Ditolak

603 36 1
                                    

(8 Tahun Lalu)

"Kak, Kak Y kasihan ya ?". Ujarku setelah melihat Y pergi meninggalkan rumah kami.

"Iya, Dik. Zaman sekarang copet jadi semakin tega sama korbannya. Kamu hati-hati makanya.". Kakakku memperingatkanku. Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu, aku memandang ke luar jendela yang menyajikan jalan yang gelap dan penuh sawah serta pepohonan ini.

"Kakak Y itu ganteng deh... Badannya bagus...". Aku tersenyum mengingatnnya.

"...Aku suka deh.".

"Heishhh... Kamu senyam-senyum malam hari begini. Nanti didatangi setan loh.". Aku berpaling ke arah kakakku yang sudah duduk di sampingku.

"Ih... Kakak mah...". Aku duduk di sampingnya lalu mengaitkan tanganku pada tangan kakaku ini. Aku menyenderkan kepalaku di lengannya.

"Makanya jangan senyam-senyum sendirian...". Kakak mengelus rambutku itu dengan penuh kasih sayang.

"PR kamu udah selesai belum ?". Sambung kakakku. Aku menggeleng.

"Yaudah. Ambil PR kamu, kita kerjain di sini. Keburu tambah malam nanti.". Aku menuruti kata-katanya. Aku ambil buku PR ku dari kamarku lalu meletakkannya di atas meja. Kak Wilson membuka buku ku dan kami mulai mengerjakannya.

*************

"Jadi, 8 pangkat 6 dikali 8 pangkat 2 itu sama dengan 8 pangkat 8. Itu jawabannya.". Aku mendengar suara kakak ku dalam mengisi PR ku dengan sayup-sayup. Mataku sudah tidak kuat lagi menahan kantukku.

"Adek...". Kakakku mengelus kepalaku yang mebuatku terjaga.

"Ha ? Iya iya, Kak. 8 pangkat 8 ya ?". Aku berusaha mengambil pulpen namun dicegah oleh kakakku.

"Kamu ngantuk ?". Aku menggeleng dan berusaha kembali segarkan mataku.

"Enggak, Kak. Aku seger kok. Nih...". Tapi apa daya, kantukku benar-benar sudah mencapai puncak.

"Ih... Kamu ngantuk gitu. Ini PR mu masih ada dua puluh nomor lagi loh...". Jelas kakakku.

"Ayo, Kak... Kerja...in. bareng...". Jawabku yang emang mengantuk berat. Kakaku lalu mengelus kepalaku dengan lembut. Nyaman sekali.

"Udah... Kamu tidur aja ya. Nanti kamu ngantuk di kelas.". Ujarnya.

"Tapi... PR nya, Kak ?".

"Udah... Biar kakak yang ngerjain nanti. Kamu tidur ya...". Kakakku memang terbaik. Dia memang menyayangiku dengan sepenuh hati. Aku mengangguk dengan ngantuk lalu berjalan gontai menuju kamarku dan tempat tidurku. Sedangkam kakakku menguci pintu depan dan belakang rumah ini serta mematikan lampu yang tidak digunakan. Dia muncul dari kamarku dengan membawakan aku susu hangat coklat, kesukaanku. Baik bangetkan kakak ku ini ?

"Dek, minum dulu ini.". Aku mengambil gelas itu dan langsung meminumnya sampai habis. Aku tiduran kembali di kasurku sedangkan kakakku berada di sampingku. Dia mengelus rambutku dengan sangat perlahan dan penuh kasih sayang. Membuat aku mengatuk dan semakin nyaman.

"Selamat tidur, Kak.". Ucapku. Dia hanya tersenyum. Lalu, akupun pergi ke alam mimpi berkat belaiannya.

*************

The Extra-Terrestrial (E.T.) [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang