2 (Pria di kereta dan Payung L)

25 6 1
                                    

Saat Rina dan Mama Rina berbincang di kantor Mamanya. Palguna mimisan. Segera mengambil tissue dan mencari perawat yang ada.

.
.

《Di ruangan tunggu》

"Mana Palguna?" Rina yang bingung Palguna gak ada.

《Suara hp》》apanya aku, tanpa dirimu~

"Dari palguna! ,, Na! Kamu di mana?" Suara hp dari Rina, langsung menjawab panggilan.

"Owh, ini aku di ruang perawatan bersama perawat," suara Palguna yang tetdengar dari hp Rina yang sudah di besarin suaranya.

"Di mana tuh Ma?" Tanya Rina.

"Oh, itu di ruang depan, dekat dengan kantor mama,"

《Di ruang perawatan》
"Palguna! Hiks! Nana mari pulang. Ini pasti karena kelamaan di ruangan ber Ac kan.," tampak sedih di wajah Rina.

"Aah oke," kataku.
Setelah mamanya Rina berbincang dengan suster perawat. Mamanya Rina memberiku kantong putih yang tebal.

"Apa ini tante?" Tanyaku sambil memegang kantong putih tersebut.

"Ooh itu sebenarnya gaji bibi dan ada sedikit plusnya juga. Katanya, Rina mau nginap di rumah mu ya? Lebih baik terima uang itu karena Rina itu suka makan, dan itu ada biaya untuk listrik juga dan agar kamu sehat ada sedikit uang biaya pengobatan kamu. Lebih baik kamu terima daripada kamu sakit-sakitan berteman dengan anakku dan lebih baik ambil uang semuanya untuk kamu kalau kamu gak mau berteman lama dengan Rina," ancaman Mama Rina yang sedikit aneh.

"Mama apaansih? Kok ngeri kali?" Tanya Rina yang gak enak hati

"Aah baiklah,"jawabku dengan cepat.

"Apa?" Tanya kembali sambil terkejut.

"Diam kamu ini. Masa kamu gak tahu kalau Palguna suka bercandaan kayak gini dan siapa juga yang mau berteman lama dengan anak bodoh kayak kamu ini," canda mamanya Rina.

"Mama, betulnya mamaku gak sih?" Pertanyaan ke3 kali dari Rina

"Baiklah, kalau begitu aku daftar pengobatanku dulu di rumah sakit," kataku pada Rina

"Oh baiklah," jawab Rina

《Di kereta, menuju desa Orn》
Kami sedang berbincang  sambil duduk di kursi kereta dan aku memakan roti yang baru aku beli di stasiun.

"Hei, hei. Palguna! Nana! Kamu menghabiskan uangnya untuk daftar pengobatankan? Kamu harus menghabiskannya biar aku minta lagi pada ibuku. Pastikan benar-benar habis!" Tegas Rina sambil di akhir kalimatnya. Rina menggenggam erat tangan kanannya, seperti batu, dan menghentakkannya ke atas tangan kirinya, seperti kertas.

"Yang kanan kalah dan yang kiri menang," kataku yang melihat tangannya seperti main batu, kertas, gunting.

"Huh? Apa?" Tanya Rina.

"Itu lenganmu seperti," karena aku lagi makan 'roti paha ayam' aku melirik saja ke tangannya.

"Apa? Huh? Yang kanan kalah dan yang..," sepertinya Rina lagi loading di pikirannya.

"Apa? Nana! Ini bukan permainan suit!" Rengek Rina "Aku serius kamu habiskan saja uangnya nanti aku tinggal minta lagi atau minta dengan Papa! Jika juga tidak di kasih aku bisa jual aksesorisku dan peralatan make up ku, jadi harus kamu habiskan uangnya, ya?(!)" Tegas Rina.

"Nana? Hahhaha lucu sekali. Hahaha," tawa kecil dari pria di depan duduk kami. Pria itu sedang bermain hp. Tempat duduk di kereta ini ada meja dan tempat duduknya saling berhadapan dari dua sisi. Rina ingin memastikan perkataan pria di depan kami untuk siapa tapi karena aku hanya diam dan menahan Rina dengan tangan kananku. Jadi Rina juga membiarkan saja, mana tahu kami hanya salah paham. Setelah diam beberapa detik aku melanjutkan percakapan dengan Rina.

THE TRUE STORY OF"two" STORIES ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang