Adela Aurora

38 12 11
                                    

“Hai Del,” Adela gelagapan melihat siapa yang menyapanya. Abrisam Lesmana, cowok yang kemarin mengirim kata-kata aneh pada Adela. Adela tentu tahu siapa Abrisam di sekolah. Adela merasa aneh, bahkan dia tidak pernah berinteraksi sedikitpun dengan Abrisam. Tapi dia sudah mengirimnya surat cinta? Adela menganggap Abrisam terlalu tidak menghargai arti cinta itu sendiri.

Abrisam terkekeh sampai matanya seperti bulan sabit, gemas melihat Adela yang salah tingkah “Gak bakalan macem-macem kok aku, jangan tegang gitu,”

“Lo, mau ngapain, ya?” tanya Adela masih kaku.

“Mau nyamperin calon istri,”

“Istri?” Adela melotot kaget "Huh, apaan sih."

“Kamu cantik,”

Adela semakin canggung dengannya. Ia bahkan tidak pernah berinteraksi dengan Abrisam. Ia hanya tahu bahwa Abrisam adalah salah satu dari anggota geng nakal. Pasti saja dia terkenal.

“Gak jelas!” Adela memutar bola matanya lalu melengos mendahului Abrisam. Langkah mungilnya sedikit berlari agar menjauh dari cowok aneh itu.

“Gimana Bri?” tanya Anton menghampiri Abrisam. Abri menghela napas dan tersenyum palsu.

“Anjir, baru kali ini dicuekin gue,”

Adela yang masih sempat mendengar karena belum terlalu jauh. Melihat sebentar lalu melanjutkan kembali langkahnya.

Abrisam memperhatikan Adela yang sedikit berlari.

“Bro, lu serius suka?” Anton mengangkat tangannya bersender di bahu Abrisam yang menatap kepergian Adela.

“Lo kira gue ngemis-ngemis minta puisi sama si Vleris cuma buat main-main doang? Bukan cara gue banget lah Ton,”

Anton melirik Abrisam dengan cepat, 'bukan cara gue banget' Anton menggeleng lemah, Abrisam bahkan suka bermain-main dengan cewek. Bahkan punya pacar double, triple gak masalah. Ceweknya juga mau aja di koleksi sama Abrisam, padahal tahu dia cuma dimainin. Salahin aja mukanya tuh.

“Adela itu tau kali, lo punya kebiasaan poligami.”

Abrisam mendorong Anton pelan sembari berdecak “Meskipun belum pernah berinteraksi dengan baik sama dia, gue bisa liat dia bukan tipe orang kepo, lagian kalo Adela di sisi gua mana bisa gue poligami,”

Anton memukul bahu Abrisam pelan "Anjir kok jadi lembek gini." Mendengar ledekan Anton Abrisam mendelik.

“Lo belum pernah ngerasain Ton.”

“Abrisam, gimana bisa lo jatuh cinta, sedangkan lo interaksi aja baru tadi. Mana ucluk-ucluk kirim puisi lagi. Idii Cringeeee.” Anton memperaktikkan ekspresi zombie dengan tangan di depan saat menyebut kata Cringe.

Tau ah males, gak semangat gue.Anton berdecak kesal, ingin sekali menyekik sadboy ini. Masalahnya Abrisam temannya, jika dia mendadak sadboy, sumpah ini gak lucu.

“Ebuset dah, yaudah terserah lu,”

Abrisam dan Anton berjalan menuju ke kelas baru mereka. Sebenarnya Abrisam pernah melihat Adela beberapa kali selewat-lewat, karena Adela teman dari Erika. Teman sekelasnya waktu di kelas 11. Mereka sering terlihat bersama. Setelah masuk kelas 12 dan ternyata mendapat kelas yang sama dengan Adela. Abrisam yang pertama melihat Adela secara jelas karena dia telat saat hari pertama masuk. Jantung Abrisam berdetak. Klise memang, tapi nyatanya Abrisam memang menyukai Adela. Apalagi sikap lemah lembutnya.

========

Love
-Abrisam Lesmana♡
Mei 2020

ABRISAM AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang