Hujan

44 5 0
                                    

Untuk bisa melihat indahnya pelangi kau harus melewati tetesan hujan, tenang dan bersabarlah langit mulai gelap.

***

Dikala senja datang mata seakan ingin bermanja
Melihat kilau warna jingga dilangit sore yang membuatku jatuh cinta.
Keindahannya memukau sepasang mata
Ketika dia hilang langit mulai gelap,
Ketika senja pergi keindahan yang lebih baik datang
Gemerlap malam dihiasi sinar bulan dan ribuan bintang
Tapi, dikala itu hujan turun sebagai pengganti senja
Tetesan air hujan menempel dijendela kamarku
Telapak tanganku tertarik menempel pada jendela seperti layaknya magnet,  dan dinginnya menyejukkan sampai ke hati.
Helaan nafasku pada jendela menimbulkan embun
Jemariku melukis namanya diembun itu tanpa berfikir, seperti gerak refleks yg terjadi
Fero love Ark..

Tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekati kamarku,
Pintu terbuka
Segera ku hapus coretan jendela itu,
Ternyata adikku menghampiri, dia datang membawakanku sepotong bolu coklat kesukaanku.

"Ini kue buat kakak" dengan polos ia memberiku kue yang seharusnya itu untuknya

"Buat kamu aja, kakak udah kenyang"

Ia pergi meninggalkan kamarku dan meninggalkan bolu coklat itu,
Kukunci pintu kamarku lalu duduk di meja belajar sambil melahap sepotong kue, seret tenggorokanku meminta segelas air, aku keluar kamar dan pergi ke dapur mengambil segelas air putih hangat, dan bergegas masuk kembali kekamar.

Drrttt..
Getar ponselku,
Ternyata ada chat dari Dillah di grup yang kami buat dan hanya berisikan Aku, Dillah, Eneng dan Chika.

"Eh Fer ajakin kita main ke rumah belajar yang lu sering cerita dong" pinta Dillah

"Boleh, ayo sabtu ini ikut yah" ajakku pada mereka

"Oke siap" saut Chika

Eneng tidak membalas pesan grup, dia memang sosok perempuan yang jarang membuka HP, lebih sering menggambar membuat suatu karya yang menakjubkan untuk mengisi waktu luangnya,
Bakatnya memang bukan main, gambarannya sudah dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Saat hari itu tiba,
Kami semua berkumpul untuk belajar bersama, semua anak hadir lengkap, ku perkenalkan Dillah, Eneng dan Chika pada mereka, suasana semakin ramai dan seru karna keanehan tingkah Eneng. Semua antusias dikala Eneng mengajarkan kepada mereka cara menggambar.

"Arkhan belum datang?" Tanya Zidni

"Gatau deh dia kesini apa nggak" Jawab Alif

Tak lama kemudian dia datang bersama Fathur.
"Pucuk di cinta ulampun tiba, baru aja di omongin" ujar Via pada Arkhan

"Kenapa?kangen ya sama gua?" Jawabnya dengan alis naik turun

"Geer" saut ku singkat

Saat taman belajar telah usai, aku Dillah, Eneng dan Chika berniat mengunjungi rumah Ajeng dan Sari karna lama aku tak mengunjunginya
"Via ikut ga?" Ajakku padanya

"Engga dulu ya aku langsung pulang"

"Arkhan?" Tanya ku pada Arkhan

"Sama deh engga ikut dulu ya? Gapapa kan?"

"Oh iyaa gapapa kok"

Kami berjalan menuju rumah Ajeng dan Sari, saat ku menoleh ke belakang melihat Arkhan ternyata dia berjalan bersama Via, akupun tidak berburuk sangka,

"mungkin karna sama-sama pulang duluan jadi jalan bareng" batinku

Sesampainya disana, kami duduk dikursi kayu teras depan rumah Ajeng dan Sari. Mereka masuk berniat memberi kami segelas air minum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FERROUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang