"Rokok itu bisa membunuhmu, loh."
"Makan permen juga bisa membunuh. Bisa bikin sakit gigi." - High School Series 2021
"Mulai berhitung!"
"Satu!"
"Dua!"
"Tiga!"
"Badannya ikut ke bawah! Bukan cuma pantatnya doang! Ulang!"
Terdengar helaan napas yang sangat panjang, mengiringi hukuman kali ini. Panas di atas kepala dihiraukan, teriknya seolah tak menjadikan rasa sedikit belas kasihan untuk semua yang berpeluh merundukan tubuh di atas lapangan olahraga tak berumput. Aspal mencekam. Membuat ubun-ubun, yang kali ini merangkap kedua belah telapak tangan ikut terbakar.
Banyak pasang mata menyaksikan ragu-ragu dari balik pagar pembatas antar kelas ataukah yang terang-terangan menertawakan dari atas lantai dua. Mereka dengan kepala menyumbul ke atas, seakan mencari-cari dimana orang yang selalu menjadi pelaku utama berada. Aku. Tidak perlu bersusah payah mencariku di antara barisan orang-orang yang payah ini.
Aku, dengan kemeja lusuh berwarna agak kuning, karena sudah hampir dua tahun tak ganti. Tak lupa rambut gondrong yang kerap menjadi mangsa semua mata guru, terlebih guru BK. Kuyakin mereka semua mengenalku, bukan dalam artian baik, karena aku sedang berada di lingkungan orang-orang payah.
Mereka tak perlu kerepotan mengenaliku yang dua tahun langganan menjadi murid dengan rekor buruk paling baik di sekolah. Suatu kebanggaan. Karena dengan itu, aku tak perlu susah payah dikenali semua guru. Aku yakin, penjuru SMA Perbangsa ini mengenaliku, Kyuhyun Angga Ardi Sasongko, sebagai murid paling teladan.
"Kalian tahu 'kan jam berapa masuk sekolah?!"
Kepala kami tertunduk, bukan karena takut, hanya malas meladeni ucapan yang setiap hari, di jam yang sama, di tempat ini, selalu ditanyakan.
"Jam berapa?!"
"Jam 6.45, Pak."
Jawab seorang siswa, kuyakin ini kali pertamanya mendapat hukuman, wajahnya pucat pasi. Kulirik saja, malas betul berurusan dengan orang-orang macam dia. Dan seperti yang tengah menatap kami dengan menyalang. Si botak, tidak, pria itu masih punya sedikit rambut di bagian belakang. Pakaiannya kali ini seragam cokelat dengan mentereng papan namanya di sebelah kiri berwarna hitam, jelas betul statusnya bukan lagi guru yang dibayar per jam.
Pria itu, selalu mengatakan hal yang serupa, setiap hari pada kami yang juga setiap hari tak mendengarkannya.
"Sekolah itu ditutup jam 6.45, jadi harusnya kalian sudah harus datang sebelum jam itu. Apa susahnya sih bangun pagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Above The Time
Fanfiction"Tunggu saja Ketika akhirnya kita bertemu Jika kita bisa berdiri di luar batas waktu Tanpa menginjak masa lalu Aku akan menari sampai kehabisan nafas" -IU, above the time. Kumpulan fanfiction kalau suka silakan tinggalkan jejak^^ Bekasi, 22 Maret 20...