"Via Mana" tanya ku pada Zidni, Arkhan, Ojan, Ahmad, Alif, dan Roji
"Belum dateng coba telpon dandannya lama tu bocah mah" Jawab Ojan
Kami berkumpul dan masih menunggu Via di depan pabrik tempat kami biasa kumpul, hari ini Sabtu sesuai janji kami pada anak-anak di perkampungan tempat Ajeng dan Sari tinggal, kami akan belajar bersama di pinggir danau.
Via datang membawa buku-buku dalam kotak kardus.
"Lu gimana sih gua kira mau pada jemput kerumah berat bawa ginian sue, sampe lumutan gua nunggu" omel Via pada kami"YEEEEE KITA JUGA LUMUTAN DISINI NUNGGU LUUU!" Saut Roji nge gas.
"Yowes lah daripada saling menyalahkan mending langsung meluncur~~" ucap Zidni dengan semangat
Kami berjalan bersama menuju lokasi, sesampainya disana ternyata mereka sudah berkumpul dan bersemangat untuk belajar bersama
"Akhirnya dateng jugaaa" teriak Sari pada kami
"Maaf kalian nunggu lama yaa .." ucapku pada anak anak
"Iya gapapa teh, sini aku bantu gelar tikar nyaa" Jawab Ajeng menawarkan bantuan kepadaku
Aku dan Ajeng menggelar tikar untuk kami duduk diatas hamparan rumput hijau, jam menunjukan pukul 10.00, pagi ini terasa cerah sejuk dengan hembusan angin di pepohonan. Kicauan burung merdu seraya menghibur kami yang mau belajar bersama.
Teman-teman ku yang lain membagikan buku-buku yang Via bawa. Sedangkan Via sedang menyiapkan cemilan dipiring untuk menemani anak-anak belajar
Tikar sudah digelar mereka duduk bershaf rapih tanpa kami atur, mereka tidak berebut untuk duduk di shaf depan, semua tertib. Senangnya, ku kira anak-anak ini akan sulit diatur ternyata tidak.
"Assalamu'alaykum warrahmatullah wabarakatuh teman-teman gimana kabarnya?Sehat yaa.. gimana semangat belajar hari ini?" Pembukaan oleh Zidni pada anak-anak
"Waalaikumussalam warraahmatullah wabarakatuhh baik kak... semangat!!" Seraya anak anak itu menjawab Zidni
"Nah kita perkenalan dulu yaa Nama kakak Zidni ini teman teman kakak namanya Kak Fero, Kak Via, Kak Ahmad, Kak Ojan, Kak Roji dan yang ini Kak Arkhan." Ucap Zidni memperkenalkan diri kami
"Hari ini kita Akan belajar membaca, menulis, dan berhitung" Ucap Ojan sambil membawakan Whiteboard
"Asiikk siap kaa" saut Ajeng
"Sekarang buka buku yang tadi dibagiin, ini pensil dan penghapusnya" Ahmad membagikan pensil dan menghapus yang ia bawa
"Oke sebelum kita belajar kakak mau kenalan dulu dong sama kalian nanti kalian kenalan satu per satu yaa kenalin nama sama umur kalian.." Ucap Via menunjuk anak-anak satu per satu
"Nama Saya Zidan umur saya 8 tahun,
Nama aku Irma umur aku 7 Tahun,
Namaku Gita umur 9 tahun,
Nama saya Firhan umurnya 10 tahun, Nama Jaka umur 7 tahun,
Nama saya Hesti umurnya 8 Tahun,
Nama aku Nia Fatmawati umur nya 6 tahun,
Nama ku Dika umurku 7 tahun,
Nama Aku sariii.. umur aku 8 tahun
Nama saya Ajeng umur saya 11 tahun."
Anak-anak berkenalan sambil berdiri satu persatu."YEEE tepuk tangan buat kalian keren yaa umurnya ada yang baru 6 tahun siapa tadi namanya?Niaa ya hallo Nia kamu lucu banget " ucap Via menyapa anak anak itu.
"Oke gaiss sekarang kita belajar membaca dulu.. kalian udah bisa baca belum?"tanya Ojan kepada anak anak
"Aku sudah, aku belum.."jawab anak-anak itu beragam
"Ternyata ada yang sudah dan ada yang belum kalau gitu kita belajar huruf alphabet dulu dan belajar membacanya" Ajar Zidni
Zidni mengajarkan anak-anak membaca, Ojan mengajarkan menulis, dan Roji mengajarkan mereka berhitung, semua kita lakukan bersama menggunakan whiteboard yang kami bawa, sedangkan Aku,Via,Arkhan,dan ahmad ikut berbaur bersama mereka sambil membimbing agar belajar lebih kondusif.
Adzan berkumandang, waktu Zuhur telah tiba. Kami mengusaikan pembelajaran kami hari ini dan melanjutkannya lagi pekan depan.
"Nah udah adzan kita selesai dulu yaa kalian belajar lagi di rumah buku tulis dan pinsil nya boleh dibawa pulang" ucap ku
"Asiikk!!! makasih kaa" ucap anak-anak itu pada kami dengan gembira
"Iyaa sama sama yang rajin ya belajarnya, sekarang kita ke masjid dulu bareng-bareng abis itu kita makan cemilan ini disini Okee?" Ucap Roji menawarkan ajakan pada anak-anak
"Oke siappp!" Jawab Zidan salah satu anak-anak lucu nan menggemaskan
Kami berjalan bersama menuju masjid terdekat untuk sholat berjamaah, sedangkan Via yang sedang berhalangan tetap menunggu di pinggir danau.
***
Setelah kami selesai sholat kami kembali ke danau, duduk melingkar sambil menyantap cemilan yang kami bawa sambil bercerita bersama tentang cita-cita mereka dimasa depan.
Tak terasa sudah hampir sore, kami pun pulang kerumah masing-masing. Lagi-lagi tersisa aku dan Arkhan.
"Mau langsung balik?"tanya Arkhan sambil menatapku
"Bebas, ini bantu lipet dulu tikernya"
Aku dan Arkhan merapihkan tempat kami belajar dan melipat tikar bersama.
"Dah gua aja yang bawa tikernya" ucap Arkhan menawarkan bantuan.
"Oke siip makasih khan" jawabku
"Sini dulu aja sembari nunggu ashar, sini napa duduk berdiri bae ga pegel apa lu" ajak Arkhan kepadaku untuk duduk di sebelahnya di pinggir danau
Tak biasanya Arkhan begini si 'Cowo Es' mau ngajak duduk berdua dipinggir danau bagai adegan sinetron
"Lu kok bisa sih kenal Ajeng sama sari?kenal darimana?" Tanya Arkhan penasaran
"Di depan pabrik tempat kita kumpul tadi, jadi waktu mau berangkat sekolah liat mereka jualan disitu"
"Ooh gitu, kasian ya mereka masih kecil udah kudu nyari duit sendiri, mana ibunya meninggal kemaren. Eh kita ngumpulin duit ta'jiah yuk buat ajeng ama sari" ajak Arkhan
"Wah boleh besok aja omongin di kelas, udah sore ayu balik" ajakku berdiri membersihkan rok ku yg kotor duduk di tanah.
"Ayo dah sini gua aja yg bawa tiker, mampir ke masjid tadi dulu ya sholat ashar" ajak Arkhan
"Siiipp"
Tak sangka sosok Arkhan yang ku kenal cuek, ternyata punya kepedulian terhadap sesama. Sepertinya tempat ini menjadi tempat bersejarah karna Arkhan mengajak ku duduk dan mengobrol disini, entah sejak saat itu perasaan ku mulai beda terhadapnya, Ku harap ini bukan rasa suka. "Jangan!pokoknya jangan!" Batinku
Aku dan Arkhan berjalan pulang seperti saat itu, bedanya sekarang Arkhan yang mengajak ku ngomong duluan, senangnyaaa ku harap persimpangan jalan masih jauh.
°
°
°
°Assalamu'alaykum readers fillah🥰
Semoga sehat!biar bisa baca cerita selanjutnya. Jangan lupa kritik dan sarannya bisa disampaikan di kolom komentar. 😊
Terimakasih sudah membaca, dan stay tune terus nunggu kelanjutan ceritanya ok😉
KAMU SEDANG MEMBACA
FERROUS
Dla nastolatkówKetika jiwa mulai meronta. Tentang diri ini, hidup ini, dan cinta ini. Semua tampak rumit, itu menurutku. Aku bagai besi berkarat yang tak berguna. Perlu proses penyepuhan untuk mengembalikan kilau ku, dan dia hadir menjadi perak dan menyepuhku menj...