Malam ini,
Gemerlap langit malam, dihiasi indahnya bintang-bintang bersinar dan cahaya rembulan, membuatku hanyut dalam kenyamanan menatapnya.
Berharap ada bintang jatuh yang bisa mengabulkan harapan bak cerita dongeng, tenggak kepalaku dan halusinasi seolah mengisyaratkan bahwa indahnya ciptaan Tuhan yang tak boleh ku sia-siakan, ku ambil kamera ponselku dan mengabadikan indahnya langit malam dan mengunggahnya ke sosial media ku, dengan caption 'nikmat tuhanmu yang manakah yang ingin kau dustakan?'Aku duduk di bangku teras rumahku sambil menikmati segelas teh hangat, ditemani indahnya langit malam dan halusinasiku.
Terlintas di pikiranku 'ku harap kita sedang sama sama menatap indahnya langit malam dan memikirkan hal yang sama'.Aku membayangkan kehidupanku dimasa yang akan datang, menjadi perempuan yang bisa merubah kondisi keluargaku sekarang, berharap dan berdoa kepada Allah SWT. Mengabulkannya kelak, dan memberikanku sesosok lelaki baik dan menerimaku apa adanya jikalau bukan Arkhan semoga yang persis seperti Arkhan, jika tidak ada ya sudah Arkhan saja Ya Allah.
'Astaghfirullah ish ish ish Halu nya kok kebangetan sih, Yaa Allah maafin Fero, Fero khilaf.
Udahlah bahaya nih halu terus mending tidur udah malem' ucapku pada diri sendiriAku bergegas masuk ke kamarku karena jika ayahku tau aku belum tidur pasti kena marah, aku tidur tepat pukul 22.00, berwudhu dahulu dan berdoa agar Allah melindungiku di waktu aku terlelap dan berharap agar esok hari lebih baik dari hari ini.
Ayam berkokok membangunkan tidurku, kukira sudah subuh, ternyata baru jam 03.00 dini hari, aku mencoba tidur kembali tapi tidak bisa seakan ada yang membisikkan telingaku untuk bergegas sholat tahajud, aku baru sadar sudahdd satu minggu lamanya aku tidak mencurahkan isi hatiku kepada sang pencipta karna terlalu sibuk memikirkan ujian kenaikan kelas.
Hatiku tenang setelah melaksanakannya dan memohon segala kebaikan padaku, apapun yang terjadi dan siapapun yang menjadi, semua kupasrahkan pada sang pemilik hati.
Hari ini adalah pembagian raport hasil ujianku, ku harap aku naik kelas dan mendapat ranking sesuai dengan visiku.
Ternyata benar saja, aku mendapat Ranking walaupun itu yang ke-2 aku tetap bersyukur karna setidaknya tiga besar sudah ku raih walaupun bukan menjadi yang pertama. Yang ku heran adalah mengapa harus Fathur si musuh bubuyutanku yang harus menjadi yang pertama, ah sial pasti dia merasa menang dariku. Setelah raport sudah kuterima dan ibuku yang membawakannya, aku berencana untuk melihat aku ditempatkan dikelas mana dan bersama siapa di mading utama, ibuku pulang duluan. Lagi-lagi aku melihat suasa mading ramai, dan kali ini aku tidak mau berdesakan hanya karna melihat nama. Aku menuggu suasana mading sepi, dan via mengampiriku
"Fer kita gak sekelas lagi.." ujarnya sedih sambil memelukku.
"hah? Yang bener? Aku sekelas sama siapa dong?" tanyaku padanya, aku cemas karna aku dan Via kan sudah berteman dekat
"liat aja sendiri, pokoknya walaupun gak sekelas lu harus rajin-rajin ke kelas gue ya!" ucapnya menatapku tajam
"haha iya iya keep calm bos" jawabku berusaha menenangkannya walaupun aku cemas dengan siapa sekarang aku harus bersaing
Setelah mading cukup sepi, aku menghampirinya. Syukurlah aku dikelas 9B bersama Ojan, Roji, Alif, Ahmad. Yang lebih membuat hatiku berbunga-bungan adalah Arkhan sekelas lagi denganku, Yes!. Tapi, ternyata Fathur juga, kesal rasanya kenapa dia harus kembali bersaing denganku. Ku buktikan tahun ini aku yang terbaik!.
Suasana hari pertama masuk sekolah seperti pada umumnya, semua sibuk mencari meja untuk ditempati dan teman sebangku yang mau menemani.
Aku diajak oleh Dillah, teman les matematikaku saat aku kelas 7. Dia menawarkanku agar menjadi teman sebangkunya, akupun pasti tak akan menolak walau 60% dari anggota kelas baru ini aku mengenalnya dan cukup akrab, tapi Dillah sudah menawarkannya duluan tanpa berpikir panjang ku katakan YA.

KAMU SEDANG MEMBACA
FERROUS
Teen FictionKetika jiwa mulai meronta. Tentang diri ini, hidup ini, dan cinta ini. Semua tampak rumit, itu menurutku. Aku bagai besi berkarat yang tak berguna. Perlu proses penyepuhan untuk mengembalikan kilau ku, dan dia hadir menjadi perak dan menyepuhku menj...