O7. ciuman pertama haruto

16.8K 2.9K 1K
                                    

"Lo mau mesum sama pacar gue ya?!"

Haruto datang dengan lemon tea ditangan kanannya, mendapati Junkyu tengah berduaan bersama seorang lelaki yang begitu asing dimatanya. Terlebih lagi, pipi Junkyu basah seperti habis menangis, membuatnya berpikir negatif.

Lelaki bersurai cokelat itu menolehkan kepalanya menghadap Haruto, mata mereka bertemu, yang satunya menatap dengan tatapan sengit, yang satunya lagi menatap dengan tatapan tenang.

"Pacar?"

Haruto memajukan tubuhnya mendekati si surai cokelat, "Iya. Gue pacarnya, lo siapa? Kenapa pacar gue nangis? Habis lo apain?!"

Si surai cokelat itu menaikkan sebelah alisnya bingung, kepalanya menoleh ke arah Junkyu, sorot matanya meminta penjelasan kepada jelmaan boneka koala tersebut. Begitu juga dengan Junkyu yang menatap lelaki itu dengan sorot mata tidak mau memberikan penjelasan.

"Ini kenapa kalian berdua tatap-tatapan sedangkan gue di anggurin!" Jerit Haruto dengan suara low tone miliknya, membuat beberapa orang yang berlalu lalang menoleh ke arahnya.

"Kita pulang sekarang," ajak Haruto seraya menggandeng tangan Junkyu pergi dari sana, mengabaikan si surai cokelat yang menatap punggung mereka dengan sendu.

"Kalo kamu gak mau balik, aku yang akan paksa kamu untuk balik, Jun."

★★★

Sejak pertemuannya dengan lelaki bersurai cokelat itu, Junkyu lebih sering diam dan murung. Haruto sampai bingung harus berbuat apa agar boneka koalanya ini kembali ceria seperti biasa.

Ia rela bertingkah konyol layaknya orang gila agar Junkyu tertawa, berkali-kali ia melakukannya, berhari-hari sampai berminggu-minggu terlewati.

Haruto hampir menyerah, setiap kali ia ingin bertanya kepada Junkyu tentang si surai cokelat, lelaki itu memilih diam, terkadang lelaki itu memilih untuk merubah wujudnya menjadi boneka koala.

Haruto harus apa?

"Kamu kok lama banget sih marahan sama Junkyu nya?" Bunda berkata seraya meletakkan piring kecil berisi puding mangga dengan vla cokelat di atas meja.

Haruto menghela napasnya lemah, "Kita gak marahan Bun. Aku juga gak tau kenapa dia diem terus, sariawan kali ya?"

Bunda spontan menyentil bibir Haruto dengan jari-jari lentiknya, "Mana ada sariawan selama itu. Ada-ada aja kamu."

Pemuda Watanabe itu hanya terkekeh, tangan kanannya meraih sendok kecil, mulai membelah puding mangganya dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Aku harus apa Bun, supaya Junkyu mau ngomong lagi?"

Bundanya tersenyum lembut sambil mengusap kepala putra sulungnya, "Pihak bawah itu seperti perempuan, sulit dimengerti. Kamu harus bujuk dia dengan sesuatu yang manis atau perlakuan yang manis, pasti lama-lama dia akan luluh dan mau ngobrol lagi sama kamu, coba deh."

"Bunda kalo digituin sama Ayah langsung luluh juga?"

Bundanya mengangguk malu-malu, "Cepet kamu samperin pacar kamu itu. Buat dia luluh lagi."

Haruto menghampiri Junkyu yang tengah termenung menatap awan putih dari balik jendela. Belum saja kakinya melangkah lebih dekat, lelaki koala itu membuka suara, "Kalo aku pergi jauh, kamu bakal ngapain?"

A Koala Doll | harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang