Bagian 1

152 82 57
                                    

    Tepat pukul 05.30 WIB Freya sampai di depan sekolah. Tulisan SMA Bakti Angkasa terpampang jelas di depan matanya. Karena asik berkhayal dia teringat jika akan di adakan briefing sebentar lagi. Freya pun melewati pintu gerbang sekolah tersebut. 
   Dia berjalan menuju ruang panitia MPLS dengan tergesa-gesa. Saat sedang  berlari dia tidak sengaja tersandung kaki nya sendiri hingga akhirnya dia terjatuh. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang terjulur untuk membantunya. Karena Freya tak kunjung berdiri, akhirnya tangan itupun menarik tangan Freya.

“Makan nya tali sepatu tuh di tali yang bener kan lo jadi jatoh.” ucap lelaki itu sambil membenarkan tali sepatu Freya. Ya ternyata dia adalah Raka Arsen  Adhitama. Teman satu organisasinya yang diam-diam dia sukai.

“Gue udah tali yang bener tadi, tanya aja ke talinya kenapa bisa lepas.”
Tanpa membalas perkataan Freya tadi, Raka menarik tangan Freya untuk di bawa ke UKS.

“Lo mau bawa gue kemana?” tanya Freya.

“Uks.” jawab Raka.

“Lah ngapain? Kan kita bentar lagi ada briefing.”

“Lo gak liat apa kaki lo luka. Udah tinggal ikutin gue aja bawel amat.” omel Raka.

  Saat sampai di UKS Freya duduk disebuah kursi. Raka mengambil  kotak yang berisi peralatan obat-obatan itu. Lalu dia mengambil sebuah tisu yang sudah dibasahi untuk membersihkan terlebih dulu luka nya. Freya hanya terdiam melihat bagaimana telatennya Raka mengobati kaki nya itu. Sesekali dia juga merintih kesakitan saat luka itu terkena  betadine. Dia ingin sekali berteriak karena merasa perih, tapi dia harus menjaga image di depan Raka karena dia seorang ketua PMR. Kan malu jadinya seorang ketua PMR menjerit kesakitan saat sedang diobati.

“Udah selesai ayo kita ke ruangan bentar lagi briefing di mulai.” Ujar Raka sambil melihat hp nya.
Freya tidak sadar kalo ternyata Raka sudah membereskan semua peralatan P3K tersebut.

“Oke ayo, gue gak mau kena hukuman karena telat dateng.” Ucap Freya.

Saat sampai di ruangan ternyata sudah banyak panitia yang berkumpul. Freya mencari kedua sahabatnya yang kebutulan juga sama-sama aktif di organisasi. Ternyata mereka duduk dipojokan, Freya pun menghampiri mereka.

“Hai, sorry ya gue telat. Tadi ada insiden yang bikin gue seneng hehe.” Freya pun duduk diantara kedua sahabatnya.

“Insiden apaan? Eh btw ko lo bisa dateng barengan sama Raka sih?” tanya Darra. Yapss Lala Alecia Darra yang biasa di panggil Darra ini, sahabat Freya yang menjabat sebagai Ketua Eskul Padus dan merupakan orang yang sangat bawel.

“Nanti gue cerita deh kalo break, gak mungkin kan kalo sekarang gue cerita bahaya banget.” Ucap Freya. Briefing pun dimulai, semua panitia sibuk memperhatikan arahan dari Kepala Sekolah agar acara bisa berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Setelah itu seluruh panitia berdoa bersama dan tidak lupa mempersiapkan diri dengan tugas nya masing-masing.

  Freya pun keluar dari ruangan untuk melihat suasana dilapang, ternyata sudah banyak murid baru yang berdatangan. Tidak lama datang seseorang di samping Freya, dia adalah Aryasatya Daffa yang biasa dipanggil Arya.

“Hai Frey.” Sapa Arya.

“Hai Ar.” balas Freya.

Sempat terjadi suasana canggung diantara mereka. Mungkin karena Arya yang dari kelas 10 mengejar-ngejar Freya tapi selalu ditolak oleh gadis itu.

Wait For meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang