Part 14

639 35 5
                                    

Iyyah :"ini kak, Iyyah obatin ya"

Fatim :"Atim bantu kak" lalu mereka pun mengobati Sajidah

Sajidah :"auh, pelan-pelan dong"

Iyyah :"eh maaf kak"

Fateh :"ini itu gara-gara kak Sohwa tau gak!" ucapnya pada Sohwa

Sajidah :"Fateh cukup, ini bukan salah kak Sohwa"

Fateh :"kalo bukan kak Sohwa siapa kak? Buktinya aja kak Sohwa kenal sama dia"

Qahtan :"stop bang Fateh,  don't mistake each other"

Saleha :"bener kata Qahtan bang, kak Sohwa gak salah, kak Sohwa udah berusaha ngelindungi kita"

Sohwa :"udah-udah sayang, kakak gapapa kok" memeluk Qahtan dan Saleha

Brak....

Atta, Saaih, dan Thoriq sudah pulang

Thoriq :"astagfirullah apa yang terjadi?" melihat adek-adek kecil berada dalam pelukan Sohwa sementara Sajidah diobati oleh Iyyah dan Fatim dan terdapat pecahan beling di lantai

Sohwa :"kalian ke kamar ya" Qahtan, Saleha, dan Muntaz pun menuruti perinta Sohwa dan belum menyadari keberadaan Atta karena Atta datang di saat mereka sudah naik

Saaih :"kak, are u oke?" ucapnya pada Sajidah

Sajidah :"gapapa kok ih, kamu tenang aja" akhirnya selesai

Atta :"wa!" ucapnya menghampiri Sohwa kemudian memeluknya setelah itu Sohwa pun kembali terisak

Sohwa :"maafin Sohwa bang, belum bisa jaga adik-adik" masih berada dalam pelukan Atta dan terisak

Thoriq :"ini bukan salah kakak, dan sebenarnya apa yang terjadi kak?" menggenggam pergelangan tangan Sohwa

Sohwa :"auh, riq" merintih kesakitan

Thoriq :"maaf kak" kemudian melihat tangan Sohwa yang merah "ya ampun ini kenapa kak"

Sohwa :"gapapa kok, besok juga sembuh"

Iyyah :"gabisa kak, Iyyah obatin dulu" Iyyah mengobati luka Sohwa

Fateh :"emang kakak pantes dapet itu"

Atta :"Fateh jaga ucapan kamu" bentaknya

Fateh :"bang Atta bentak ateh cuman gara-gara dia?"

Sohwa :"udah lah bang" menggenggam tangan Atta

Fateh :"seharusnya yang kena tampar tu ka Sohwa tau gak, bukan kak Jidah"

Mereka pun malah semakin bingung sebenarnya apa yang terjadi? Apakah ada maling? Sementara Sohwa, hatinya teriris mendengar ucapan dari dari Fateh

Jidah :"tim bawa Fateh ke kamar"

Fatim :"iya kak" akhirnya ia pun membawa Fateh ke kamarnya

Atta :"jadi apa yang terjadi?"

Akhirnya Sajidah pun menceritakan semua yang telah terjadi, karena Sohwa masih terisak

Saaih :"gabisa dibiarin nih, gimana bang?"

Iyyah :"kasihan bang adek-adek tadi ketakutan"

Atta :"pokoknya kalian harus saling melindungi, dan harus ada 1 laki-laki yang selalu jagain adek atau kakak perempuan, ih, riq. Siap?"

Saaih dan Thoriq :"siap bang"

Atta :"kalian tidur gih, biar barang ini abang yang beresin"

Sajidah :"iya bang"

Iyyah :"Iyyah ke kamar dulu bang kak" karena kamarnya dengan Fatim

Sajidah :"ayo kak" membantu Sohwa berdiri karena kamarnya sama dengan Sohwa

Atta :"jangan terlalu dipikirin mim, biar itu abang yang nanggung" Sohwa membalasnya dengan senyuman

Akhirnya Atta, Saaih dan Thoriq membersihkan semua kekacauan yang berada di rumah. Setelah selesai beres-beres mereka menuju kamar masing-masing dan Atta berada di kamar Thoriq. Sedangkan Saaih sekamar dengan Fateh

Saat Saaih memasuki kamar ia melihat Fateh yang sudah tertidur dengan pulas, ia pun membenarkan selimut yang dikenakan Fateh

Saaih :"abang harap kamu gak benci kak Sohwa lagi teh" mencium pucuk kepala Fateh

Iyyah POV

Iyyah :"belum tidur tim?"

Fatim :"kakak tau gak siapa tadi?"

Iyyah :"kalo masalah itu kamu tanya aja sama bang Atta, karena bang Atta yang lebih tau. Dan kamu jangan salahin kak Sohwa tim"

Fatim :"apasih kak, kok malah bahas dia"

Iyyah :"dia itu kakak kamu, seharusnya kamu support dong bukannya malah membuatnya semakin tertekan"

Fatim :"apakah kak Iyyah tidak ngaca? Kak Iyyah dulu juga sangat membenci kak Sohwa"

Iyyah pun terkejut bukan main bagaimana cara Fatim membalikkan fakta sesuai kenyataan

Iyyah :"itu kan dulu tim"

Fatim :"udah ah, mending tidur" ia langsung merebahkan dirinya di kasur empuknya

Sohwa POV

Sohwa berkali-kali memejamkan matanya berusaha untuk tidur, namun itu semua tidak bisa. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan menuju arah balkon, padahal cuaca dingin tidak baik untuknya mengingat bahwa ia baru saja pulang dari rumah sakit dan adanya kejadian tadi malam

Sohwa :"oh Tuhan, mengapa engkau mengujiku dengan ujian seberat ini? Mungkin cobaan demi cobaan bisa kulalui. Tapi mengapa Fateh dan Fatim masih terus saja membenciku? Apa salahku sebenarnya? Apa karena aku kurang peduli padanya? Atau karena kesibukanku? Sebenarnya aku sibuk untuk mereka juga, hiks..." Umi, Abi apakah benar kalian sudah tiada? Mengapa secepat ini? Sebenarnya apa skenariomu?"

Sajidah POV

Sajidah :"kak" ia pun meraba tempat disampingnya namun tidak ada orangnya "kak" ia pun duduk "jam berapa sih"

Jam 03.30 dini hari

Apakah Sohwa belum tidur? Padahal waktu juga sudah cukup lama semenjak kejadian tadi sampai pukul 23.00. Ia pun berinisiatif menuju balkon, mungkin Sohwa berada di sana? Dan benar Sohwa berada di sana. Wait tapi mengapa kak Sohwa menangis? Itu hanya da di pikiranku

Sajidah :"kak? Masuk yuk, udaranya dingin lo" buru-buru Sohwa menghapus air matanya "tumpahin semua kesedihan kakak, tumpahan aja kak Jidah ngerti" ia mendekati Sohwa lalu memeluknya "tapi jangan sampai kakak nyakitin diri kakak lagi. Sekarang masuk yuk? Apakah kakak tidak mengantuk?"

Sohwa :"iya jid maaf" ia pun akhirnya masuk ke dalam kamar

Sajidah :"tangan kakak saja sampai dingin, sudah berapa lama kakak berada di luar? Kakak tidak ingat kakak baru aja pulang dari rumah sakit?"

Sohwa :"husst, kakak mau tidur" sengaja tidak mau mendengar ocehan dari adiknya itu yang sekarang menjadi cerewet padahal dulu dirinya lah yang annoying

Sajidah :"tidur nyenyak kak" ia menyelimuti Sohwa agar tidak kedinginan dan sedikit mengecilkan temperatur AC kamar mereka

Gimana nih next ga?
Jangan lupa vote dan komen ya
Wuvv uuu

 Kita ingin semuanya kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang