungkook memecahkan keheningan "dad ingin bertanya tentang apa?"

Taehyung menghela nafas sejenak, "nama panti asuhan?"

"eum- eternal shine"

Taehyung mengernyit merasa tak pernah mendengar nama panti tersebut, "sudah berapa lama kookie disana?"

"Kookie dari bayi sudah di sana dad"

"Apa terasa nyaman disana?"

"mungkin tidak begitu nyaman, semua anak panti menjauhi kookie karena selalu mendapat perhatian lebih dari ibu panti. Mereka juga berniat untuk memukul kookie sampai sekarat" taehyung mengusap air mata jungkook yang sudah menerobos keluar.

"Apa kookie tak pernah berbicara mengenai marga mu dengan ibu panti?"

Taehyung benar-benar menatap serius kali ini, ia yakin kalau ada maksud lain kenapa marga jungkook tak di sebutkan.

"Kookie tak tahu.. setiap kookie bertanya, ibu panti selalu mengalihkan topik dan bilang kalau kookie belum saat nya untuk mengerti"

Taehyung terheran, jelas ada yang di sembunyikan dari ibu panti tersebut dan ada maksud sendiri kenapa jungkook di perlakukan seperti itu.

"Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita mengeluarkan keringat sebelum tidur?"

.
.
.
.

Ceklek!

Jimin menoleh ke arah pintu kamar nya yang terbuka lebar, menatap pria putih pucat yang masuk dengan aura dominan yang terpancar.

"Hyung–"

Yoongi tak merespon, sedangkan jimin menghela nafasnya lelah dengan kelakuan kekasih yang suka sekali ngambek dalam hal sepele.

Padahal seharusnya yang ngambek dia kan? bukan nya jimin benar kalau yoongi tak pernah peduli ataupun selalu menghubungi duluan.

Satu fakta saja, yang meminta menjadi kekasih bukan yoongi melain kan dirinya. Bahkan itu melakukan dengan paksaan.

"Hyung, kalau kau sudah tak menginginkan ku tak apa"

Yoongi lantas menoleh, menatap tajam ke arah jimin "berhentilah berbicara yang tak masuk akal"

"Tapi bu–

Jimin menjeda ucapan nya, melihat sebuah kotak hitam yang diberikan yoongi secara tiba-tiba "apa ini?"

"Buka saja"

Jimin menurut, membuka kotak tersebut dengan hati-hati. Setelah melihat isi nya ia kembali menatap yoongi.

"Aku memang membenci mu dulu, dan sekarang rasa benci itu menjadi  cinta"

Jimin tak berkutik, masih menatap sebuah gelang perak yang terdapat tulisan 'MYG' disana.

"Kalau kau bilang aku tak peduli padamu, maka pernyataan itu salah besar. Justru aku selalu ingin menjaga mu, park jimin"

Yoongi mengusap lembut puncak kepala jimin, tak lupa memberikan kecupan hangat pada pelipis dan terakhir memasang gelang ke tangan kiri jimin.

"Itu bertanda kalau kau milik ku"

Yoongi menunjukkan tangan kanan nya yang sudah tedapat gelang yang sama dengan jimin, yang membedakan disana terukir 'PJM' tak lain nama nya.

Jimin tersenyum, walau dengan barang sederhana ini sudah mampu membuat nya bahagia.
"Walau begitu, kau tak akan lepas dari hukuman karena sudah tidak menganggapku kekasihmu tadi"

Jimin memutar bola mata nya malas, ia pikir yoongi sudah melupakan kejadian tersebut.

"Dasar otak selangkang"

Yoongi terkekeh, "uke on top?"

Jimin hanya bisa pasrah dan sudah harus siap untuk kembali berjalan pincang.





























🌚TBC🌚

🌚TBC🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Btw nyari nama panti 2 jam sendiri kemarin, jadi mohon maaf kalau agak aneh:'D

My Baby Boy [Taekook/Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang