Keempat

112 86 80
                                    

Jangan datang memberi harap lalu pergi tanpa kabar. Bukannya apa, aku orangnya baperan.

***

Genta kini berada di sebuah cafe bersama teman-teman osisnya.

"Gimana Nta anak berandalan itu? Masih sering bikin ulah?" Tanya Sindi.

"Nama dia Naya" tegur Genta.

"Kayaknya lo makin deket aja sama dia." ujar Arum.

Genta menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

"Gue pernah liat lo bareng dia ke parkiran." lanjutnya.

"Jadi kalau gue jalan bareng Miss Luna ke parkiran, berarti gue deket sama dia?" tanya Genta. Miss Luna adalah salah satu guru bahasa inggris yang lumayan tua tapi masih suka centil dengan siswanya.

"Ya ngak gitu juga kali. Tau ah" ujar Arum pasrah.

"Dia udah ngak pernah bikin ulah?" tanya Arga.

"Sejauh ini sih, yang gue tau, aman-aman aja."

"Kayaknya adek gue yang satu ini udah bisa diandelin" ujar Tari bangga.

"Iyya dong. Genta ini." Ujar genta tertawa.

Mereka lalu melanjutkan pembahasannya seputar rencana kegiatan osis yang akan dilaksanakan.

Setelah selesai, Genta pamit untuk ketempat kerja.

Yah, Genta bekerja paruh waktu di sebuah kedai sebagai barista. Itung-itung bisa mengurangi beban orang tuanya.

"Akhirnya lo dateng juga" ujar seorang perempuan ketika Genta memasuki kedai yang cukup ramai itu.

"Maaf kak, tadi abis rapat osis dulu" Genta tersenyum menampakkan gigi rapinya lalu menuju keruang ganti.

"Lo jaga dulu yah, kak Gea mau ketemu sama temen dulu" ucap gadis bernama Gea itu.

"Temen atau Demen kak?" goda Genta.

"Anak bocah ngak perlu tau" balas Gea lalu keluar dari kedai.

Genta hanya tersenyum melihat anak bos nya itu yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

Genta sudah bekerja disini sejak lima bulan terakhir. Itupun karena ajakan dari Gea. Dia mengenal Gea karena Gea adalah kakak kelasnya di SMA dan dia cukup akrab dengannya. Dan tahun ini Gea lulus dan melanjutkan pendidikannya di universitas negeri.

"saya pesan cappucino dua yah. Meja nomor 36." ujar pelanggan yang baru datang

"Iya, ditunggu yah." Jawab Genta ramah.

***

"Non Naya mau dibikinin apa untuk makan malamnya?" tanya mbak Wiwi.

Naya yang tengah sibuk menonton film action sambil memakan cemilan yang ada di tangannya langsung menggeleng.

"ngak usah mbak, Naya mau makan di luar aja. Sekalian cari angin."

"Oalah, angin kok dimakan non. Mana kenyang atuh."

"Maksudnya Naya nanti mau keluar jalan-jalan sekalian cari makan."

"Oh gitu toh. Yaudah, mbak masuk dulu ya  non."

Naya hanya mengangguk menanggapi lalu kembali fokus menonton.

"Kok endingnya gini sih? Ngegantung banget" protes Naya melohat akhir dari cerita itu.

Dia lalu mematikan tv dan membereskan sisa cemilan yang tadi dimakannya. Ia memasukkan kembali minuman yang belum habis kekulkas lalu kembali ke kamarnya.

We Are OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang