Angin bertiup kencang, memporak porandakan sebagian dari Desa kami.
Bencana ini menghancurkan rumahku, panik dan cemas menghantui kami disini, Petir bergemuruh dan hujan deras membuat kami harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Isak tangis warga yang rumahnya rusak terbawa angin, takbir berkumandang. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Disertai kalimat istighfarKami pasrah atas semua yang terjadi.
Aku tak memiliki apapun sekarang, rumahku hancur terseret angin puting beliung, Aku dan keluargaku menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Meskipun hanya atap yang rusak parah, tapi seisi rumahku basah dan kotor. Aku dan keluargaku mengungsi di posko bencana bersama warga lain.
Malam ini terasa dingin, semua terjadi seperti mimpi. Tak bisa aku bayangkan jika terjadi hal yang tidak kuinginkan, syukurlah semua anggota keluargaku selamat, dua orang warga meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan rumah. Innalillahi wa innailahi roojiunSepertinya sekolah akan diliburkan besok, karna pasti sekolah pun rusak akibat ini.
Aku tidak bisa tidur nyenyak malam ini, aku keluar posko menatap langit malam bersama beberapa warga yang belum tidur, merekapun pasti merasakan hal yang sama, hancur melihat rumah tempat mereka berlindung rusak terbawa angin.
Aku sedikit berbincang dengan mereka menceritakan yang terjadi tadi dan apa yang akan kami lakukan besok.Aku hanya bisa berpasrah dan berfikir apa yang harus aku lakukan, dan bertanya kenapa semua ini bisa terjadi, 'kuatkan Hamba Ya Allah' kenapa cobaan ini datang bertubi tubi
''Arkhan tidak mengungsi disini, apa dia baik-baik aja?" Batinku
Keesokan harinya aku bersama keluargaku meninggalkan posko pengungsian itu dan memilih mengontrak dikosan depan rumahku, karna kosan itu sama sekali tidak rusak. Sambil menunggu rumahku selesai direnovasi.
Sekolah sudah tidak diliburkan, Aku masuk dan melihat kondisi sekolah yang cukup berantakan. Pohon-pohon tumbang, Sampah dedaunan dimana-mana.
Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, kami diperintahkan untuk membersihkan lingkungan sekolah.Arkhan tidak masuk hari ini, kemana dia? Akupun tidak bertemu dengannya di posko, apa dia baik-baik saja?
Mengunjungi kediamannya adalah niatku sepulang sekolah.Selama di sekolah kami hanya bercerita tentang apa yang terjadi dan kondisi rumah masing-masing, syukurlah semua baik baik saja.
*tok tok tok
"Assalamu'alaykum Arkhan?" teriakku didepan pintu rumahnya.
Tak ada yang menyaut dan sepertinya rumahnya kosong, tapi kemana Arkhan?
Furin didekat pintu rumahnya yang berbunyi akibat tiupan angin seakan mengusirku
Aku pulang kerumah dengan wajah cemas kemana Arkhan dan keluarganya pergi. Kubuka ponselku melihat kapan terakhir Arkhan aktif Whatsapp,
Ternyata tadi pagi, ku kirimkan pesan padanya tentang apa yang terjadi dan menanyakan kondisinya.Dia membalas kesanku dimalam hari saat aku tengah bengong diluar melihat langit malam seperti yang biasa aku lakukan.
Penjelasannya membuatku sedikit tenang, "Arkhan nginep dirumah nenek sama keluarga, takut ada angin susulan, semuanya baik-baik aja kok" jawabnya
Syukurlah dia baik-baik saja, semoga semua kembali normal.
Seminggu kemudian,
Semua berjalan lebih baik, aku sudah bisa menempati rumahku yang usai direnovasi.
Sekolah pun normal belajar,
Tidak lupa taman belajar di pinggir danau, mereka sama sekali tidak berdampak bencana ini Akupun tidak mencemaskan Ajeng dan Sari ku fikir mereka baik-baik saja.
Dan kegiatan pun rutin kami jalani dan semoga akan selalu begitu.Waktu berjalan begitu cepat, aku harus segera memaksimalkan berlajarku untuk menempuh segala macam ujian akhir ini, aku tak mau menyia-nyiakan waktu dan tak ingin membuat diriku sendiri menyesal, aku memikirkan matang-matang kemana aku akan melanjutkan pendidikanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
FERROUS
Teen FictionKetika jiwa mulai meronta. Tentang diri ini, hidup ini, dan cinta ini. Semua tampak rumit, itu menurutku. Aku bagai besi berkarat yang tak berguna. Perlu proses penyepuhan untuk mengembalikan kilau ku, dan dia hadir menjadi perak dan menyepuhku menj...