4 (Tepati janjimu, berikan tongkat itu)

26 6 2
                                    

Aku terbangun di ruangan kontruksi yang sudah lama di tinggalkan. Aku diikat di tangan dan di kaki beserta mulutku di tutup dengan perban.

《Suara tamparan di pipi》plak! Plak!
"Hei! Bangun! Khekeke," suara pria yang tidak lagi asing itu sedang tertawa dan menampar pipiku dengan bahagia. Aku bisa melihat darah yang menempel di tangannya.

"Kamu sudah bangun? Apakah kamu tahu siapa aku?" Dia membuka perban di mulutku dan saat itu juga, keluar darah dari lubang telingaku, aku bisa merasakannya.

"..."
Plak! Plak!

"Aku tahu kamu sudah mengetahui siapa diriku sejak di kereta, bukankah begitu!" senyumnya. Sambil menjambak rambutku dan membuang daun sirih di hidungku. "Seharusnya kamu tidak pakai narkoba, Nana~" maksudnya daun sirihku.

"Hayoo siapa aku?"

".."

Plak! Plak!
Plak!

"Oh tolonglah jawab aku Nana! Apakah aku harus menculik jalang itu dan memotong tubuhnya di depanmu?" Dia menarik rambutku ke arah mukanya, agar kami bisa saling menatap. Hidungku sudah keluar darah lagi, aku tersenyum. Terasa pipiku sakit seperi ada goresan dan aku bisa merasakan darah dari hidung tadi mengenai mulutku.

".., hahaha! Baiklah! Aku menyerah,,, Jack si pembunuh kelingking dan pemerkosaan! Pembunuh berantai! Khe,hehehe" Walaupun terasa sangat sakit di wajahku, tapi aku tidak bisa berhenti tersenyum untuk mengatakan hal tersebut. Rasanya lucu aja, makanya aku sedikit tertawa.

"Ting! Tong! Benar sekali~ Hahaha! Kamu bahkan tahu itu? Kenapa diam saja? Apakah kamu juga mau main denganku? Akan ku beri tamparan sebagai jawabanmu yang benar"

Plak!
"Aa--akkh,"

Plak!
"Dan ini tamparan karena kamu yang ingin bermain denganku dengan tampang mengesalkan itu!"

"Siapa yang mau bermain denganmu? Gedung ini akan roboh sebentar lagi! Apakah kamu tidak baca *MCGC(plesetan nama dari BMKG)?"

Plak!
《Suara cutter》ssrrrrt~

"Apakah aku harus memotong kelingkingmu sekarang?"

"Hahahaha," aku hanya bisa menggeleng dan mengedipkan mataku karena sudah sakit di pipiku.

"Apa matamu sakit? ... Lihat ke mana kamu?" Dia langsung melirik ke samping. Ternyata ada tongkat di sana.

"Aah! Sepertinya sebelum bermain yang lebih enak, apakah kamu mau bermain dengan tongkat itu dulu?" Jack langsung mengambil tongkat kayu itu
.
.

《Suara tongkat yang diketuk ke tanah》 tak,,tak,,tak,,

Dia mengambil posisi seperti posisi bermain golf dan sebelum dia pukul ke arahku, langsungku katakan apa yang ada di otakku untuk menghentikan pukulan kayu itu mengarah padaku.

"Bisakah kita berdiskusi dulu?" Dia masih di posisinya, sepertinya dia tidak tertarik berdiskusi. Apa yang harus kulakukan agar dia tidak pemukul kayu itu mengarah kepadaku. Aku mengatakan semua yang ada di otakku, ini cukup sulit, dan akhirnya,,,

"Kamu fansnya Rina!"

"Apa?" Seringainya dan memberhentikan tongkat yang di ayunnya.

"Teruskan! Jika kamu bisa jawab akan ku beri tongkat ini padamu," tatap matanya yang tajam.

"Saat kamu menargetkan,, Rina. No 8. Tidak sengaja aku ada di sana dan menghancurkan rencanamu!"

"Hahaha! Bukankah ini sangat mudah? Rina bukanlah no.8, No.8 adalah jalang yang lain si Sena artis hiburan. Rina adalah No 9,"

THE TRUE STORY OF"two" STORIES ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang