Penelitian : Berhenti

550 47 1
                                    

*Sudut Pandang Wilson*

"I can see me lovin' no body but you for all my life...". Lagu itu kembali terdengar di telingaku. Membuat aku tenggelam di lautan kesadaran dan membuatku terbangun dari tidurku.

Aku mengedarkan pandanganku, mendapati dua orang yang aku cintai masih tertidur pulas. Aku melihat ke arah jam dinding di atas dinding depanku, menunjujkan waktu pukul 9 pagi. Wah, aku sepertinya kembali ditinggal sama rombongan Pak Sugeng, aku tidur pulas sekali, mungkin karena capek.

"I can see me lovin' no body but you, for all my life...". Dering ponselku membuatku tersadar kalau ada panggilan masuk di sana. Dengan cepat, aku mengambil ponselku yang masih berada di tas ku dan melihat tampilan panggilan.

"Mamah ?". Ujarku pelan. Kenapa mamah telepon aku ? Tumben sekali. Aku angkat panggilan itu dan menjauh sedikit dari kedua jagoanku yang masih tertidur.

"Assalamualaikum, Mah.".

"Waalaikumsalam, Nak. Gimana kabar kamu dan juga adikmu ?". Aku melihat ke arah Reza dan W yang masih tertidur pulas.

"Baik kok, Mah. Mamah sama mba gimana kabarnya ?".

"Alhamdulillah baik, Nak. Kamu sudah makan ?".

"Belum, Mah. Aku sama Eza lagi ke Sukabumi, Mah.".

"Loh ? Jalan-jalan gak ngajak mamah sama mba ya...". Aku sedikit tertawa mendengarnya.

"Siapa yang jalan-jalan mamahku sayang... Aku ada panggilan tugas di sini. Nah, daripada si Reza aku tinggal sendirian di rumah mending aku bawa kan ?".

"Iya deh... Oh ya, gimana di Sukabumi ? Ada cewek yang kepincut sama kamu gak ?". Aku memutar kedua bola mataku malas mendengar ucapan mamahku. Kayaknya mamahku gak sabar buat gendong cucu dari aku.

"Sabar, Mah. Nanti juga ada. Doain aja.".

"Iya, selalu sayang. Jangan lama-lama ya sayang. Nanti kamu jadi perjaka tua loh.". Aku langsung tertawa mendengarnya.

"Mamah... Aku baru 26 tahun, Mah. Emang mamah hari ini gak jogging ?".

"Iya. Ini mamah mau jogging. Ya udah ya sayang. Pokoknya kalau kamu pulang kampung, kamu harus bawa jodoh. Kenalin sama keluarga ya... Wassalamualaikum.". Telepon langsung dimatikan oleh mamahku. Aku kaget dengan ucapan mamahku.

"Waalaikumsalam...". Ucapku lemas. Aduh... Bagaimana ini... Puasa udah dikit lagi. Artinya dikit lagi pula aku pulang kampung. Tapi... Aku kan sukanya sama W, masa iya aku harus pura-pura ? Atau aku jujur aja ?

Aku takut kalau-kalau mamah kenapa-kenapa mendengar aku menyukai W ini. W juga selalu memperlakukan aku dengan spesial, aku jadi semakin terbuai dengan itu tapi kenapa dia tidak pernah menyatakan kalau dia cinta terhadap ku ? Apa Reza belum cerita kalau aku 'Belok' ?

"Kamu sudah bangun, Son ?". Ujar W yang sedang menggeliat dari tidurnya. Aku tersenyum dan menghampirinya.

"Iya. Barusan bangun karena Ibuku telpon.". Ujarku. Dia langsung berubah posisi menjadi duduk.

"Kenapa dengan Ibumu ?". Aku gak mungkin bicara jujur dengannya. Maaf aku bohong ya, W.

"Cuma nanya kabar aku dan Reza aja kok. Kamu lapar ?". Dia hanya memberikan kata 'Oh' yang panjang.

"Iya, hehehe.". Ternyata dia lapar. Aku tersenyum lalu jagoanku yang kedua bangun.
"Ayo makan, Kak.". Ucap dia dengan semangat bangun dan langsung diri. Reza ini ada-ada saja tingkah lakunya.

"Ih, emang kakak ngajak kamu ?". Ucapku meledek. Dia cemberut.

"Oh... Gitu ya. Mentang-mentang ada pacarnya aku dicampakkan. Ok, fine ...". Eh, dia malah ngambek. Malu sama badanmu yang kekar begitu dek.

The Extra-Terrestrial (E.T.) [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang