Nostalgia (18+)

952 37 6
                                    

"Kak, fotoin aku di sini dong sama Kak Ilham.". Aku mengambil ponsel Reza lalu mencari sudut yang pas untuk berfoto di gedung fakultas FMIPA yang terkenal ini. Mereka berdiri tepat di fontain yang sering orang foto ketika mengunjungi mantan kampusku ini.

.

CKREKKKK ...

.

"Nih...". Aku menyerahkan ponsel itu kembali padanya. Sementara W hanya memandangi lingkungan sekitar sini. Aku menghampirinya.

"W, foto yuk.". Ujarku. Dia mengangguk antusias lalu merangkulku. Suasana kampus tengah sepi karena pada masih liburan.

"Reza, fotoin kakak dong...". Reza mengangguk lalu aku dan W bergaya.

.

Ckrekkk...

.

"Lagi, Kak.". Aku dan W berganti gaya.

"Ih... Gayanya yang romantis dong...". Ucapan Reza langsung dibuahi oleh ciuman W dibibirku yang membuatku terkejut.

.

Ckrekk...

.

"Nah... Baru romantis. Tinggal nikah nih...". Reza mengucapkan kata itu sembari tertawa. Aku dan W hanya memandangi satu sama lain dengan pipi yang merah.

Kami akhirnya berkeliling wilayah kampus yang sepi ini. Aku menjelaskan mengenai gedung-gedung yang ada di sini, termasuk jumlah kelas, siapa saja dosennya, bahkan informasi tentang kampusku ini yang nyatanya tidak sesempurna yang dipikirkan oleh banyak orang. Kalian penasaran ? Ayo masuk ITB. (Promosi mantan kampus dikitlah...).

Aku dan W benar-benar seperti pasangan yang sangat bahagia. Dia sering merangkulku, menggandeng tanganku, bahkan kami foto dengan W menggendongku dan ada juga yang tengah menciumku. Aku rasa foto ini akan aku cetak secara pribadi saja.

'KRUYUKKKKK...'.

Aku mendengar suara perut yang sedang keroncongan itu dengan sangat jelas. Aku melihat ke wajah W, dia tersenyum. Sepertinya suara itu berasal dari perutnya yang sudah lapar.

"Ayo kita makan...". Aku mengajak Reza dan Y yang sedang asik bersama.

"Ayo, Kak.". Ujar Reza. Kami lalu kembali menuju mobil yang terparkir di parkiran utama.

"Aku bakalan ngajak kalian ke tempat makan masa lalu aku. Enakkkkkk bangeeeetttt...". Mereka bersorak mendengar celetukkanku. Aku mengendarai mobil ini menuju Jatinangor. Aku kangen dengan pecel lele Ceu Idah yang sangat berjasa bagiku dulu.

Jatinangor merupakan Kab. Bandung. Wilayah ini terletak di daerah Sumedang. Di wilayah ini juga banyak sekali kampus yang terkenal. Seperti ada Unpad, ITB, UPI (Cibiru), dan masih banyak yang lainnya. Aku memakirkan mobil ini di tempat warung Ceu Idah berada. Tempatnya sangat gampang di jangkau, yaitu di depan Masjid ITB ini.

Kami keluar dari mobil ini. Aku memandangi lekat-lekat warung itu. Tidak ada yang berubah loh. Masih emperan dan masih berada di tempat yang sama. Aku seakan terbang ke masa lalu ku yang penuh perjuangan dahulu. Dimana aku sering berhutang di warung ini. Kami langkahkan masuk ke warung ini yang langsung menampakkan sosok wanita sunda yang sudah berumur 50-an.

"Mak Idah... Apa kabar atuh ?". Aku menyalami tangannya yang mulai tumbuh keriput itu. Reza, W, dan Y juga ikut menyalaminya. Aku menyebutnya 'Emak' karena memang dia seperti Ibu bagiku. Dia sangat perhatian pada aku dan Aryo dulu.

"Loh ? Wilson ya ?". Aku mengangguk. Lalu, wanita itu memeluk aku dengan sangat erat. Aku juga memeluk dia.

"Ya Allah... Kamu teh udah beda sekarang... Emak teh masih inget sama kamu. Gimana kabarmu kamu sekarang ?". Aku melihat ada kerinduan di matanya itu.

The Extra-Terrestrial (E.T.) [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang