"Jangan cari yang sempurna, tapi carilah yang mampu menyempurnakanmu." - Anonim
▪●▪
Keduanya terlibat saling memandang dalam waktu yang cukup lama. Berulang kali, Jhiniya samakan wajah yang kini berada di hadapannya dengan foto yang dikirim Kak Sara seminggu yang lalu.
Sama.
Tidak mengecewakan.
"Jadi-"
"Tunggu dulu!" Jhiniya memotong ucapan Aydan. Gadis itu nampak mengotak-atik handphonenya.
Aydan menatap si gadis cukup lekat. "Ada apa?"
"Aku mau memberitahu Kak Sara bahwa aku sudah bertemu denganmu."
Aydan menyesap kopi hitamnya dalam diam. Jhiniya telah selesai mengetik dan kembali menatap wajah kaku milik Aydan.
"Jadi kau yang ditawari oleh Kak Sara untuk menjadi pasangan kencan butaku?"
Aydan mengangkat bahunya.
Jhiniya memastikan sekali lagi. Sebuah setelan jas berwarna hitam, tanpa dasi, dengan kemeja berwarna biru muda yang dua kancing atasnya terbuka, jam tangan mahal di tangan kiri, serta sepatu mahal yang harganya selangit.
Berulang kali Jhiniya mengucapkan kekagumannya. Orang ini pasti bukan orang sembarangan.
Aydan merasa jika tatapan gadis ini tengah menelanjanginya.
"Jhiniya.."
"Panggil saja Jiya. Terlalu panjang kalau kau memanggilku Jhiniya. Lagian semua orang juga memanggilku begitu."
Lagi-lagi ucapannya dipotong. Aydan menghela napas.
"Aku Aydan dan aku bekerja di-"
"Perusahaan properti ILIX?"
Aydan mengangguk.
Sekali lagi Jhiniya menunjukan kekagumannya. "Wah! Kukira kau berbohong saat kau tulis kau bekerja di perusahaan tersebut. Kau tahu, aku sangat menyukai properti yang mereka buat. Oh! Aku bahkan punya satu meja kerja yang kubeli dengan gajiku selama tiga tahun bekerja. Hebat 'kan?"
Aydan mengalihkan tatapannya. Si gadis membenarkan posisi duduknya.
"Kau.. bekerja di sana sebagai karyawan?"
Si lelaki menggeleng.
"Oh.. kau salah satu yang bekerja di pabriknya?"
Aydan mengeraskan dahinya. Menggeleng.
Jhiniya mengangguk berulang kali, matanya terangkat ke atas seolah tengah menerawang. "Apa kau karyawan kontrak?"
"Aku direktur di sana."
Jhiniya mengangguk sekali lagi. "APA?!" pekiknya setelah sadar dengan apa yang Aydan katakan.
Laki-laki itu melihat sekitar yang nampaknya memperhatikan mereka. Jhiniya bahkan sampai menutup mulutnya.
"Omo! Kau seorang direktur?" Si gadis melihat pakaian yang dipakai oleh laki-laki itu sekali lagi. Benar. Tidak mungkin, seorang karyawan kontrak bisa membeli barang semewah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Above The Time
Fanfiction"Tunggu saja Ketika akhirnya kita bertemu Jika kita bisa berdiri di luar batas waktu Tanpa menginjak masa lalu Aku akan menari sampai kehabisan nafas" -IU, above the time. Kumpulan fanfiction kalau suka silakan tinggalkan jejak^^ Bekasi, 22 Maret 20...