Jika hadir dihiraukan. Namun ketika hilang, begitu diharapkan untuk hadir.
***
Seorang gadis tengah berdiri di depan cermin dengan rok hitam diatas lutut dan baju batik yang dikeluarkan. Pakaian itu selalu digunakan ketika hari rabu dan kamis.
Rambut panjangnya ia urai. Ia lalu mengoles sedikit pelembab ke bibirnya agar tidak kering.
Setelah semuanya selesai, ia beranjak turun untuk sarapan.
"Pagi Non Naya" Sapa Mbak Wiwi ketika melihat Naya menuju meja makan.
"Pagi Mbak" balas Naya tersenyum.
Naya lalu memakan nasi goreng yang sudah disiapkan oleh Mbak Wiwi.
"Non, ada paket lagi dari Nyonya."
Naya melirik kotak yang dibawa Mbak Wiwi. "Simpan depan kamar aja Mbak. Naya udah mau berangkat."
Naya mengambil tasnya lalu menuju ke mobilnya.
Selama perjalanan kesekolah, ia ditemani oleh musik yang ia putar dalam mobilnya.
Cuaca hari ini cukup mendung. Untungnya Naya membawa jaket jeans di dalam tasnya untuk berjaga-jaga jika ia kedinginan. Hanya untuk berjaga-jaga. Karena belum tentu jika mendung berarti hujan akan turun bukan?
"Naya" panggil seseorang ketika Naya turun dari mobilnya.
Naya berbalik melihat orang itu lalu menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya.
"Bareng yuk" ajak Genta tersenyum.
Naya mengerutkan alisnya. "kelas kita beda"
"kita kan bisa bareng sampai lantai 2"
"Terserah" ujar Naya lalu berjalan mendahului orang itu.
"Genta"
Merasa namanya dipanggil, Genta berbalik mencari sumber suara. Naya pun ikut berhenti dan berbalik.
"Kenapa Sin?"
Sindi melirik ke arah Naya lalu memutar bola matanya malas.
"Anak osis mau rapat"
"Kapan?"
"Sekarang. kita cuma nunggu yang lainnya datang"
Genta mengangguk. Dia lalu melirik Naya yang masih berdiri di tempatnya.
"Lo duluan aja, ntar gue nyusul" ujar Genta ke Sindi, lalu menghampiri Naya.
Sindi yang melihat itu mendengus kesal.
"Ayo!" ujar Genta kepada Naya.
"Ayo apa?"
"Ya ke kelas lo"
"Lo dipanggil sama nenek sihir noh!" ujar Naya melirik Sindi yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Udah, ntar gue nyusul" Genta menarik tangan Naya agar ikut berjalan.
Disepanjang perjalanan, banyak yang menatap mereka berdua. Ada yang menatap dengan tatapan iri, ada pula yang terang-terangan menatap tak suka melihat Naya bersama dengan Genta.
Genta memang termasuk siswa yang populer. Wajah tampan yang dimilikinya mampu memikat para siswi-siswi. Ditambah lagi, ia merupakan wakil ketua osis, sehingga ia semakin populer, baik dikalangan siswa maupun dikalangan para guru.
"Masuk gih!"
"Nggak lo suruh, gue juga bakalan masuk" Naya melenggang masuk meninggalkan Genta di depan pintu kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are One
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK! "Menurut lo cinta itu apa?" tanya seorang gadis. "Perasaan sayang seseorang kepada lawan jenisnya. Misalnya kalo kita cinta sama seseorang, orang itu akan lebih sering ada di fikiran kita, ja...