5. Will you be mine?

255 41 14
                                    

Author POV

   Gadis bernetra ruby itu berjalan ke kelasnya sembari menggumamkan lagu.

   "Ohayō minna-san! Aku dataaang!" ucapnya lantang saat sudah memasuki kelas. Teman-teman sekelasnya hanya membalas 'Oha' dengan nada malas, lalu manik mereka kembali ke buku catatan yang ada di tangan mereka.

   Gadis itu melanjutkan jalannya ke bangku di mana tempat ia biasa duduk.

   Lalu wanita pendek dengan surai coklat sebahu menghampirinya, "Ka-i-dou! Kemarin pulang sama siapa, huh?" Ia bertanya dengan senyuman nakalnya.

   Gadis baby blue itu kelabakan di buatnya, panik menghampiri gadis Kaidou itu. Ia pun menjawab, "Sa-sama teman kok."

   Gadis bersurai almond  mendekati wajahnya ke muka Shun yang memerah, "Benarkah? Ooh, begituu."

   Shun tak berani membalas tatapan gadis di depannya, ia memilih untuk melihat lantai yang lebih bagus buat di lihat, mencegah kegugupannya kian bertambah.

   'Yumehara-san menyebalkan! Aku kan hanya berteman dengan Aren, humph!' batin Shun yang sebenarnya bisa di dengar oleh lelaki surai pink di belakang dirinya.

   'Usotsuke Kaidou-san,' inner lelaki berkepala permen. Ia membuang nafas, lalu berpangku tangan sembari menatap ke luar jendela.

   Tiba-tiba namanya di serukan oleh gadis baby blue yang sedang terpojok itu, "Kalau cowo lindungi cewe yang lagi kesusahan itu hal wajar, kan Saiki-san?"

   Saiki mengangguk, Yumehara mencela, "Mana tahu ada perasaan!"
Lelaki dengan permen di kepalanya mendengus, 'Apa tidak ada hal lain selain pacaran yang bisa bersarang di kepala mu itu, Yumehara-san?'

   Gadis baby blue mencebikkan bibirnya tanda kesal, tapi pipi sehalus mochi miliknya memerah seperti buah peach. Yumehara tergelak puas melihat tingkah gadis Kaidou yang tsundere.

   Beberapa saat kemudian, lonceng masuk berbunyi nyaring hingga ke pohon rindang belakang sekolah agar para siswa-siswi bisa tahu waktu dan tidak di hukum oleh para guru.

   Yosh! Waktunya untuk Kaidou Shun bertempur dengan soal fisika, semoga persiapanmu dari kemarin-kemarin tidak sia-sia.

Mon Histoire

   "Haahh! Akhirnya kita pulang. Ulangan fisika tadi sangat menyebalkan, aku tak bisa melirik sana-sini, cih," keluh gadis bersurai Almond yang berjalan di samping Shun.

   "Soalnya susah-susah, tapi syukurlah aku bisa mengerjakannya dengan sabar," timpal gadis cantik bak bidadari. Ia bergandengan tangan dengan lelaki berambut pink yang tadi, wajahnya selalu datar.

   "Hah, Kokomi. Kau itu pintar, berbeda dengan kami," sanggah Yumehara dan di angguki oleh Shun.

   Shun menempelkan telunjuknya di dagu, netranya melirik ke atas. "Tapi tadi aku mengerjakan ulangannya dengan semangat," ujar Shun.

   Yumehara terbelalak, bersorak untuk gadis di sebelahnya itu. "Selamat ya, akhirnya minat belajarmu muncul juga," Shun menggaruk tengkuk, bukan karena gatal, ia tak tau apa yang harus dilakukannya.

   Wanita bersurai biru pekat terkikik. "Lucunya," ucap Kokomi. Lelaki yang menggandeng tangannya itu melirik tanpa minat, lalu netranya kembali fokus ke jalanan.

   Sementara si gadis dengan suarai baby blue tengah mengembangkan senyum kecil, beberapa meter didepannya ada pemuda mata empat yang telah menolongnya kemarin. Jejaka dengan rambut ungunya yang rapi itu terlihat menunggu seseorang.

   Pandangan mereka bertemu, ruby Shun bertatapan dengan obsidian Aren. Memberi afeksi pada masing-masing insan, desiran hangat dirasakan mereka berdua.

   Namun seorang berkulit tan yang tegap menghampiri Shun. Yumehara menyapanya, "Konnichiwa Hairo-kun!"

   Senyuman lima jari pria itu berikan cuma-cuma pada empat orang didepannya.

   "Ada apa Hairo-kun?" tanya Yumehara lagi, Hairo tersenyum takzim, lalu netranya melirik gadis kekurangan kalsium yang sedang kebingungan.

   Aren memutuskan untuk menghampiri kumpulan siswa SMA PK. Tapi saat hampir sampai ke sana, langkahnya terhenti. "Aku ingin kau menjadi pacarku, Kaidou Shun."

   "Maaf Hairo-kun, aku tak bisa," suara halus nan tenang Shun terdengar. "Aku boleh tau alasannya?"

   Shun menghela nafas berat. "A-aku tak punya perasaan padamu," ucapnya takut-takut. Tapi Hairo tak patah semangat, ia terus memperjuangkan perasaannya pada gadis manis tersebut.

   "Itu tak masalah, nyaman datang karena terbiasa, kamu bisa pacaran denganku," ujar Hairo lagi.

   Alis Shun menukik, Aren bisa melihatnya, lelaki dengan kacamata itu kehilangan minat.

   Semangatnya menguap begitu saja, bahu yang kokoh itu lesu, pandangannya turun, ia tak rela jika Shun rise-nya diambil orang lain.

   "Aku tak mau, Hairo-kun," balas Shun lagi. Gadis manis itu menunduk lemah, ia tak mau menyakiti perasaan Hairo.

   Lelaki berkulit tan itu menghela nafas, senyuman hangat miliknya tak kunjung luntur. Tangannya terangkat untuk mengelus pucuk kepala baby blue itu.

   Aren mencelos, 'KEPALA IMUT SHUN HANYA AKU YANG BOLEH MENYENTUHNYA, SIALAN!' Ia membatin dengan mengerikan.

   "Aku akan mengejarmu hingga aku menyerah, Shun." Senyuman menawannya yang tulus itu ia tunjukkan pada gadis mungil tersebut. Lalu ia beranjak pergi sembari melirik sekilas Aren yang sedang lesu.

   Aren mendecih, lalu beranjak pulang tanpa mempedulikan seruan panik Shun.

To
Be
Continued

Ogenki desu ka, minna san?≧ω≦

Sato Michiru
21-5/20

Mon Histoire [KuboKai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang