Mencurigakan

710 54 2
                                    

*Sudut Pandang Reza*

Kakak ku itu lucu banget. Dia itu seperti David. Mungkin seandainya dia bukan kakak ku, pasti aku sudah jatuh hati padanya. Aku juga belakangan hari ini akrab dengan Kak W. Ya, itu namanya. Satu huruf doang. Aku memikirkan betapa simpelnya dia saat mengisi formulir namanya.

"Kak, kakak kok bisa badannya segede itu ? Kakak pake suplemen apa ?". Jujur aku iri melihat badan Kak W yang lebih besar dari binaraga manapun. Aku juga terkagum dengan ukiran serat-serat dan urat di ototnya.

"Hmm... Aku juga gak tau. Dari sananya udah seperti ini". Ya ampun, masa iya dia dari lahir udah segede gaban begini...

"Ih... Kak aku serius. Apa jangan-jangan kakak pake steroid ya ?". Dia menyerengitkan dahinya.

"Steroid ? Itu makanan ?". Hah ? Dia gak tahu ? Badan segede ini kalau gak pakai suplemen pasti pakai steroid. Tapi dia malah gak tahu apa itu.

"Ah, lupakan aja, Kak. Oh ya, Kak W mandi dulu sana. Nanti gantian". Ucapku padanya.

"Ok. Kamu tunjukkin kamar mandinya, bisa ?". Aku mengangguk mau. Dia mengambil pakaian gantinya begitupun aku. Kami berjalan menuju kamar mandi bersama-sama.

"Kak W mandi duluan ya. Aku tunggu di sini.".

"Ok". Dia masuk ke dalam kamar mandi sedangkan aku menunggunya di depan pintu kamar mandi.

Aku bersiul kecil di depan pintu Kak W mandi ini. Bosan juga sih nungguin orang mandi. Coba aja kalau tempat ini punya kamar mandi banyak, kan gak perlu gantian.

"ARGHHHHHH !!!!".

Aku kaget ! Itu suara berasal dari kamar mandi. Kak W ? Apakah Kak W baik-baik saja ?

"Kak ! Kak W kenapa ? Kak !". Ujaku sembari berteriak dari luar dengan terus menerus mengetuk pintu ini.

"Ah... Aku gak papa, Za. Aku gak papa kok". Ujar dia dari dalam kamar mandi.

"Kakak tadi kenapa ?". Aku hanya memastikan kenapa tadi Kak W teriak dan terdengar seperti ada keributan di dalam.

"Cuma kepeleset tadi kok. Aku gak papa". Wah... Lantai kamar mandinya pasti licin ! Ih gimana sih yang jaga bangunan ini. Kan bahaya kalo sampe terkena benturan benda keras yang ada di kamar mandi.

"Oh... Ok, Kak. Hati-hati, Kak. Tapi kakak benar gak papa, kan ?". Aku memastikan kembali keadaannya. Gini-gini dia juga calon paling potensial buat Kak Wilson. Jadi aku harus menjaganya.

"Hmmmm". Dia hanya menjawab dengan itu. Tapi ada yang aneh. Kok suaranya jadi agak berat gitu ya ? Oh, ini kan kamar mandi. Mungkin efek gema dari ruangan kecil yang tertutup ini. Ya walaupun aku gak suka fisika, tapi kakak ku mengenyam betul fisika. Jadi ya aku terus dicekok olehnya.

"Ayo. Kamu mandi". Dia keluar dari kamar mandi dengan tersenyum sembari mengelus kepalaku. Aduh, aku jadi ingat sama David. Aku jadi kangen sama dia.

"Tadi luka gak, Kak ?". Aku mengamati seluruh bagian tubuhnya. Tapi semua normal aja kecuali...

"Ah ! Gak papa kok. Aku baik-baik aja. Aku cuma agak pusing. Aku duluan ke kamar boleh ?". Ucap dia menepis penglihatanku yang agak lebih mendalam ke arah bokongnya. Hanya perasaan aku saja atau bokong Kak W jadi bertambah besar ya ?

"Iya, Kak. Kakak duluan aja". Aku masuk ke kamar lalu melakukan ritual mandiku.

Kak W agak aneh hari ini. Aku sampai merangkum beberapa hal aneh dari biasanya dan semua terjadi pada hari ini. Pertama, katanya dia kepeleset. Kepeleset di kamar mandi itu bahaya loh dan biasanya pasti akan mengeluhkan sakit pada bokong atau anggota tubuh yang dijadikan tumpuan untuk mendarat. Tapi, Kak W sehat-sehat aja dan malah mengeluh pusing. Padahal gak ada bau urea yang bikin kepala pusing.

Kedua, suara Kak W berubah. Aku akui suara Kak W itu benar-benar jantan. Tapi, saat ini suaranya mendadak lebih berat dari biasanya. Apakah Kak W radang tenggorokkan ? Kalaupun iya, justru biasanya orang yang terkena radang suaranya bakalan parau. Dia enggak.

Terakhir, bokongnya yang terdapat jendulan yang aneh. Kalian tahu ? Pakaian Kak W itu sangat ketat padahal sudah ukuran maksimal. Tentunya seluruh lekuk ototnya akan jelas terlihat, bahkan barik-barik serat dan urat-uratnya muncul dibalik pakaiannya. Aku melihat ada jendulan besar berada di tengah-tengah bokongnya. Aku sampai bilang, apakah kak W pantatnya membesar atau bagaimana.

Ah, entahlah. Aku bingung dengan analisis ku sendiri. Lebih baik aku mandi. Aku sibak seluruh pakaianku yang menampilkan sesosok remaja berotot. Aku sendiri sering mendapat pujian dari guru olahragaku dan menjadi pusat perhatian karena badanku yang berotot ini.

Aku suka dengan diriku yg seperti ini bahkan aku akan membuatnya lebih besar. Aku sangat mendambakan menjadi juara di bidang yang aku geluti, yaitu Binaraga. Meskipun kata kakak ku jika badanku pasti menang tapi aku jauh dari rasa puas.

"Arghhhhh". Aku melakukan pose most muscular di depan cermin kamar mandi tetapi yang berbeda adalah aku tidak mengenakan sehelai benangpun. Aku belum puas dengan tubuh seperti ini ! Aku harus makin giat berlatih ! Aha ! Aku akan mengikuti pola latihan Kak W saja.

"Aku akan buat Kakak bangga ! Aku harus cari informasi kompetisi.". Ya, aku akan mencari informasi tentang kontes binaraga. Aku ingin membuat Kakak ku bangga dan bisa menyumbangkan trofi di lemari kaca di rumah yang pasti isinya trofi serta medali milik Kak Wilson semua.

Aku pernah sekali melihatnya membersihkan trofi dan medalinya. Bisa ditebak berapa ? Seperti tagline salah satu merk Wafer ! "Berapa Lapis ? Ratusan !". Sekiranya jumlah benar-benar ratusan di sana. Ada medali emas, perak, perunggu, dan lain-lain.

Ah, sudahlah menghayalnya. Aku harus segera mandi. Lalu olahraga sebentar dan makan. Kakak sudah makan belum ya ? Aku khawatir dengannya yang bekerja terlalu keras. Semoga usahamu menjadi ladang pahala untukmu ya, Kak.

"Tap, tap, tap, tap...". Suara kakiku beradu dengan lantai bangunan ini. Aku yang telah selesai mandi hendak kembali ke ruangan semula.

"Loh ? Kok pintu ruangannya di tutup ?". Batinku melihat pintu ruangan tempat kami tidur tadi terbuka lebar tapi sekarang malah tertutup, meskipun tidak tertutup rapat. Apa Kak W lagi berpakaian ya ? Ah, tadi dia kan sudah berpakaian saat keluar dari kamar mandi.

Oh, apa Kak W lagi istirahat dan gak mau diganggu ? Soalnya katanya kepala dia pusing kan ? Aduh, jadi serba salah deh.

"Arghhhhh... Arghhhh...". Aku tiba-tiba mendengar suara aneh. Suara itu berasal dari ruangan kami tidur. Aku belum pernah mendengar suara ini sebelumnya. Tapi... Suara ini mirip binatang... Tunggu ! Aku ingat ! Ini suara seperti geraman anjing.

"Perasaan teman-teman Kak Wilson gak ada yang bawa anjing deh...". Ujarku. Aku perlahan dengan berjinjit mendekati ruangan yang tertutup itu. Suara geraman itu makin kuat. Aku tidak takut dengan Anjing. Tapi kalo kena liurnya itu loh yang susah bersihin najisnya. Aku juga tidak mendengar adanya suara Kak W.

Apakah aku berani untuk masuk ? Aku takut jika itu bukan anjing. Ah ! Jangan-jangan Kak W kabur gara-gara ini ! Itu mungkin bisa serigala, macan, harimau, atau hewan buas lainnya. Ya Allah... Kak W kemana ya ? Aku takut nih...

Tapi aku harus berani ! Badan berotot tapi nyali ciut itu gak guna ! Malu sama badan ! Semoga Kak W udah lari dan biar aku yang menghadapi apapun yang ada di dalam kamar ini. Aku pegang pegangan pintu itu perlahan dan berusaha tidak gemetar.

"Bismillah... Semoga kalau aku mati, bisa mati syahid.". Aku mengatur napasku lalu perlahan membuka pintu itu.

.

.

.

"ASTAGFIRULLAH !!"

.

.

.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Kira-kira Si Reza ngeliat apa ya sampai Istigfar begitu ? Yuk cari tahu di part selanjutnya.

Suka ? Berikan Vote
Kritik & Saran ? Bisa DM ke Wattpad, Komentar, dan Kirim e-mail.

The Extra-Terrestrial (E.T.) [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang