Di suatu hari terdapat keluarga yang harmonis. Mereka terdiri dari sebelas orang anak dan 2 orang tua. Mereka saling melengkapi dan saling menyayangi satu sama lain. Namun 1 tahun belakangan hidup mereka menjadi berubah. Dan selain kehilangan orang tua yang memilih untuk berpisah dan membawa 3 orang dari keluarganya. Saleha dan Muntaz bersama Abi sedangkan Qahtan bersama uminya, mereka juga kehilangan Abang tertuanya yang memilih untuk tinggal sendiri
Di pagi hari yang cerah terdoaat seornag gadis cantik yang sedang memasak untuk adik-adiknya dan kakak perempuan satu-satunya. Tebak? Siapa lagi kalo bukan Sajidah. Chef andalan dari keluarga mereka. Namun sikapnya sedikit berubah, yang dulunya ceria, periang, cerewet sekarang menjadi seseorang yang pendiam dan tidak ceria seperti dulu
Sajidah :"Semuanya turun, makanan udah siap" ucapnya dengan teriak, karena adik-adiknya juga akan bersekolah
Perlu diketahui bahwa sekarang ekonomi keluarganya tidak sebaik dan semulus seperti dulu, jadi mereka sudah dibiasakan untuk menghemat walaupun terpaksa
Saaih, Fateh, Fatim, Iyyah, dan Thoriq segera turun namun mereka sama sekali tidak bersemangat sama seperti hari-hari lainnya. Mereka juga jarang mengobrol satu sama lain. Mungkin hanya dengan partner kamar mereka masing-masing.
Sajidah :"Ini kakak udah siapin makan, maaf ya kalo makannya mie sama telor lagi"
Saaih :"Iya kak gapapa aih ngerti kok" ucapnya Saaih pada kakaknya
Fateh :"Kok kak Sohwa, belum turun sih" ucap Fateh
Fatim :"Sejak kapan kak Sohwa mau gabung makan sama kita" Fatim yang menyambar ucapan Fateh
Thoriq :"Fatim gaboleh gitu, itu kakak kamu" Thoriq menyelanya
Iyyah :"Tapikan emang bener bang" bela Iyyah
Kemudian sesosok yang dibicarakan tadi sedang menuruni tangga dan akan pergi ke kampusnya. Ia sebenarnya enggan untuk makan. Namun saat melewati meja makan adiknya mencegah kepergiannya
Sajidah :"Kak Sohwa gamau makan dulu? Ini udah Jidah siapin lo"
Sohwa :"Kakak makan di kampus aja" tolaknya
Fatim :"Cih pengennya makan-makan enak doang, giliran kek gini aja gamau"
Sohwa pun hanya bisa menghela nafas. Padahal sebenarnya ia juga tidak akan makan di kampus, karena ia sedang badmood dan malas sekali untuk makan
Sajidah :"Tapi kak, Jidah takut. Kakak kan dari tadi malam belum makan. Kalo kakak gamakan nanti sakit gimana?"
Brakk Fateh menghempaskan sendoknya dengan keras
Fateh :"Udah disiapin, tinggal makan tu apa susahnya sih" ucapnya kemudian mengambil tas nya keluar rumah "bang Saaih ateh tunggu di mobil" keluar dari rumah itu
Fatim :"Tunggu atim ikut" menyusul Fateh ke mobil tanpa berucap apapun kepada Sohwa
Sementara Sohwa hanya menahan air mata yang berusaha untuk jatuh
Saaih :"Semuanya Saaih pamit ya, assalamualaikum" namun saat melewati Sohwa, Saaih berkata "kak, gausah didengerin omongan Fateh ya, mungkin dia lagi emosi" kemudian memeluk Sohwa sekilas lalu menuju mobilnya
Sajidah :"Yaudah kalo kak Sohwa ga makan Jidah siapin bekal dulu ya"
Sohwa :"Ngga usah jid kakak langsung ke kampus aja" ucapnya kemudian pergi
Sohwa. Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya dan abangnya ia menjadi kakak tertua sekarang di rumahnya. Ia juga memiliki toko hijab sendiri dan hasil design pun sendiri. Namun hasilnya pun juga pas-pasan. Ia juga menjadi salah satu tulang punggung keluarga dengan Thoriq. Sebenarnya ia cukup tertekan dengan keadaan keluarganya sekarang. Hal itulah yang menjadi sikapnya berubah.
Ia pun segera mengemudikan mobilnya menuju ke kampusnya. Setelah sampai kampus ia masih berdiam diri di mobil. Mengapa? Karena ia sedang menumpahkan seluruh air matanya, karena hanya dengan begitu ia menjadi lebih tenang. Tak beberapa lama ia segera menuju kelasnya karena akan segera dimulai
Sementara tadi Iyyah dan Sajidah diantar oleh Thoriq menuju kampusnya, sebenarnya kampusnya sama dengan kakaknya, namun Iyyah sedangkan Sajidah biasanya dengan Sohwa namun kali ini ia membiarkan kakaknya untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu tidak mau bareng dengan kakak nya itu
Sedangkan Thoriq. Mengapa Thoriq tidak kuliah? Karena ia lebih memilih untuk bekerja dan biarkanlah adik dan kakaknya yang menempuh pendidikan, karena dia juga harus memikirkan ekonomi keluarga mereka.
Jangan lupa vote dan komen ya
Terima kasih sudah membaca
Wuvvv u
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita ingin semuanya kembali
General Fictionkeluarga yang tadinya harmonis menjadi hancur