Aku mendengus kesal, lalu menghampiri gadis baby blue yang tak bergeming sama sekali. Anehnya, saat aku mendekatinya, ia perlahan mundur.
"Oi Shun!" seruku kesal. Ia berhenti berjalan mundur, aku mendekatinya. Tanganku serasa ingin merengkuhnya, dan membuat ia tenang.
"Sudah, tidak papa, mereka semua sudah pergi. Kamu diapakan mereka tadi?" ujarku sembari berkacak pinggang dihadapannya.
Aku menariknya ke pinggir jalan, agar orang lain bisa melintas dengan leluasa, namun jalan ini begitu sepi. Mungkin orang-orang tengah malas keluar rumah karena mentari sedang terik-teriknya.
Shun tiba-tiba memelukku erat dengan isak tangisnya, "Hiks, Aren ta-tadi mereka melecehkanku, Aren! Hiks, hiks."
Aku merengkuh pinggangnya, kepalanya ku tenggelamkan di dada bidangku sambil ku usap-usap. Dagu ku, ku tempelkan di bahunya yang sempit itu.
Nyaman.
Astaga, apa yang ku lakukan!? Seorang preman berpelukan dengan cewe imut! Kalau sexy masih bisa di toleransi, tapi gadis yang kupeluk sekarang seperti anak sekolah dasar.
Setidaknya oppai boing Shun membantu menaikkan penampilannya, ia seperti anak junior high school. Tapi aku, tapi Shun ... ARGH!
Ia akhirnya melepaskan rangkulan, tangan mungilnya itu melilit lengan kekarku, "Shun, minta jas dan tas ku," ia langsung memberikannya padaku.
Jas almameter ku sampirkan di pundak sebelah kanan, dan tasku hanya ku tenteng saja, lengan kiriku sudah dipenuhi pelukan hangat gadis baby blue ini.
"Ayo pulang," ucapku, ia mengangguk saja sambil berjalan memeluk lenganku. Wajahku rasanya panas.
"Aren pandai sekali berkelahi." Oh tentu saja nona. "Ekhem, ya begitulah."
"Aren ini apa? Guru karate? Anak geng motor? Preman?" Banyak sekali pertanyaanmu itu. Itu semua adalah aku, padahal. Kecuali guru karate, aku hanya sudah sabuk hitam, dan membantu senseiku mengajari yang lain.
"Aku bukan guru karate, Shun. Aku cuman udah jadi senior di sanggarku," jelasku padanya.
"Aren sering berkelahi, kah?"
"Begitulah."
"Kenapa Aren berkelahi?"
"Di tantang."
"Aren jangan kelahi lagi."
"Huh, kenapa memangnya?"
"Itu tidak baik tau. Apalagi jika sampai luka-luka."
"Baiklah, akan ku coba."
Sejenak kami bungkam, membiarkan kaki kami berjalan beriringan. Ia mendongak untuk melihatku, "Kenapa, Shun?"
"Aren kok tidak chat Shun? Padahal Aren punya nomor Shun."
"Oh, maaf, aku malas buka WhatsApp, banyak nomor tak dikenal yang mau berbicara denganku."
"Yaahh, Shun-Shun menunggu chat dari A-aren."
Aku menunduk, ingin melihat wajah Shun. Merah sekali, sampai ke telinga, ia membuang muka sayangnya. Benar-benar lucu.
Mon Histoire
Aku mengantarnya hingga depan gerbang kediaman Kaidou. Aku lalu membuang nafas berat.
Benakku kembali terisi akan ucapan janda muda dan gadis baby blue yang akhir-akhir ini dekat sekali denganku.
Berhenti berkelahi ya? Bagaimana caranya? Hariku tak sempurna bila belum meninju rahang orang.
Lagipula mereka yang punya dendam itu bagaimana nasibnya? Harus ku lawan atau ... ku diamkan saja?
Aku melangkah gontai, makananku tak ku lahap habis, sore dan malam hanya ku gunakan untuk melamun.
Gadis baby blue itu sudah tahu tentang aku. Apa ia akan menjauh setelah ini? Jika Shun tau aku adalah anak berandal, bisa-bisa aku akan dijauhi olehnya.
Kenapa aku malah memikirkan hal tak penting seperti ini? Itu urusan Shun, bukan urusan ku. Jika tak mau berteman tinggal pergi saja sih.
Sekarang aku tengah merebahkan diri untuk bersiap-siap tidur. Sudah jam sembilan malam.
Ku raih ponselku, lalu ku cari kontak Shun. Akhirnya ketemu dengan nickname 'Shun-rise'
Haha, lucu sekali. Aku segera menyalakan data, agar bisa mengobrol online via WhatsApp dengannya. Eh, tapi apakah dia sudah tidur? Hum, terserah saja deh, aku ingin menyapanya.
~bstrd
Halo Shun, ini ArenShun-rise
Halo juga Aren^^
Belum tidur kah? Sudah malam loh●︿●~bstrd
Belum.
Kamu sendiri kenapa belum tidur?
Save nomorku.Shun-rise
Shun besok ada ulangan fisika, jadi Shun belajar, hehe^^
Shun udah save ya:3~bstrd
Oh begitu.
Selamat belajar Shun
Ganbatte
Selamat malam, jangan tidur kemaleman.Shun-rise
Ganbare:3
Okidoki Aren, selamat malam juga.Begitu saja. Aku tak mau mengganggu acara belajarnya. Semoga nilaimu memuaskan besok, Shun.
Yasudahlah, aku ingin tidur. Matta ne, minna san.
To
Be
ContinuedSup>< Bertemu lagi besok:3
Sato Michiru
16-5/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Histoire [KuboKai]
Teen FictionBagaimana jika ketua geng motor yang hanya tau berkelahi dan tidak pernah memikirkan wanita tiba-tiba menyukai gadis lugu? ----- Ini kisahku. Kisah seorang lelaki penuh otot yang terpikat pada perempuan nan manis. ----- 'Kuboyasu Aren x Kaidou Shu...