ego

464 28 4
                                    


"Rio ingin menikahi Alyssa secepatnya juga"

Ruang makan tiba-tiba mendadak hening dengan ucapan Rio.

Manda dan Zeth Haling menatap ragu anak nya itu. "kenapa? bukannya kalian sangat ingin aku menikahi Alyssa secepatnya?"

Mama Manda tersenyum, "tapi kenapa mendadak seperti ini? ada apa denganmu Rio?"

Rio membuang muka seperti tidak ingin ditanya lebih jauh.

"kamu kira Papa akan merestuinya secepat itu? Rio sikapmu sangat cepat berubah."

"Ini kesempatan kalian untuk menikahkan ku tanpa paksaan dengan anak sahabat kalian kan? jangan sampai aku berubah pikiran lagi Pa, Ma"

Zeth Haling tersenyum kecut. "Pernikahan bukan hal yang mudah Rio. Dari dulu kami ingin kamu serius dengan Ify, tapi kamu tidak memakai kesempatan itu dengan baik. Sekarang sikap kamu tiba-tiba berubah. atau jangan jangan ada masalah?"

Dahi Rio berkerut mendengar perkataan Ayahnya.

"Rio mau secepatnya. Jangan sampai Rio berubah pikiran!" ucapnya lagi tegas.

"Mama akan bicarakan ini terlebih dahulu dengan keluarga Ify. Tapi jangan sampai kamu mengecewakan keluarga kita Mario. Mama tidak akan memaafkan mu jika hal itu terjadi"

Rio bangkit dari kursinya dan segera meninggalkan ruang makan tersebut.


****** 



Bertahan nya aku saat ini...

Mencoba menahan gejolak rasa yang terus tumbuh indah dalam hati

Menghindari berbagai benturan agar tidak hancur leburMerasakan hebatnya kekuasaan cinta yang sebenarnya-Alyssa


****

Rio memasuki pekarangan rumah Ify sore itu.

setelah menunggu pintu dibuka, ah kebetulan sekali. Ify.

Mario menarik tanga Ify kasar, bermaksud ingin berbicara sesegera mungkin namun.. terlalu keras.

"Rio, kamu apa-apaan sih?" Ify terheran-heran dengan tingkah Rio.

"Dengerin gue! gue akan nihakin lo secepatnya."

Ify terperangah, "ma.. maksud kamu?" 

kenapa? secepat itu? ini sungguh aneh.

Rio memejamkan matanya, pikirannya menerawang jauh entah ini keputusan yang benar atau yang salah bagi dirinya.

"Gue ga terima bantahan dari siapapun. dan bukannya lo juga ingin gue nikahi? ini saatnya"

"tapi kenapa secepatnya ini Rio?"

"Oh lo udah gamau!? kenapa udah ga cinta? udah abis rasa sayang lo ke gue? Haha bagus kalo gitu. Kenapa ngga dari dulu-dulu!!"

"bu.. bukan gitu Rio. tapi.. ayo bicarakan dengan Mama dan.. Gabriel"

Rio menahan amarahnya, 

kenapa gue gini sih? bukannya lo bahagia kalo Ify menolak?

"dasar cewe munafik! kalo lo gamau, berhenti ngejar-ngejar gue! berhenti nyusahin hidup gue lagi! Gue tegaskan sekali lagi, Berhenti!"

sarkas Rio sambil menunjuk wajah Ify.

Ify menunduk dalam, matanya mulai memanas. ah, nangis lagi. berhenti Ify.


BUGG!

Satu tinjuan mentah dari seseorang yang tiba-tiba datang..


Gabriel.

"LO! Ga bisakah sedikit aja lo hargain Ify!?"Rahang cowo didepan Ify mengeras, matanya tetap menusukan pandangan tajam terhadapIfy."Masuk Fy! lo harus lupain cowo brengsek ini, Ify! Gue yang akan bicara denganMama untuk membatalkan rencana-rencananya untuk menikahkan lo dengan cowogila ini"


Mata Ify sudah berkaca-kaca,

"Ka Iel, gue butuh ngomong berdua sama Rio" pinta Alyssa


"Nggak akan gue beri izin!"

"ka, please. Gue gabisa kaya gini, gue egois, gue sayang Rio, gue mohon, ini kebahagian

terakhir gue" Gabriel tidak bisa menolak permintaan Ify, adik semata wayangnya.

Gabriel mendekat ke arah Ify, memeluknya erat, mencium puncak kepala Ify. Ify

menangis sejadi-jadinya dipelukan Gabriel.

"ini jadwal lo Check Up. gue tunggu lo di mobil, segera" Ify mengangguk sambil melepas pelukannya terhadap Gabriel.

Gabriel berjalan menjauh dari Ify dan Rio

Rio, seorang cowo angkuh, tidak peduli keadaan sekitar, yang ia tahu, dunia tidak akann

pernah memberikannya kebahagiaan sedikitpun terhadap hidupnya.

"Bibir kamu berdarah, kamu harus diobatin" kata Ify sambil menarik tangan Rio

Rio menepisnya

"Apa yang lo mau dari gue?"

Ify terkesiap dengan pertanyaan Rio

"ma.. maksud kamu apa?"

"katakan apa mau lo!" padangan Rio sangat sulit diartikan

"gue.. gue gak ngerti apa maksud lo"

"brengsek!" rio meninju keras tembok disebelahnya, menyebabkan buku-buku jari Rio

memerah lebam.

"rio! Tangan lo bisa luka!" ify menarik tangan Rio

"gausah so peduli! Lo hanya mempersulit hidup gue"

Rasanya Ify ingin menangis sekeras-kerasnya saat itu juga

'jangan Ify, jangan nangis'

"duh, Rio. Besok hari jadi kita yang ke 2 tahun lho, masa kamu ga mau kasih aku sesuatu?"

"percaya diri banget lo! Kalo aja orang tua gue ga nyuruh gue untuk nyenengin lo, gue ngga

akan pernah mau jadiin lo pacar gue"

Ify tersenyum

"tapi aku sayang kamu. Mama Manda percaya kita akan jadi pasangan bahagia nantinya"

"lo sudah gila! Jangan-jangan mama gue ngomong gitu juga karna dia tau lo kurang penyakitan"

Ify tertawa, tidak dapat dipungkiri, matanya menyiratkan kesedihan

"jangan ngomong gitu, nanti kalo waktunya kamu sayang sama aku, nyesel lho"

"cih! Tolong turunkan percaya diri lo!"

"buat apa? Kalo akhirnya gue yakin lo akan sayang sama gue, Yo. Gue sayang lo," Ify

berniat meninggalkan Rio, tapi sebelumnya, dia mendekati Rio dan sedikit berjinjit mencium

pipi kanan Rio. Rio termenung, irama jantungnya tidak dapat disembunyikan lagi.

'shit. Ada apa dengan gue' batin Rio

"Bye sayang, pulang dan bersihkan lukamu. Nanti aku akan segera

mengabarimu" Ify melangkah menuju mobil Gabriel dengan tersenyum meninggalkan Rio yang masih mematung di tempat.

****

TAAADAA!!

coba tolong tebak ; kira-kira Rio udah sayang sama Ify belum sih? xD

VOTE dan COMMENT please!

thank you for always support this -kinda weird story xx

-R

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang