Istikharah Cinta

31 3 0
                                    

Semenjak Kahfi mengatakan bahwa ia mengajakku untuk ta'aruf dengannya, pikiranku seolah - olah tidak diam. Setiap detik aku terus ingat kata - kata Kahfi. Namun aku harus apa?? Disisi yang ini, Lutfhi sang mantan pacar yang kini sudah hijrah mengajakku untuk kembali padanya, di sisi yang lain juga Kahfi mengajakku untuk ta'aruf. Aku bingung harus apa.

"Ya Allah, aku harus apa?? Aku harus bagaimana?". Kataku berdoa setelah selesai sholat.

Aku bingung harus memilih siapa. Dan jika aku memilih dia, aku nggak enak sama dia yang otomatis bahwa aku menolaknya. Niat baik Kahfi belum aku sampaikan pada orang tuaku lantaran aku belum tau harus memilih siapa.

Saat itu, aku pernah ingat kata - kata Kahfi. "Apabila kamu dihadapkan dengan dua pilihan yang berat, kamu sholat istikharah". Teringat kata Kahfi tersebut, maka aku meminta petunjuk kepada Allah untuk menentukan bagaimana baiknya. Malam harinya aku melaksanakan saran dari Kahfi untuk sholat istikharah guna menentukan pilihan antara Lutfhi atau Kahfi. Dalam doa aku serahkan kepada Allah dalam menentukan hal tersebut. Sambil berdzikir aku minta petunjuk kepada Allah dan yang membuat aku tidak percaya doaku di ijabah oleh Allah melalui mimpi, saat aku berdzikir memang aku sempat tertidur sedikit. Dalam mimpi itu ternyata memang itulah yang sesuai dengan hatiku, yaitu Kahfi.

"Kahfi. Ya aku memilih Kahfi". Kataku sambil memikirkannya kembali.

Setelah mendapatkan jawaban tersebut, maka aku memutuskan dan meminta maaf pada Lutfhi bahwasanya aku nggak bisa menerima Lutfhi kembali.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, maaf mengganggu waktunya Lutfhi, aku mau nyampaikan jawaban atas pertanyaan kamu beberapa hari yang lalu."
"Waalaikumusallam, oh silahkan". Kata Lutfhi.
"Tapi rasanya kurang sopan kalau mengatakannya lewat hp, gimana nanti sekitar jam 2 siang kita ketemu di tempat pertama ketemu dulu, kamu bisa kan??" Tanyaku pada Lutfhi.
"Iya bisa. Insya Allah aku bisa" kata Lutfhi bersemangat.

Jam sudah menunjukan pukul 13. 30, aku langsung bersiap - siap untuk pergi ke tempat itu. Ketika aku baru keluar rumah,

tiba - tiba.....

"Andari, kamu mau kemana nak?". Tanya Abi memanggilku.
"Ini bi, Andari mau pergi ketemu teman sebentar, boleh kan?".
"Sebenarnya Abi sama Ummi mau ngomong sesuatu sama kamu nak, tapi kebetulan kamu mau pergi, Abi sama Ummi juga mau pergi sebentar. Nanti malam Abi sama Ummi akan sampaikan". Jelas Abi.

(Abi dan ummi merupakan panggilan untuk kedua orang tuaku).

"Ya udah, Andari pamit bi, ummi. Assalamu'alaikum". Kataku sambil mencium kedua tangan orang tuaku.

Tak lama kemudian, aku sampai ketempat itu, nampak sudah banyak sekali perubahan disana, jujur memang aku baru kali ini lagi mengunjungi tempat ini. Tiba - tiba ada pesan masuk dari Lutfhi.

"Assalamu'alaikum, Andari kamu dimana?? Aku udah sampai di tempat pertama kita ketemu, kamu dimana??" Tanya Lutfhi.
"Waalaikumusallam, eh aku di dekat pantai, sebentar aku kesana ya." Kataku pada Lutfhi.
"Eh nggak usah, biar aku saja kesana. Tapi jangan dulu matikan telponnya, takutnya nanti aku salah orang". Kata Lutfhi sambil ketawa.

Aku merasakan memang Lutfhi sekarang sudah banyak perubahan daripada Lutfhi yang dulu dan yang pasti Lutfhi nampak lebih sholeh dibandingkan Lutfhi yang dulu.
Tak lama kemudian, ada seseorang laki - laki yang muncul di belakangku.

"Assalamualaikum Ukhty, kamu Andari kan??"
"Waalaikumusallam warohmatullahi wabarokatuh". Kataku sambil membalikkan badan.
"Andari kan?". Tanya Lutfhi.
"Iya, masa nggak kena lagi sama aku". Kataku sambil bergurau.
"Habisnya kamu nampak cantik banget hari ini". Rayu Lutfhi padaku.

Jujur saat - saat inilah yang memang aku rindukan dengan sikap Lutfhi, ya walaupun memang aku dan Lutfhi tak akan bisa bersatu kembali.

"Eh bang, tempat disini udah jauh beda ya dari yang dulu - dulu.". Aku membuka pembicaraan pada Lutfhi.
"Iya dong, kamu aja yang udah lama nggak main kesini.".

Menghapus Jejak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang