Seseorang memasuki kamar Freya, dia langsung menarik selimut yang masih membungkus tubuh mungil itu.
"Bangun lo cepetan." ucap seseorang itu.
"Ihh apaan sih bang masih ngantuk. 5 menit lagi deh." Ya dia adalah bang Ferdy kakak kedua Freya. Freya mempunyai kakak kembar, tapi heran dengan sikap mereka berdua yang betolak belakang. Yang satu kalem dan yang satu sangat menyebalkan.
"Gak, 5 menit lo tuh 1jam kemudian. Cepetan bangun kalo ga gue bilangin ke ayah kalo lo kemarin pingsan." ancam Ferdy.
Kenapa Ferdy mengancamnya seperti itu? Ayolah ayah mereka adalah seorang dokter, dan jika ayah nya tau kalau anak perempuan nya sakit bisa-bisa dia tidak sekolah sekarang. Walaupun keadaan nya sudah baik pun ayah nya tidak akan mengizinkan untuk berangkat ke sekolah kecuali untuk kedua anak laki-laki nya."Rese lo iya ni gue bangun." kesal Freya. Freya tidak heran jika abang nya mengetahui hal tersebut, karena pasti salah satu sahabat nya yang memberi tahu dia. Darra dan Ferdy adalah sepasang kekasih, mereka sudah lama saling suka tapi Ferdy baru menyatakan perasaan nya saat Darra baru menduduki kelas X.
Saat Ferdy sudah keluar dari kamar Freya, dia langsung bergegas mandi dan tidak lupa untuk sholat. Tepat pukul 5.30 dia sudah siap dan turun ke bawah untuk makan pagi bersama.
"Pagi bunda, ayah, bang bian." sapa Freya sambil menarik kursi untuk duduk disebelah bunda nya.
"Pagi sayang." ucap bunda dan ayah berbarengan.
"Pagi juga Frey." ucap Febian.
"Ko lo ga sapa gue sih? Gue kan abang lo juga." kesal Ferdy.
"Oh lo mau disapa sama gue? Sayang gue nya gak mau nyapa lo." ketus Freya.
"Eh dasar ade laknat lo gak sopan sama gue, giliran sama Bian lo sopan banget."
"Ya suruh siapa lo jadi abang nyebelin banget."
"Udah udah kalian ini masih pagi udah ribut aja." ujar sang Ayah.
"Bang Bian duluan yang ngajak ribut." bela Freya.
"Eh apaan lo duluan anjir yang suka ngajak gue ribut." ujar Bian tak mau kalah.
"Bian bahasanya ya, gak boleh gitu dia adik kamu." omel sang Bunda.
Baru saja Freya merasa senang karena ada yang membela, tapi ternyata dia juga kena omel sang bunda.
"Kamu juga Freya, kalo abangnya ngusilin udah gak usah diladenin."
"Iya bun maaf." ucap Freya.
"Udah ayo kita makan, nanti kalian telat." ujar sang Ayah. Saat makan tidak ada yang berbicara sedikitpun. Itu sudah menjadi kebiasaan dikeluarga mereka saat waktunya makan tidak boleh berbicara. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Karena jarak sekolah yang lumayan memakan waktu sekitar 20 menit akhirnya Freya pamit untuk berangkat.
"Ayah, bunda udah jam 6 Freya berangkat ya, Assalamualaikum." pamit Freya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Walaikumsalam hati-hati ya sayang." ucap sang bunda dan ayah.
"Bian sama Ferdy juga pamit ya yah, Assalamualaikum." pamit Bian.
"Walaikumsalam hati-hati ya bang."
Tiap hari Freya selalu diantar oleh kedua abangnya. Karena kebetulan jalan menuju SMA Freya dan tempat kuliah kedua abang nya searah. Freya beruntung memiliki kedua abang seperti mereka, ya walaupun si Ferdy sialan itu suka banget menjahili Freya.
"Frey nanti pulang jam berapa?" tanya Bian.
"Kaya biasa bang jam 2, tapi kayanya nanti mau ada kumpulan Osis bentar deh. Kenapa bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait For me
Teen FictionJudul awal [RAKA] Kisah seorang gadis cantik bernama Freya Kirana Humeera. Dia menyukai teman satu organisasi nya sekaligus teman seangkatan. Ia bernama Raka Arsen Adhitama. Sudah sejak kelas 11 dia memendam rasa suka nya pada Raka. Hingga suatu ha...