bab 22

14.4K 1K 28
                                    

"Indah sekali hyung, ini pertama kalinya kookie menginjakkan kaki kemari"

Jimin menoleh ke samping, menatap wajah teduh sosok kelinci manis. Bola matanya memancarakan kesenduan yang sangat dalam. "Mulai sekarang kamu bisa sering mengunjungi terus kookie-ah" 

Jungkook tersenyum "kookie ingin mengunjungi nya bersama daddy.. tapi daddy sedang marah sekarang..."
sendunya.

Jimin mengusap pucuk rambut jungkook, "semarah apapun taehyung hanya sebatas emosi kook.. Sekarang ia banyak pikiran termasuk dirimu" sahut jimin lagi.

"Kookie?"

Jimin bangkit berdiri "terutama latar belakang mu jungkook" jungkook memandang bingung tapi tetap tak berkutik, jimin hanya tersenyum lalu berjalan menuju tempat seokjin yang masih sibuk memesan berbagai cemilan.

Jungkook kembali memandang sungai dan melempar batu-batu kecil di sekitarnya, sampai ada seorang kakek tua yang menghampirinya.
"Permisi nak, bisakah kamu membantu kakek sebentar?"

Jungkook tersenyum manis sambil mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk di sebelahnya "oh, tentu saja... apa yang bisa kookie bantu?" tanya jungkook dengan sopan.

Kakek tersebut diam membisu, dalam hati mengumpat diri nya sendiri yang menerima tawaran orang asing secara sembarangan tanpa melihat konsekuensi yang akan di dapat nya nanti.

"Ah- bisakah kamu membantu kakek mengangkat gerobak ini sampai ke gang kecil disana?"

Jungkook melihat arahan yang diberi oleh kakek, kemudian mengangguk antusias "tentu saja, biar kookie saja yang membawa semua kek"

Keduanya berjalan secara beriringan, sekali-kali jungkook menanyakan bagaimana kehidupan sehari-hari sang kakek, lantas kakek pun menjawab pertanyaan jungkook dengan senang hati bahkan tersenyum lembut.

Menceritakan bagaimana susah nya ia mencari uang dan setiap harinya hanya bisa makan sekali, demi biaya ketiga cucunya.

"Eum, kalau kookie boleh tau.. Kemana orang tua mereka?"

Kakek tersebut terdiam bahkan setetes air mata berhasil menerobos lolos "kakek tidak tahu nak... anak kakek sudah lama tidak pernah menemui kakek sejak 5 tahun yang lalu. Ia menemui kakek hanya sekedar menitipkan bayi dengan wajah yang berbeda-beda. Kakek sangat takut kalau ia salah pergaulan di luaran sana.. bagaimana pun ia putri dan harta berharga kakek satu-satunya"

Jungkook mengusap punggung belakang sang kakek, dalam hati tak tega melihat air mata yang terus keluar. Tak segan is mengambil sapu tangan dari sakunya dan memberikan kepada kakek tersebut dengan senyum kelinci yang merekah.

"nanti kookie akan mencoba minta bantuan seseorang untuk memberikan sedikit dana kepada cucu kakek yaa.. Tapi syaratnya kookie ingin bertemu dengan mereka hehe.. Ingin bermain bersama dan menikmati susu pisang..!" sahut jungkook.

Kakek membalas dengan senyum hangat "dengan senang hati, mereka akan sangat menyukai kedatangan kookie".

"Tentu sa–

Bruk!

"hello baby boy"
Kakek hanya terdiam melihat tubuh jungkook yang berubah menjadi lemas akibat bius yang diberikan oleh seseorang...

Setelah itu ia masuk ke dalam mobil sedan merah berhenti tepat di depan mereka, "Terima kasih telah membantu ku.. Pak tua"

Kakek tersebut mengepalkan kedua tangannya, menahan ujung baju pria yang ia tidak ketahui namanya... "Jika aku mengembalikan uang mu apakah kau mau membawa pria itu?" ucapnya menantang.

Seulas senyum tertarik dari ujung kanan "wah.. ada apa dengan mu pak tua? Bukannya tadi kau sangat antusias mendapatkan uang itu jika kau berhasil melakukan misi mu. Dan sekarang kau ingin menarik lalu berharap aku melepaskan kelinci ini? Tidak akan!"

My Baby Boy [Taekook/Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang