O5. mengaku sebagai kekasihnya

17.5K 3.2K 1.1K
                                    

Bunda memasuki kamar putra sulungnya dan mendapati sang anak tampak lesu di atas ranjang. Bunda mendekatinya, menyentuh pundaknya dengan lembut.

"Kamu kenapa kok lemes gitu?"

Haruto menggeleng lemah tanda bahwa ia tak apa. Padahal pikiran dan batinnya bergemuruh, resah, panik, juga merasa bersalah.

Bunda tersenyum, "Jangan lemes gitu dong. Oh iya, kamu punya pacar cantik kok gak bilang ke Bunda sih?"

Pemuda Watanabe itu mengerutkan keningnya, "Pacar cantik?"

Haruto kan sudah lama menjomblo dan belum pernah berpacaran sebelumnya. Asal kalian tahu, walaupun wajah Haruto tampan rupawan bukan berarti dia suka berganti-ganti pasangan. Dia sama sekali tidak tertarik berpacaran karena menurutnya sangat merepotkan. Tapi akhir-akhir ini dia merasa butuh pendamping.

Bunda mengangguk senang, "Kamu tuh, punya pacar harusnya bilang ke Bunda. Bukannya malah backstreet gini. Apalagi kamu gak bilang kalo pacar kamu lagi butuh tempat tinggal selama dia pindah ke kota ini, mana dia abis dirampok lagi. Duh, kamu ini."

Haruto semakin tak mengerti arah pembicaraan bundanya.

"Maksud Bunda apa, sih?"

"Udah deh, mending kamu turun temui pacar kamu itu. Dia lagi di dapur makan puding, tadi abis bantuin Bunda."

Haruto jadi penasaran dengan siapa yang dimaksud bundanya itu. Buru-buru dia turun ke bawah menuju dapur.

Tepat disana ia melihat lelaki bertubuh tinggi—tapi masih tinggian Haruto, rambut berwarna hitam kelam, kulit leher yang begitu putih dan tampak halus, tunggu—Haruto sepertinya pernah melihat lelaki ini sebelumnya.

Ia berjalan mendekati lelaki itu dan menepuk pundaknya pelan, membuat lelaki itu menoleh.

"Hai."

Hening. Pemuda Watanabe itu mematung ditempat ketika melihat orang yang dimaksud bundanya berada tepat didepan matanya. Dan Haruto tentu kenal siapa orang ini.

"Jun—"

"Kaget ya?"

Haruto mengangguk kaku, jujur ia sangat kaget karena Junkyu tiba-tiba keluar dari kamarnya dengan wujud manusia. Padahal kan kamarnya ia kunci rapat-rapat.

Dan lihatlah penampilan Junkyu, lelaki ini memakai pakaian normal seperti manusia pada umumnya, namun yang ia pakai bukanlah pakaian milik Haruto.

"Kok lo bisa—"

"Aku tau ucapan maaf kamu tadi pagi itu tulus. Dan aku tau kamu pasti bingung buat sembunyiin aku dari orangtua kamu, makanya aku bilang aja kalo kita pacaran, terus aku baru aja pindah ke sini sendirian dan butuh tempat tinggal, pura-pura habis dirampok, biar aku bisa di bolehin tinggal sama kamu. Hehe."

Cerdas sekali bonekanya ini, Haruto refleks tersenyum. Ia senang jika Junkyu bisa kembali lagi, ia berjanji akan memperbaiki keburukannya kemarin malam pada Junkyu.

Lagi pula lumayan kan, di anggap sebagai pacar oleh lelaki cantik dan menggemaskan seperti Junkyu. Suatu keberuntungan untuk Haruto.

"Gue janji akan memperlakukan lo sebaik mungkin," ucap Haruto dan dibalas anggukan lucu oleh Junkyu.

Kemudian Haruto tersadar dengan salah satu pertanyaan yang ada di otaknya, "Terus Bunda gak nanya lo sekolah apa enggak gitu?"

Junkyu tersenyum, "Dia nanya, terus aku jawab aja home schooling karena fisik aku gak sehat. Gampang kan?"

Haruto terkekeh mendengar seluruh jawaban dari Junkyu, sampai dia tidak sadar kalau Bunda berjalan mendekati mereka berdua.

"Seru banget ngobrolnya," ucap Bunda sambil melirik putra sulungnya, "Ini siapa kalo bukan pacar kamu? Masih mau ngelak dari Bunda, hm?" Goda Bunda dengan tangan yang menoel-noel dagu Haruto.

A Koala Doll | harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang