Suara ketukan pintu terdengar oleh Freya. Sejak sepulang sekolah tadi ia belum keluar kamar sama sekali. Hal itu membuat kedua abang nya keheranan. Akhir nya Bian dan Ferdy pun memutuskan untuk pergi menemui Freya dan membujuk nya untuk makan malam.
"Freya bukain pintu nya dulu dong. Bang Bian sama bang Ferdy mau masuk." bujuk Bian.
Karena Freya kasihan dengan kedua abang nya, dengan sangat terpaksa akhir nya ia membukakan pintu untuk mereka berdua.
Ceklekk suara pintu terbuka.
"Masuk bang."
Kedua abang nya pun masuk sambil meneliti tiap sudut kamar Freya. Rasa nya mereka kangen sekali tidur bertiga dalam satu kamar. Sudah lama mereka tidak seperti itu, mungkin nanti mereka akan melakukan nya kembali.
"Sini duduk sini." ucap Ferdy sambil menepuk-nepuk kasur diantara mereka berdua.
"Adik abang kenapa? Ko keliatan nya cemberut terus? Lagi ada masalah?" tanya Bian sambil mengelus rambut Freya.
"Gapapa ko bang." ucap Freya.
"Jangan bohong Frey, sini cerita aja gapapa ko gak detail banget. Yang penting kita tahu masalah nya apa dan bisa ngasih kamu saran." ujar Ferdy.
Freya tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi dia ingin sekali bercerita, tapi di sisi lain dia ingin memendam nya. Setelah berpikir lagi akhir nya Freya menceritakan kejadian itu semua. Setelah selesai bercerita Freya merasa sedikit lega. Ternyata tidak ada salah nya juga bercerita ke mereka.
"Jadi kamu kaya gitu gara-gara Raka?" tanya Bian.
Freya hanya mengangguk.
"Dia gak ada penjelasan gitu ke kamu kenapa dia sampe lupa gitu?" tanya Ferdy.
"Engga bang."
"Tapi kamu sempet telefon dia kan?" tanya Bian.
"Iya, tapi pas Freya udah selesai ngomong langsung Freya matiin."
"Kamu gak ngasih waktu buat Raka ngomong?" tanya Ferdy dengan nada sedikit heran.
"Engga bang."
"Aduh Freya, Freya." ucap Bian dan Ferdy serempak.
"Seenggak nya kalo kamu sebel sama Raka, biarin dia kasih penjelasan dulu. Siapa tau dia telat karena ada piket, atau kerja kelompok sampai lupa ngabarin kamu dulu." ucap Ferdy.
"Iya bener kata Ferdy, dan pas kamu nelefon siapa tau kan Raka bisa ngejelasin. Abang juga tau kalo di sini Raka juga salah karena gak ngabarin dulu. Tapi kamu juga gak harus kaya gini." jelas Bian.
"Sekarang Raka ngabarin kamu ngga?" tanya Ferdy.
"Ngabarin tapi gak Freya bales chat nya, telfon juga gak diangkat."
"Gimana kamu bisa tahu alesan dia kalo kamu aja gak ngebales chat dan angkat telfon nya." ucap Bian.
"Sekarang gini Frey. Kalo kamu emang serius pengen buka lembaran baru sama Raka, sekarang kamu juga harus dengerin alesan Raka dulu kenapa dia bisa lupa. Turunin sifat ego kamu, kalo kamu tetep mertahanin ego kamu sampai kapan pun gak akan kelar-kelar." jelas Ferdy.
"Nanti kamu pikirin lagi ya. Ayo sekarang kita makan bunda sama ayah udah nunggu." ajak Bian.
**
Saat sudah selesai makan malam Freya kembali ke kamar. Dia duduk disebuah ayunan rotan di balkon kamar nya. Dia kembali mengingat semua perkataan kedua abang nya. Mereka benar, Freya harus mendengarkan penjelasan Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait For me
Teen FictionJudul awal [RAKA] Kisah seorang gadis cantik bernama Freya Kirana Humeera. Dia menyukai teman satu organisasi nya sekaligus teman seangkatan. Ia bernama Raka Arsen Adhitama. Sudah sejak kelas 11 dia memendam rasa suka nya pada Raka. Hingga suatu ha...